Menuju konten utama
Pilgub Jabar 2018

Dedi Mulyadi Hadiri Peringatan Sumpah Pemuda Bareng PDIP Jabar

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi hadir pada peringatan Hari Sumpah Pemuda Tahun 2017 yang diadakan DPP PDI Perjuangan di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung.

Dedi Mulyadi Hadiri Peringatan Sumpah Pemuda Bareng PDIP Jabar
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto berjabat tangan dengan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Iwa Karniwa, Dedi Mulyadi, Deddy Mizwar, Irjen Pol Anton Charliyan dan Agung Suryamal saat Silaturahmi, Rabu (25/10/2017). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

tirto.id - "Hidup Pak Dedi, hidup Pak Dedi, hidup Pak Dedi!"

Dedi Mulyadi yang memakai pakaian berwarna putih dan peci hitam langsung disambut dengan riuh teriakan namanya dan tepuk tangan para kader dan pengurus partai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Jawa Barat. Sabtu (28/10/2017) ini Dedi menghadiri peringatan Hari Sumpah Pemuda Tahun 2017 yang diadakan DPP PDI Perjuangan di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung.

Istri Gubernur Jawa Barat yakni Netty Prasetiyani Heryawan juga menghadiri acara ini, bahkan Netty yang mengenakan kebaya dan kerudung merah sempat dipuji oleh Ketua DPD PDIP Jawa Barat Tb Hasanuddin.

"Di ruangan ini kita juga kedatangan tamu istimewa yakni Teh Netty Heryawan, beliau lebih cantik karena berkerudung merah, semoga ini awal dari segalanya," ujar Tb Hasanuddin kepada Antara.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Sekda Jawa Barat Iwa Karniwa dan Ketua DPRD Jawa Barat yang juga Ketua DPD Banteng Muda Indonesia Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari dan mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat juga menghadiri acara ini.

PDIP memang sejak beberapa hari yang lalu telah memberikan sinyal positif mengenai kemungkinan mendukung Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk maju di Pilgub Jabar 2018. Salah satunya muncul dari pernyataan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang menilai gagasan Dedi yang disampaikan di acara Curah Gagasan PDIP Jabar, Rabu (25/10/2017), dibutuhkan untuk membangun Jawa Barat.

Hasto menjelaskan, seluruh gagasan Dedi, mulai dari politik kebudayaan, politik anggaran, politik ekonomi hingga ikhtiar menerapkan kebijakan yang lain, mengedepankan pemerataan bagi seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Barat. "Jadi konektivitas antardaerah memang harus dipikirkan," imbuhnya.

Meskipun memberi penilaian positif, Hasto menegaskan pendapatnya mengenai gagasan Dedi tidak berkaitan dengan keputusan PDIP di Pilgub Jabar. Delapan tokoh, yang menghadiri acara Curah Gagasan PDIP Jabar, menurut Hasto, berada dalam posisi politik yang sama. Artinya, peluang mereka sama besar untuk menerima dukungan dari PDIP.

Menurut Hasto, PDIP akan mengumumkan pasangan Cagub-Cawagub Jawa Barat, yang didukung partainya, setelah penentuan kandidat untuk Pilgub Bali, Maluku Utara dan Papua.

"Bulan depan kami sudah bisa mengerucutkan nama-nama itu dan sudah bisa diumumkan ke publik," kata Hasto di Bandung. "Skala prioritas kami, PDIP mengumumkan untuk Sulsel dan Jatim, lalu kami bergeser ke Bali, Papua, Maluku Utara dari situ kami akan bergeser kembali ke Jawa."

Menurut dia, PDIP tidak ingin terburu-buru menetapkan kandidat di Pilgub Jabar karena menunggu momentum tepat. "Kami mencermati pemilih Jabar yang kerap berubah di saat-saat terakhir," katanya.

Dukungan PDIP memiliki pengaruh besar bagi siapapun kandidat di Pilgub Jabar sebab menguasai 20 kursi di DPRD. Jumlah itu cukup untuk mengusung pasangan Cagub-Cawagub Jabar tanpa berkoalisi dengan partai lain.

Baca juga artikel terkait PILGUB JABAR 2018 atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Politik
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan