Menuju konten utama

BPTJ Target 60% pada 2029 Penduduk Gunakan Transportrasi Umum

Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ) menilai untuk merealisasikan jumlah penduduk yang menggunakan transportrasi umum pada 2029 mencapai 60 persen.

BPTJ Target 60% pada 2029 Penduduk Gunakan Transportrasi Umum
Petugas menaiki kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta fase I koridor Lebak Bulus - Bundaran HI yang sedang diuji coba di Jakarta, Kamis (7/2/2019). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.

tirto.id - Ketua Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ), Bambang Prihartono mengatakan, perlunya ada political will (niat baik) untuk mencapai target pengguna transportasi umum.

"Sekarang kami sudah 30 persen, [bisa mencapai 60 persen], tapi dengan usaha dan political will yang luar biasa," kata Bambang dalam Forum Group Discussion yang diadakan di kantor Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Jakarta Pusat, Senin (4/3/2019).

Bambang menjelaskan transportrasi umum yang ditargetkan pada BPTJ sebesar 60 persen pada 2029. Saat ini, pergerakan penduduk di Jabodetabek adalah 45 juta-50 juta. Saat ini, orang yang menggunakan transportasi umum baru sekitar 30 persen dari jumlah pergerakan penduduk.

Bambang mengatakan, pada 2024 targetnya mencapai sekitar 40 persen. Bambang cukup optimistis untuk mencapai sejumlah target tersebut.

Bambang mengakui, selama ini memang masih ada yang bermasalah dalam pembangunan infrastruktur transportasi.

"First mile dan last mile [perjalanan dari titik rumah sampai kendaraan umum dan titik akhir] itu masih berantakan," ujar dia.

Terkait dengan target yang diajukan oleh Presiden Jokowi kepada Pemprov DKI Jakarta untuk memegang kendali atas integritas transportasi di Jabodetabek, Bambang menilai diperlukan adanya badan baru yang mengaturnya. Badan tersebut adalah Badan Otoritas Transportasi Jabodetabek.

"Memang terkait dengan badan ini, ini kan timbul kemudian wacana dianggap bahwa sekarang perlu ada badan otoritas. Nah badan otoritas seperti apa, ini yang masih proses," kata Bambang.

Bambang juga mengatakan badan tersebut perlu untuk dibentuk secara sederhana dan independen. "Bebas birokrasi yang berbelit dengan managemen yang sederhana," ujar dia.

Bambang juga menjelaskan, konsep awal pembentukannya harus punya kekuatan. "Karena harus bisa mengelola transportasi Jabodetabek," ujar dia.

Baca juga artikel terkait TRANSPORTRASI PUBLIK atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Hard news
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Zakki Amali