tirto.id - Salah satu wisatawan di Pantai Karang Bolong, Cinangka, Serang, Banten, Sofiah (50) mengaku belum juga menemukan keberadaan suaminya, Asnadi (53) usai tsunami terjadi, Sabtu malam (22/12/2018).
Sampai Minggu malam (23/12/2018), Sofiah masih bertahan di Puskesmas Cinangka, jalan Karang Bolong, Serang, menanti kejelasan nasib suaminya. Sofiah ditemani Lukman (25), anak lelakinya.
Lukman mengaku semula tidak ikut orang tuanya berlibur di Cinangka. Namun ia langsung berangkat menuju Cinangka pada Minggu pagi setelah mendengar kabar bapaknya hilang usai tsunami.
"Menurut keterangan dari ibu dan teman-teman di lokasi, bapak pergi mancing berlima,” kata Lukman kepada wartawan Tirto, pada Minggu malam.
“Habis makan mereka keluar dari hotel, bawa alat pancing segala macam, kebetulan umpannya habis, jadi beli umpan. Habis itu, mereka pergi ke dermaga Rumah Makan Karang Jodoh," ujar dia.
"Enggak lama kemudian, saat mancing, ombak langsung menghantam mereka. Dan sampai sekarang itu lost contact [kehilangan komunikasi] sama sekali," lanjut Lukman.
Menurut Lukman, Asnadi memancing bersama keempat temannya: Nurdin, Nur Hasan, Sholeh, dan Sulaiman. Namun, hingga Minggu malam, hanya Nurdin yang selamat.
"Harapan kami cepet disisir lokasi tersebut. Sampai 3 hari. Sampai 3 hari harus tetap disisir oleh aparat dan tim SAR. Dan bantu-bantuan yang lain, pokoknya sampai ketemu korbannya," kata Lukman.
Asnadi dan Sofiah merupakan wisatawan asal Bekasi yang sedang berlibur bersama rombongan warga kompleks perumahan mereka pada akhir pekan ini. Dengan satu bus, kurang lebih terdapat 50 orang yang ikut dalam rombongan itu dan menginap di Hotel Hawai, Cinangka.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Addi M Idhom