tirto.id - Gemerlap Itaewon malam itu 29 Oktober 2022 berubah menjadi malapetaka, ketika ratusan orang meninggal dalam pesta Halloween.
Ribuan orang yang berkumpul di kawasan populer itu, berjubel-jubel memadatinya hingga berdesak-desakan dan terjebak di sana.
Kekacuan mulai terjadi ketika kerumunan semakin rapat, dengan beberapa saksi mengatakan mereka sulit untuk bernapas dan tidak mungkin bergerak.
Korban jiwa tak dapat dihindarkan ketika ratusan orang terhimpit, mengalami sesak nafas, kekurangan oksigen, hingga meninggal dunia.
The Korea Herald melaporkan, sebanyak 154 orang tewas dan 103 orang terluka akibar peristiwa ini. Diduga, penyebab jatuhnya banyak korban adalah karena berdesak-desakan dan terinjak kerumunan pengunjung.
Melansir ABC News, Selain tragedi Itaewon, setidaknya terdapat beberapa tragedi kerumunan massa di dunia, yang juga menyita perhatian dunia. Berikut daftarnya.
Daftar Tragedi Kerumunan Massa di Dunia
20 Februari 2003
Kembang api panggung yang dinyalakan selama konser Great White di klub malam Station di Warwick, Rhode Island, memicu kebakaran yang menewaskan 100 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya.
31 Agustus 2005
Setidaknya 640 peziarah Muslim Syiah di Baghdad tewas ketika sebuah pagar di jembatan runtuh selama prosesi keagamaan, hingga banyak orang terjatuh ke Sungai Tigris.
4 Februari 2006
Setidaknya tujuh puluh delapan orang tewas dalam kepanikan yang terjadi di PhilSports Arena di Manila, Filipina, saat mereka sedang menunggu audisi variety show TV.
30 September 2008
Sedikitnya 168 orang tewas dan 100 lainnya terluka ketika ribuan peziarah Hindu terjebak dalam kepanikan di sebuah kuil di Jodhpur, India.
22 November 2010
Lebih dari 340 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam sebuah kepanikan yang terjadi di festival di ibukota Kamboja, Phnom Penh.
5 November 2021
Para penggemar di festival musik Houston naik ke panggung saat penampilan rapper Travis Scott, memicu kepanikan yang menyebabkan 10 orang tewas dan banyak lagi yang terluka.
1 Oktober 2022
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang menewaskan 132 orang dan ratusan lainnya luka-luka, setelah polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton usai pertandingan sepakbola.
Kepanikkan terjadi hingga ratusan orang berlarian berkerumun menuju pintu keluar dan terhimpit hingga meninggal dunia.
Bagaimana Cara Bertahan di Kerumunan Massa?
Kerumunan massa bisa jadi sangat berbahaya bagi siapapun, apalagi ketika terjadi kepanikan, berdesak-desakan, saling dorong, bahkan terjatuh dan terinjak.
Potensi kekurangan oksigen membuat seseorang sulit bernafas, dan bergerak, hingga menyebabkan lemas. Lalu, apa yang harus dilakukan jika terjebak di kerumunan massa?
1. Tetap berdiri
Melansir The Washington Post, setelah kerumunan berhenti bergerak, prioritas Anda adalah tetap berdiri, menjaga lengan agar tidak terjepit di samping, melindungi dada, dan menghemat oksigen.
Untuk tetap berdiri, Anda perlu menguatkan diri tetapi juga bergerak dengan kerumunan daripada mendorongnya.
Kerumunan yang padat dapat melonjak, beriak, dan bergerak dalam gelombang.
2. Ikuti arus kerumunan
Martyn Amos, pakar kerumunan dan profesor ilmu komputer dan informasi di Universitas Northumbria mengatakan, "ikuti saja arusnya. Anda mungkin berpikir untuk melawan arus dan tekanan kerumunan, tetapi Anda tidak mungkin berhasil melakukannya."
3. Jaga pijakan kaki
Jaga kaki Anda dalam posisi seperti petinju, dengan kaki terpisah, satu kaki di depan yang lain dan lutut sedikit ditekuk, kata Paul Wertheimer dari Crowd Management Strategies, layanan konsultasi keselamatan kerumunan Los Angeles.
4. Posisikan tangan di depan dada
Penting untuk tetap mengangkat tangan. Jika tangan terhimpit di bawah, gunakan tangan dominan Anda untuk meraih lengan bawah Anda yang berlawanan, lalu buatlah semacam perisai di depan dada Anda dengan siku sebagai penahan tubuh lain.
Ini akan membantu melindungi dada Anda dan mempertahankan zona pernapasan. Jika Anda memiliki ransel, balikkan ke depan di atas dada Anda, kata Wertheimer.
5. Letakkan anak kecil di atas bahu orang dewasa
Orang pendek berisiko lebih tinggi terkena oksigen terbatas daripada orang tinggi. Jangan membawa anak-anak ke keramaian, tetapi jika itu terjadi, letakkan mereka di bahu Anda atau pegang mereka dan lingkarkan kaki mereka di pinggang Anda. Jangan mencoba menyeret mereka dengan lengan.
6. Jangan berteriak
Berteriak adalah pemborosan energi dan oksigen. Para ahli mencatat bahwa kebanyakan orang yang selamat karena bersikap tenang, dan saling bekerja bersama dan mencoba saling membantu. Tetap tenang dan tegakkan kepala untuk mendapatkan udara maksimal.
7. Jangan ambil barang jatuh
Jika Anda menjatuhkan ponsel atau barang lainnya, lepaskan. Setelah Anda membungkuk untuk mengambil sesuatu, Anda tidak mungkin untuk bangkit kembali.
8. Jika terjatuh jangan terlentang atau tengkurap
Jika Anda jatuh atau tersandung, berusahalah untuk berdiri, tetapi jika Anda tidak bisa, peluang Anda untuk bertahan adalah tidur dengan posisi menyamping sambil membungkuk (bungkuk udang), dan melindungi kepala Anda. Anda paling rentan jika Anda telentang atau tengkurap.
Editor: Addi M Idhom