Menuju konten utama

Buwas Pecat Bawahannya Jika Harga Beras Tak Stabil Tanpa Impor

Buwas menegaskan pejabat Bulog yang tak mampu menjaga harga beras di pasaran bakal dicopot.

Buwas Pecat Bawahannya Jika Harga Beras Tak Stabil Tanpa Impor
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (tengah) bersama Dirut Perum Bulog Budi Waseso (kedua kanan) berbincang dengan pedagang ketika meninjau kestabilan harga beras di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Jumat (14/9/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar.

tirto.id -

Dirut Perum Bulog, Budi Waseso, berkomitmen menjaga stabilitas harga beras tanpa impor hingga Juni 2019. Menurutnya, cadangan beras pemerintah (CBP) sudah sangat melimpah dan bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Ia bahkan mengatakan bahwa pejabat Bulog yang tak mampu menjaga harga beras di pasaran bakal dicopot.

"Dari hasil analisis tidak perlu impor, sampai Juni 2019 aman. Saya komitmen dengan jajaran Bulog, declare, sanggup dan siap melaksanakan ini. Tidak ada alasan. Yang tidak sanggup akan dicopot," ujarnya di Perum Bulog, Jakarta Selatan, Rabu (19/9/2018).

Menurut Buwas, beras impor sebanyak 1,4 juta ton yang disimpan oleh Bulog tidak bergerak dan terserap ke pedagang-pedagang lantaran rendahnya permintaan. Selain itu, hingga saat ini beras yang digunakan Bulog dalam operasi pasar juga berasal dari stok dalam negeri.

"Dari 1,8 juta impor, yang riil itu di kami 1,4 juta ton. Oktober 400 ribu ton datang lagi. Itu tidak bergerak. Yang terserap di Operasi Pasar itu beras dalam negeri," ujarnya.

Dengan jumlah cadangan beras sebanyak itu, dikatakan Buwas, pemerintah sanggup bertahan tanpa melakukan impor hingga Juni 2019.

Saat ini, ia bahkan masih menunggu langkah pemerintah untuk menyiasati agar beras itu bisa dijual ke masyarakat dan tak menumpuk hingga tak layak di gudang Bulog.

"Karena ini beras cadangan pemerintah maka saya melempar kepada Kemenkeu untuk ini dibahas masalah pembiayaannya ini. Risiko kerugian ini harus ditanggung. Karena kita melaksanakan perintah negara," imbuhnya.

Baca juga artikel terkait IMPOR BERAS atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri