Menuju konten utama

Defisit Neraca Dagang Indonesia Januari-September USD 1,945 Miliar

Indonesia alami defisit neraca perdagangan per September 2019 sebesar 0,165 miliar dolar AS.

Petugas mengendarai sepeda saat melakukan pengecekan Refinery Unit V, Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (22/7/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca perdagangan Indonesia per September 2019 berada dalam posisi defisit 0,165 miliar dolar AS.

Nilai itu diperoleh dari selisih ekspor senilai 14,097 miliar dolar AS dan impor senilai 14,258 miliar dolar AS.

Berdasarkan perhitungan BPS ini, neraca perdagangan Januari-September 2019 masih defisit di angka 1,945 miliar dolar AS. Nilainya lebih landai secara year on year (yoy) yaitu 3,815 miliar dolar AS.

"Antara ekspor dan impor September 2019, kita defisit 0,16 miliar dolar AS. September tahun lalu kita masih surplus 350 juta dolar AS. Angka pertumbuhan ekonomi akan terpengaruh oleh kondisi selama Juli-September 2019,” ucap Kepala BPS, Suhariyanto, Selasa (15/10/2019).

Suhariyanto juga menyatakan kinerja neraca perdagangan bulan lalu disebabkan karena adanya penurunan ekspor pada komoditas migas dan non-migas.

Untuk migas, BPS mencatat penurunan ekspor minyak mentah 33,65 persen dan gas turun 11,04 persen. Namun, ekspor hasil minyak masih naik 39,9 persen.

Sementara itu, dari pos non-migas, BPS mencatat ada penurunan ekspor komoditas pertama HS 71, kendaraan dan bagiannya HS 87, dan pakaian bukan rajutan HS 62.

Penurunan juga terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan nabati turun 18,76 persen yoy karena penurunan tajam harga komoditas.

Di samping itu, penurunan ekspor juga terjadi dari pos pertambangan sebanyak 13,03 persen mtom dan 14,82 persen yoy untuk produk batu bara, bijih tembaga, sampai seng.

Salah satu sebab penurunannya karena harga batu bara dibandung tahun lalu turun cukup tajam.

“Ekspor Spetember 2019 turun tajam 5,74 persen dari tahun lalu,” ucap Suhariyanto.

Pada September 2019, ekspor berada di angka 14,097 miliar dolar AS. Nilai ini turun 1,29 persen secara month to month (mtom) dari Agustus 2019 senilai 14,281 miliar dolar AS. Namun jika dibandingkan dengan September 2018, turun lebih dalam 5,74 persen dari 14,956 miliar dolar AS.

Lalu impor September 2019 tercatat di angka 14,26 miliar dolar AS. Nilai ini turun tipis di angka 0,63 persen secara month to month (mtom) dari Agustus 2019 senilai 14,169 miliar dolar AS. Namun jika dibandingkan dengan September 2018, turun 2,41 persen dari posisi 14,610 miliar dolar AS.

Impor migas September 2019 turun, disumbang penurunan impor minyak mentah 20,95 persen meskipun gas dan hasil minyak masih naik.

Kenaikan impor terjadi akibat peningkatan di pos non-migas yang naik 1,02 persen. BPS mencatat komoditas serelia (HS 10), kapal laut dan bangunan terapung (HS 89), dan kendaraan dan bagiannya (HS 87) memiliki peningkatan terbesar selama September 2019.

Di pos konsumsi, BPS mencatat ada peningkatan impor kendaraan berbentuk station wagon dan sport car yang berkontribusi peningkatan impor konsumsi. Sisanya, ada peningkatan impor barang modal seperti komputer hingga mesin dan perlengkapan.

“Komposisi impor gak berubah didominasi bahan baku 71,94 persen diikuti barang modal dan konsumsi,” ucap Suhariyanto.

Baca juga artikel terkait NERACA PERDAGANGAN atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali