Menuju konten utama

Cara Penentuan Awal Puasa: Berapa Tinggi Hilal 1 Ramadhan 2023?

Bagaimana cara penentuan awal puasa Ramadhan 2023 Muhammadiyah, NU, & Pemerintah? Berapa tinggi hilal Rabu 22 Maret 2023 & apakah 1 Ramadhan 2023 serentak?

Cara Penentuan Awal Puasa: Berapa Tinggi Hilal 1 Ramadhan 2023?
Petugas memantau hilal di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Cipinang, Jakarta, Jumat (1/4/2022). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.

tirto.id - Cara penentuan awal puasa Ramadhan 2023 dalam sidang isbat Kementerian Agama (Kemenag) RI adalah dengan metode rukyatul hilal dan hisab. Apa syarat tinggi hilal untuk memastikan sudah memasuki bulan baru 1 Ramadhan 1444 H? Bagaimana hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dan Lajnah Falakiyah Nahdlathul Ulama (NU) pada Rabu 22 Maret 2023?

Jadwal sidang Isbat penentuan awal Ramadhan 2023 akan digelar Kemenag RI di Auditorium HM. Rasjidi Jakarta pada Rabu, 22 Maret 2023 atau bertepatan dengan 29 Syaban 1444 H.

Mengacu Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah, sidang isbat penentuan awal bulan baru dalam kalender Hijriah dilakukan dengan metode rukyatul hilal (pengamatan hilal) dan hisab (penghitungan).

Dikutip dari laman Kemenag RI, dalam sidang isbat penentuan awal Ramadhan 1444 H, akan terlebih dahulu dipaparkan posisi hilal awal Ramadan 1444 H berdasarkan hasil hisab perhitungan astronomi).

Pemaparan yang dilakukan Tim Hisab Rukyat Kemenag ini terbuka untuk umum dan dapat ditonton melalui layanan live streaming mulai pukul 17.00 WIB.

Berikutnya, sidang isbat penetapan awal Ramadhan 144 H digelar setelah shalat maghrib dan sifatnya tertutup. Dalam sidang ini, data hisab akan dicocokkan dengan hasil rukyatul hilal di 124 lokasi di seluruh Indonesia pada Rabu (22/3).

Barulah sesi berikutnya adalah telekonferensi pers hasil sidang isbat yang tayang live oleh TVRI dan media lain. Dalam telekonferensi inilah diumumkan kapan 1 Ramadhan 1444 H oleh Kemenag RI.

Mulai Ramadhan tahun lalu, Kemenag RI menggunakan kriteria baru untuk hilal awal bulan Hijriah. Kriteria ini merujuk hasil kesepakatan Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) pada 2021. Kriteria tersebut adalah, ketinggian hilal minimal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat.

Alasan ketinggian hilal minimal 3 derajat ini terjadi karena hilal dalam posisi di bawah 3 derajat sulit untuk teramati. Kekuatan cahaya bulan jika posisinya masih di bawah 3 derajat, akan kalah dengan cahaya mega (syafaq).

"Tidak ada data rukyat yang sahih di bawah 3 derajat. Itu cahaya syafaq masih cukup kuat. Didasarkan pada faktor gangguan cahaya syafaq," papar Thomas Djamaluddin, pakar astronomi dalam Seminar Posisi Hilal Penentu Awal Ramadhan 1443 H pada 1 April 2022 dikutip NU Online.

Cara Penentuan Awal Puasa Muhammadiyah: Kapan 1 Ramadhan 2023?

Dalam menentukan awal bulan dalam kalender Hijriah, Muhammadiyah menggunakan metode hisab. Dalam metode ini, posisi bulan yang menandai awal bulan dihitung secara matematis dan astronomis. Kapan ijtimak terjadi dalam rentang yang panjang dapat ditentukan karena ijtimak selalu terjadi setiap 29,531 hari sekali.

Dalam Pedoman Hisab Muhammadiyah, berdasarkan Putusan Tarjih XXVI, 2003, kriteria bulan baru dalam Kalender Hijriah menurut Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah didasarkan pada 3 kriteria. Syarat-syarat tersebut adalah sudah terjadi ijtimak, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, dan bulan berada di atas ufuk pada saat terbenamnya matahari.

Berdasarkan hasil hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pada hari Selasa, 21 Maret 2023 M, atau 29 Syaban 1444 H, ijtimak belum terjadi. Ijtimak baru terjadi pada 30 Syaban 1444 H atau Rabu, 22 Maret 2023 M pukul 00:25:41 WIB.

Tinggi bulan ketika matahari terbenam di Yogyakarta (f = -07° 48¢ LS dan l = 110° 21¢ BT) adalah +07° 57¢ 17². Selain itu, bulan berada di atas ufuk seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam.

Sebagai catatan, berdasarkan hisab Muhammadiyah, Syaban 1444 H dimulai Selasa, 21 Februari 2023. Oleh karenanya, 29 Syaban 1444 H dalam kalender Muhammadiyah adalah Selasa, 21 Maret 2023. Dengan belum terjadinya ijtima pada hari terakhir Syaban, bulan Syaban 1444 H digenapkan menjadi 30 hari.

Artinya, 1 Ramadhan 1444 H dimulai pada Kamis, 23 Maret 2023.

Cara Penentuan Awal Puasa NU: Kapan 1 Ramadhan 2023?

Dalam menentukan awal Ramadhan 2023, Nahdlatul Ulama menggunakan metode rukyatul hilal, pengamatan terhadap penampakan bulan sabit pada hari terjadinya ijtima (konjungsi). Data-data dari hisab (penghitungan secara astronomi) digunakan sebagai instrumen (alat) dan pemandu rukyat.

Dari PBNU, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah menyampaikan data awal hilal Ramadhan 1444 H. Tinggi hilal yang paling kecil di Indonesia saat matahari terbenam pada Rabu, 22 Maret 2023 atau 29 Syaban 1444 H berada di Kota Merauke, Provinsi Papua dengan tinggi +7° 15 menit. Hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh dengan tinggi +9° 05 detik.

Untuk elongasi terkecil di Indonesia pada Rabu, 22 Maret 2023, (29 Syaban 1444 H) saat matahari terbenam adalah 8° 32 menit di Kota Merauke, Provinsi Papua, hingga 10° 8 menit derajat di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh.

Berdasarkan data di atas, posisi hilal di seluruh Indonesia pada Rabu 22 Maret 2023 atau 29 Syaban 1444 H telah berada di atas ufuk. Posisi ini telah memenuhi kriteria imkan rukyah (kemungkinan hilal bisa teramati) yang disepakati MABIMS, yaitu 3 derajat dengan elongasi 6,4 derajat.

Sebagai catatan, bulan Syaban 1444 H versi NU dan Pemerintah dimulai pada Rabu, 22 Februari 2023. Oleh karenanya, rukyatul hilal dilakukan pada 29 Syaban atau pada Rabu, 22 Maret 2023 yang diperkirakan sebagai hari terakhir bulan Syaban. Jika hilal tidak teramati, maka Syaban akan digenapkan jadi 30 hari. Namun, jika hilal teramati, Syaban tetap 29 hari.

Prediksi 1 Ramadhan 2023: Sama-sama Pada 23 Maret 2023

BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) menyatakan posisi bulan pada hari Rabu, 22 Maret 2023 sudah memenuhi kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yakni dengan ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Selain itu, juga sudah memenuhi kriteria wujudul hilal.

Artinya, berdasarkan data BRIN, 1 Ramadhan 1444 bisa jatuh pada hari Kamis, 23 Maret 2023.

BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) menuliskan ketinggian hilal pada saat matahari terbenam pada hari Rabu, 23 Maret 2023, yakni berkisar di antara 6,78° di Merauke, Papua sampai dengan 8,73° di Sabang, Aceh.

Sedangkan elongasi di Indonesia pada saat matahari terbenam tanggal 22 Maret 2023, adalah antara 7,94° di Waris, Papua sampai dengan 9,54° di Banda Aceh, Aceh.

Dalam hisab BRIN, BMKG, Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, hingga LF PBNU, terpapar data bahwa ketinggian hilal pada Rabu, 23 Maret 2023 sudah di atas 3 derajat. Oleh karenanya, diprediksi pada tahun ini, Ramadhan 1444 H akan dimulai secara serentak pada Kamis, 23 Maret 2023.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2023 atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus