tirto.id - Juara bertahan Arema FC dipastikan gagal mempertahankan gelar yang diraihnya musim lalu pada turnamen Piala Presiden 2018. Minggu (4/2/2018) kemarin, Singo Edan takluk dari tim yang sempat mereka kalahkan pada turnamen yang sama musim lalu, Sriwijaya FC.
Pelatih Arema FC, Joko Susilo pun angkat bicara seputar kekalahan timnya dari Laskar Wong Kito. Menurut pelatih yang akrab disapa Getuk itu, kemampuan yang ditunjukkan Sriwijaya FC dalam bola-bola mati membuat timnya buyar dan mudah kecolongan gol.
"Dua gol dari skema bola pasif Sriwjaya FC membuat kami sedikit kacau, ditambah sebelumnya penalti tidak masuk," ungkap Getuk seperti dikutip situs resmi Piala Presiden 2018.
Apa yang dikatakan Getuk memang berdasar. Jika ditinjau lebih saksama, dua gol pertama yang disarangkan Sriwijaya FC memang berawal dari eksekusi bola mati.
Gol pertama lahir lewat sundulan kepala Bio Paulin yang berawal dari eksekusi sepak pojok. Sementara itu gol kedua terjadi lewat tendangan langsung Syahrian Abimanyu, yang juga dari situasi set piece.
Di antara dua gol beruntun Sriwijaya FC, Arema FC sebenarnya sempat mendapat momentum mengejar ketika pada awal babak kedua wasit memberikan hadiah tendangan penalti. Sayangnya, Dedik Setiawan yang jadi eksekutor gagal mengecoh penjaga gawang Teja Paku Alam. Tidak hanya membuat kubu Arema FC kian terpukul, kegagalan penalti Dedik juga menunjukkan jika dalam hal pemanfaatan bola mati Singo Edan tidak lebih baik ketimbang Sriwijaya FC.
"Kalah, apalagi dengan skor 1-3 tentu hasil yang tidak kami harapkan, tidak sesuai dengan yang diperkirakan," imbuh Getuk mengomentari hasil pertandingan.
Selepas kekalahan tersebut, Getuk mengakui belum dapat mengevaluasi performa timnya baik secara keseluruhan maupun per individu. Untuk saat ini, ia akan membiarkan para pemain menenangkan diri sebelum bersiap menyongsong gelaran Liga 1.
"Kami ingin menenangkan diri terlebih dulu, setelah itu baru evaluasi tim," pungkas sang pelatih.
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan