Menuju konten utama

BPS Catat Impor Nonmigas Banten Sebagian Besar dari Thailand

Badan Pusat Statistik Provinsi Banten mencatat bahwa impor komoditas nonmigas provinsi itu pada Februari 2016, sebagian besar berasal dari Thailand dengan nilai mencapai USD 90,07 juta.

BPS Catat Impor Nonmigas Banten Sebagian Besar dari Thailand
Ilustrasi. TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten mencatat bahwa impor komoditas nonmigas provinsi itu pada Februari 2016, sebagian besar berasal dari Thailand dengan nilai mencapai USD 90,07 juta.

“Selain Thailand, pemasok barang impor nonmigas tergolong besar adalah Australia dan Cina masing-masing dengan nilai 64,87 juta dolar AS dan 53,32 juta dolar AS,” kata Kepala BPS Provinsi Banten Agoes Soebeno di Serang, Selasa, (5/4/2016).

Ia menambahkan, Banten membutuhkan barang impor berupa bahan kimia organik, besi dan baja, mengingat Banten memiliki banyak industri kimia dan industri besi baja, sementara bahan tersebut belum tersedia banyak di Indonesia.

Oleh karena itulah, bahan baku tersebut pada Februari 2016 di impor cukup besar seperti bahan kimia organik mencapai nilai USD 176,49 juta.

Untuk diketahui, negara yang menjadi tujuan impor Banten adalah Thailand, Singapura, Malaysia, Australia, Cina, Brazil, Argentina, Arab Saudi, Jepang, Rusia, India dan Italia.

Soebeno menjelaskan, impor nonmigas dari dua belas negara tersebut meningkat 43,51 persen atau sebesar USD 143,34 juta.

Delapan dari dua belas negara pemasok utama mengalami peningkatan impor nonmigas pada Februari 2015, kecuali Malaysia, Brazil, Rusia dan India. Peningkatan impor nonmigas tertinggi berasal dari Australia yang meningkat USD 53,79 juta, sementara terendah terjadi pada Italia yang naik USD 3,20 juta.

Nilai kumulatif impor nonmigas periode Januari hingga Februari 2015 untuk dua belas negara asal barang impor mencapai USD 802,26 juta, dengan peran impor mencapai 80,14 persen.

Pangsa impor nonmigas terbesar untuk periode tersebut berasal dari Thailand, yaitu 13,17 persen, diikuti Singapura dan Brazil masing-masing memberi andil 11,15 persen dan 10,29 persen sementara kontribusi sembilan negara lain kurang dari 8,50 persen.

Kecuali Italia, sebelas negara pemasok barang impor utama pada Februari 2015 merupakan negara-negara pemasok barang impor utama yang sama dengan bulan sebelumnya.

"Enam negara diantaranya yaitu 3 negara dari ASEAN, yaitu Thailand, Singapura dan Malaysia ditambah dengan Brazil, Cina dan Jepang adalah negara-negara yang selalu dalam dua belas pemasok barang impor utama, dengan pangsa impor gabungan tidak kurang dari 48 persen," kata Soebeno. (ANT)

Baca juga artikel terkait AGOES SOEBENO atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora