tirto.id - Sampai 22 Maret 2020, jumlah pasien yang positif terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia mencapai lebih dari 292 ribu orang, seperti dilansir dari laman resmi World Health Organization (WHO).
Sejumlah 12.784 orang di antaranya meninggal dunia dan jumlah korban meninggal terbanyak berasal dari Italia dengan 4.827 orang. Sementara di Indonesia telah ada 450 orang yang positif COVID-19 dengan 38 orang di antaranya meninggal dunia.
Tak sedikit negara yang memberlakukan kebijakan lockdown atau memberlakukan karaktina bagi warganya.
Hal ini tentu berdampak pada banyak hal termasuk dunia hiburan. Kebijakan yang menganjurkan masyarakat untuk tetap berada di rumah agar tak terinfeksi virus Corona membuat beberapa film Indonesia juga menunda perilisannya.
Beberapa film Indonesia seperti Tersanjung The Movie mengumumkan penundaan perilisan di akun instagramnya. Belum ada informasi tentang waktu penundaan. Tidak hanya Tersanjung, film seperti Bucin, KKN Desa Penari dan lainnya juga menunda perilisan.
Berikut daftar film yang menunda jadwal perilisannya hingga waktu yang belum di pastikan.
Tersanjung the Movie
Tersanjung merupakan film karya sutradara Hanung Bramantyo adaptasi sinetron. Ini merupakan kisah cinta segitiga antara Tian, Yura dan Bobby.
Awalnya Tian dan Yura memiliki hubungan yang dekat. Sayangnya, Tian harus pergi ke seuatu tempat dan meninggalkan Yura sendiri. Di saat itu, Bobby masuk ke kehidupan Yura.
Awalnya Bobby baik, tapi suatu malam dia memperkosa Yura. Sejak saat itu kehidupan Yura menjadi berantakan.
Para pemain yang bergabung dalam film ini di antaranya Pandhu Adjisurya, Clara Bernadeth, Giorgino Abraham, Kevin Ardilova, Kinaryosih, Nugie, Ari Wibowo, Feby Febiola, Djenar Maesa Ayu, Marthino Lio, Allya Syakila, Ernanto Kusuma, Sacha Stevenson, Enditha, Jenny Zhang, dan Bebe Gracia. Sebelum tertunda, film ini dijadwalkan rilis pada 19 Maret 2020.
Jodohku yang Mana? (Molulo 2)
Selang beberapa waktu setelah pernikahan Tiar dan Ros, akhirnya Ros positif hamil. Saat itu mereka tinggal di Kendari.
Namun keadaan ekonomi yang kurang bagus dan guna membantu keluarga yang sedang terlilit hutang, Tiar memutuskan pergi ke Jakarta. Dia ditemani sahabatnya, Sakka dan Dodi. Mereka mencari saudara mereka yang katanya sudah kaya raya.
Entah seperti apa prosesnya, mereka justru tersesat sampai ke Bandung. Mereka bertemu dengan Ayana, yang ternyata juga ingin pergi ke Jakarta.
Pertemuan itu rupanya menjadi ujian bagi kesetiaan cinta Tiar. Kondisi itu terjadi seiring Tiar yang terlibat dengan permasalahan Ayana yang sangat menguras energi. Namun Tiar juga masih perlu menghadapi permasalahan di Kendari yang tidak pernah dia bayangkan akan terjadi.
Para aktor dan aktris yang bermain dalam film ini di antaranya Andi Arsyil, Arlita Reggiana, Alexa Key, Robby Sugara, Musdalifah Basri, Dodi Mahuze, Zakaribo, Alli Murdani, Anjas Chambank, Ichal Kate, Ucha Limau, dan Derry 4 Sekawan.
Jodohkuyang Mana? berada dalam arahan sutradara Irham Acho Bahtiar serta penulis naskah Ferdy. K dan Andi Arsyil Rahman. Sebelum tertunda, film ini dijadwalkan rilis pada 19 Maret 2020.
KKN Desa Penari
KKN Desa Penari merupakan film horor tentang mahasiswa yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa. Adapun para tokohnya yaitu Nur (Tissa Biani), Widya (Adinda Thomas), Ayu (Aghniny Haque), Anton (Calvin Jeremy), dan Bima (Achmad Megantara).
Film ini merupakan adaptasi cerita yang dibuat oleh Simpleman, yang sempat viral pada 2019. Kisah berawal dari kunjungan sekelompok mahasiswa yang berkunjung ke sebuah desa.
Perjalanan yang awalnya terasa biasa-biasa saja ini ternyata berubah menjadi pengalaman yang menyeramkan dan membuat trauma untuk mereka. Mulai dari suara gamelan yang muncul entah dari mana, hingga adanya sosok penari wanita yang secara tiba-tiba menghilang begitu saja tepat di depan mereka.
KKNDesa Penari berada dalam arahan sutradara Awi Suryadi. Sebelum tertunda, film ini dijadwalkan rilis pada 19 Maret 2020.
Djoerig Salawe
Adang dan Asep terlibat dalam persaingan pemilihan lurah. Adang akhirnya keluar sebagai pemenang. Namun bukannya bahagia dan mendapat banyak hal, dia justru mengalami hidup yang naas. Dia bangkrut dan ditinggal istri.
Asep yang kalah justru makin kaya raya bahkan bisa melunasi hutang Adang. Kemudian Adang tahu bahwa Asep meminta bantuan kepada dukun Rojan. Adang meminta bantuan Rojan untuk memenangkan togel. Rojan menerima permintaan Adang yang menjanjikannya jabatan wakil lurah.
Setelah itu muncul teror di kampung. Banyak makhluk halus yang mulai mengganggu seperti pocong, babi ngepet dan tuyul. Penampakan makhluk-makhluk itu dipercayai bahwa ada warga yang memelihara memedi untuk mendapatkan kekayaan.
Para aktor dan aktris yang bermain dalam film ini di antaranya Joe P Project, Fico Fahreza, Aming, Ben Kasyafani, Nadine Alexandra, Anyun, Babe Cabita, Dimas Andrean, Mega Carefansa, Gabriella Desta, Inggrid Widjanarko, Mongol, dan Candil.
DjoerigSalawe berada dalam arahan sutradara Sahrul Gibran serta penulis naskah Fajar Umbara dan Isman H. Sebelum tertunda, film ini akan rilis pada 26 Maret 2020.
Bucin
Bucin bercerita tentang tiga teman yang memiliki pasangan. Dovi, Jovi dan Tom tergolong orang yang selalu menuruti perkataan pasangannya, bahkan tergolong berlebihan.
Hingga suatu hari, mereka ingin terbebas dari ke-bucin-an dengan mengikuti kelas anti-bucin. Walaupun Chandra, teman mereka yang lain, tidak mempunyai pacar tapi dia tetap ikut kelas tersebut.
Instruktur kelas merupakan perempuan yang cantik. Setelah kelas berlangsung beberapa sesi, ternyata Jovi menyukai instruktur kelas. Hal itu sedikit banyak membuat pertemanan mereka goyah.
Selain menjadi pemain, Chandra Liow juga merupakan sutradara dalam film ini. Sebelum tertunda, Bucin dijadwalkan rilis pada 26 Maret 2020.
Serigala Langit
Film ini bercerita tentang Gadhing Baskara (Deva Mahenra), seorang pilot tempur baru di Skadron Serigala Langit. Rasa percaya diri memang perlu, tapi berbeda dengan yang dimiliki Gadhing. Rasa percaya diri yang terlampau tinggi justru membuatnya menjadi arogan. Dia selalu ingin menjadi yang terbaik.
Tidak hanya arogan, sifatnya itu membuatnya bekerja individual. Padahal dalam kesatuan tentara, kerjasama merupakan salah satu hal yang penting.
Bahkan lambang serigala dalam markas landasan udara tersebut juga melambangkan kerjasama antar saudara. Arogansi dan individualisme Gadhing ternyata berujung pada kesalahan fatal saat bertugas. Salah satu rekan Gadhing terbunuh.
Teman-temannya di Angkatan Udara sepertinya mulai tidak suka dengan Gadhing. Bahkan sempat ada yang ingin mengusirnya. Hingga suatu ketika, Gadhing bersama rekan tentara yang lain mendapat tugas untuk mengawal seorang perempuan asing bernama Helen (Christina Danilla).
Sepertinya Helen merupakan informan kunci atas sebuah tindakan kriminal. Misi ini menjadi penting lantaran memengaruhi hajat hidup orang banyak. Tidak boleh ada kata gagal.
Selain Deva Mahenra, Donny Damara, dan Christina Danilla, pemain lain yang bergabung di antaranya Bunga Jelitha, Anya Geraldine, Yoshi Sudarso, Dian Sidik, Dede Yusuf, Wanda Hamidah, Damara Finch, Randy Pangalila, Sekar Sari, Yayu Unru, Cristina Surya dan Prabu Revolusi.
Sebelum tertunda, film karya sutradara Reka Wijaya ini dijadwalkan rilis di bioskop-bioskop Indonesia pada 2 April 2020.
Tarung Sarung
Deni Ruso berasal dari keluarga terkaya di Indonesia dan menganggap uang adalah segalanya. Namun semuanya berubah ketika dia mengurus bisnis keluarga di Makassar.
Deni bertemu dengan Tenri, gadis Makassar yang merupakan aktivis lingkungan. Dia sangat membenci Ruso Corp sebagai kapitalis perusak lingkungan.
Mengetahui hal itu, Deni menyembunyikan identitasnya demi mendapatkan cinta Tenri. Masalah muncul ketika Sanrego (Cemal Faruk), juara bela diri Tarung Sarung, tidak terima.
Deni dihajar oleh Sanrego. Akhirnya, Deni berguru kepada Pak Khalid (Yayan Ruhian) seorang penjaga Masjid. Dari Pak Khalid, Deni tidak hanya belajar Tarung Sarung juga belajar mengenal Tuhan.
Para pemain yang bergabung di antaranya Panji Zoni, Yayan Ruhian, Maizura, dan Cemal Faruk. Tarung Sarung berada dalam arahan sutradara dan penulis naskah Archie Hekagery.
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Nur Hidayah Perwitasari