Menuju konten utama

BNPB Pastikan Kabar Soal Gempa Susulan 7,5 SR Malam Ini Hoaks

BNPB meminta agar masyarakat tidak mempercayai kabar hoaks mengenai terjadinya gempa susulan 7,5 SR di Lombok malam ini.

BNPB Pastikan Kabar Soal Gempa Susulan 7,5 SR Malam Ini Hoaks
Kendaraan melintas di jalan yang rusak akibat gempa di Desa Sambi Bangkol, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Jumat (10/8/2018). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

tirto.id - Kabar bohong dan informasi menyesatkan tentang gempa susulan di Pulau Lombok, NTB, masih banyak beredar di sosial media. Salah satu hoaks tersebut menyatakan Minggu, 12 Agustus malam pukul 22.30 WITA hingga 23.59 WITA akan terjadi gempa susulan 7,5 SR sehingga warga diharapkan tidak berada di dalam rumah.

Itu semua hoaks. Tidak benar. Ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia saat ini belum bisa memprediksi gempa secara pasti: dimana, kapan, berapa besar gempanya,” papar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan resminya, Minggu (12/8/2018).

Karenanya, BNPB meminta agar masyarakat tidak mempercayai kabar hoaks mengenai terjadinya gempa susulan tersebut. Diharapkan juga informasi ini tidak ikut disebarluaskan sehingga tak menimbulkan kepanikan.

Jika masyarakat menerima informasi hal itu dalam bentuk apapun akan terjadi gempa dengan menyebutkan waktu, magnitude, lokasi. Itu tidak benar. Abaikan dan jangan ikut-ikutan menyebarkan,” kata Sutopo menambahkan.

Selain kabar gempa susulan, ada juga hoaks yang disebarkan dengan mencantumkan foto dan nama Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB. Informasi ini berisi adanya ramalan orang Belanda yang memperingatkan akan ada gempa besar.

“Planet ini sangat sibuk dengan peristiwa alam gempa dan gunung meletus. Akan terjadi gempa bumi dangkal yang besar akan terjadi di Indonesia,” demikian bunyi kabar hoaks tersebut.

Pascagempa berkekuatan 7 SR di Lombok, tercatat 392 orang meninggal dunia hingga 12 Agustus atau H+7 bencana. Sebaran korban meninggal dunia akibat gempa adalah di Kabupaten Lombok Utara 339 orang, Lombok Barat 30 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Timur 10 orang, Lombok Tengah 2 orang dan Kota Lombok 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh saat gempa.

“Korban luka-luka tercatat 1.353 orang, terdiri atas 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan. Korban luka-luka paling banyak terdapat di Lombok Utara sebanyak 640 orang,” kata Sutopo menjelaskan.

Sementara itu, pengungsi sebanyak 387.067 orang yang tersebar di ribuan titik pengungsian. Sebaran dari pengungsi adalah di Kabupaten Lombok 198.846 orang, Lombok Barat 91.372 orang, Kota Mataram 20.343 orang, dan Lombok Timur 76.506 orang.

Hingga hari ini, gempa susulan masih sering terjadi di NTB. BNPB mencatat sudah terjadi 576 gempa susulan sejak 5 Agustus 2018, atau saat gempa 7,0 SR mengguncang Lombok hingga pukul 15.00 WITA, 12 Agustus 2018.

“Intensitas gempa susulan kecil. Diperkirakan gempa susulan ini masih akan terjadi hingga 4 minggu ke depan,” papar Sutopo.

Baca juga artikel terkait GEMPA NTB atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari