Menuju konten utama

BRI Rawat Ekosistem lewat Program BRI Menanam-Grow & Green

Secara keseluruhan, BRI Menanam-Grow & Green berpotensi menyerap karbon sebesar 9.653,51 Ton CO2e/tahun.

BRI Rawat Ekosistem lewat Program BRI Menanam-Grow & Green
Upaya BRI dalam memulihkan ekosistem di darat dan laut dengan program Grow & Green. (FOTO/Dok. BRI)

tirto.id - Cuaca ekstrem, meningkatnya permukaan laut, penurunan jumlah terumbu karang hingga menipisnya lapisan ozon adalah sederet peristiwa yang terjadi saat ini sebagai dampak dari pemanasan global serta perubahan iklim. Jika ekosistem dapat diperbaiki, butuh waktu yang tidak sebentar untuk memulihkannya.

Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2024, BRI mengambil peran melalui program-program yang secara nyata dapat membantu mengatasi perubahan iklim dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan, demi mendukung pemulihan ekosistem dunia dan mendukung upaya pemerintah memerangi perubahan iklim.

BRI Peduli selaku payung dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) telah menginisiasi program ‘BRI Menanam-Grow & Green’ berupa aktivitas-aktivitas yang mendukung upaya pemulihan ekosistem baik di laut maupun di darat.

Terkait hal tersebut, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa BRI Menanam-Grow and Green diimplementasikan dalam berbagai aktivitas, antara lain, ‘Grow & Green Mangrove’, program penanaman mangrove dan atau cemara laut sebagai upaya restorasi di daerah pesisir Indonesia; ‘Grow & Green Reforestation’, penanaman pohon di lahan-lahan kritis, yang diutamakan pohon buah atau pohon produktif yang memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar sekaligus pemberdayaan kelompok masyarakat di lokasi penanaman pohon.

Selain itu, terdapat pula ‘Grow & Green Coral Reef’, kegiatan transplantasi terumbu karang guna meningkatkan tutupan terumbu karang, menjaga ekosistem dan biodiversitas laut; serta ‘Grow & Green Biodiversity’, kegiatan penanaman pohon endemik sekaligus konservasi satwa yang dilindungi sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.

“Ini adalah bentuk komitmen BRI dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan kinerja berkelanjutan yang berbasis Environment, Social and Governance (ESG). Program ini menjadi wadah untuk mewujudkan praktik pembangunan berkelanjutan yang memiliki tujuan untuk melestarian lingkungan, menyerap karbon, memberdayakan masyarakat dan meningkatan perekonomian”, ungkap Catur.

Hasilnya, sejak dijalankan pada 2023, program BRI Menanam-Grow & Green telah menanam 42.800 bibit pohon. Bibit pohon yang ditanam di antaranya mangrove, cemara laut, dan tanaman produktif (durian, kopi, aren, pinus, pala, dsb) serta melakukan transplantasi 2.430 fragmen terumbu karang di beberapa pulau di Indonesia. Secara keseluruhan, program ini berpotensi menyerap karbon sebesar 9.653,51 Ton CO2e/tahun.

Dalam pelaksanaanya, BRI berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti organisasi non-profit dan masyarakat dengan jangka waktu tertentu. Program ini juga merupakan program berkelanjutan yang terus dimonitor dan dievaluasi keberhasilannya.

Pemberdayaan Kelompok Usaha dan Dorong Perbaikan Ekonomi Masyarakat

Catur menambahkan, BRI Menanam–Grow & Green mengedepankan tiga nilai inti yaitu nilai sosial, ekonomi dan lingkungan.

Dalam nilai sosial, program ini memberikan pemberdayaan kepada kelompok tani. Hasilnya, program BRI Menanam-Grow & Green telah memberdayakan 17 kelompok tani atau nelayan yang berperan melakukan penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pendataan serta monitoring tanaman atau fragmen terumbu karang.

Program BRI Menanam–Grow & Green juga menekankan nilai ekonomi yaitu meningkatkan pendapatan kelompok dari kegiatan penanaman, perawatan, dan pendataan tanaman. Program BRI Menanam-Grow & Green berhasil membuka lapangan kerja kepada 607 Kepala Keluarga (KK) dan hasil panen tanaman produktif menjadi pendapatan tambahan bagi masyarakat yang terlibat.

Selain itu, program ini menekankan nilai lingkungan yang merupakan aksi untuk mengatasi perubahan iklim. Saat ini, Indonesia menghadapi adanya 14 juta lahan kritis yang disebabkan degradasi lahan berupa pengurangan status lahan secara fisik, kimia dan atau biologi karena aktivitas illegal logging, kebakaran hutan atau alih fungsi hutan.

Kegiatan penanaman pohon produktif merupakan upaya nyata dalam membantu pemerintah mengurangi dampak buruk dari lahan kritis seperti banjir, longsor, dan kekeringan, serta berkontribusi dalam pengurangan emisi dan adaptasi perubahan iklim.

"Penanaman pohon produktif juga diharapkan mampu membantu perekonomian masyarakat. Kami juga memastikan bahwa pohon-pohon produktif yang ditanam tersebut mendapat perawatan dan pendampingan sehingga pada akhirnya bisa dipanen dan membantu perekonomian anggota kelompok," tegas Catur.

(INFO KINI)

Penulis: Tim Media Servis