Menuju konten utama

BNPB Kucurkan Rp1,5 Miliar untuk Penanganan Banjir di Kalbar

Bantuan yang disalurkan BNPB berupa Dana Siap Pakai (DSP) untuk empat kabupaten di Kalimantan Barat.

BNPB Kucurkan Rp1,5 Miliar untuk Penanganan Banjir di Kalbar
BNPB mencatat, sebanyak 26 desa yang tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, masih terdampak banjir sejak Rabu lalu (14/7), yang dipicu oleh hujan berintensitas tinggi dengan tinggi muka air (TMA) dua hingga tiga meter. (ANTARA/HO)

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) sebesar Rp1,5 miliar guna penanganan banjir yang melanda empat kabupaten di Kalimantan Barat.

"Bantuan tersebut lain Kabupaten Kabupaten Sintang Rp500 juta, Kabupaten Melawi Rp500 juta, Kabupaten Sanggau Rp250 juta dan Kabupaten Sekadau Rp250 juta," kata Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito dikutip dari Antara, Rabu (10/11/2021).

Ganip memastikan penanganan banjir berjalan baik. BNPB mendengar masukan dari korban banjir dan perangkat daerah terkait.

Bagi daerah terdampak paling parah, BNPB juga menyalurkan bantuan logistik dan peralatan kepada pengungsi dan petugas BPBD setempat berupa paket makanan siap saji, tenda, selimut, matras, perahu dan masker.

Dua kabupaten paling parah yaitu Kabupaten Sintang mendapat bantuan berupa selimut 300 buah, makanan siap saji sebanyak 504 paket, lauk pauk sebanyak 501 paket, masker KF 94 sebanyak 5.000 buah, matras 300 lembar, 2 set tenda pengungsi serta 2 unit perahu polyethylene.

Sedangkan untuk korban pengungsian di Melawi mendapat bantuan berupa selimut 200 buah, makanan siap saji sebanyak 504 paket, lauk pauk sebanyak 501 paket, masker KF 94 sebanyak 5.000 buah, matras 300 lembar.

Usai meninjau lokasi banjir, Ganip menjelaskan fenomena alam La Nina yang berdampak pada meningkatnya curah hujan menjadi penyebab banjir. Sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), La Nina diprediksi akan terjadi hingga Januari-Februari 2022.

Hujan dengan intensitas tinggi yang membuat debit air Sungai Kapuas dan Melawi meluap itu memicu banjir. Oleh karena itu, penanganannya harus disiasati dengan mitigasi yang tepat dan benar.

Solusi jangka pendeknya, menurut Ganip adalah penyelamatan masyarakat terdampak dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Ia mengatakan ibu hamil, lansia dan anak-anak menjadi prioritas.

BNPB sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan jajaran forkopimda untuk bersinergi membantu penanganan bencana. Ganip mengatakan telah membuat status tanggap darurat.

"Saya arahkan bupati dan forkopimda untuk memikirkan penanganan pengungsi untuk waktu yang cukup lama, sesuai kondisi kemungkinan curah hujan ke depan akan semakin meningkat," ucap Ganip.

Sejauh ini, BNPB telah membuat kajian terkait strategi jangka panjang penanganan banjir terkait bencana hidrometerologi basah seperti banjir. Penekanannya, adalah membuat mitigasi yang berkaitan dengan masalah iklim dan cuaca.

"Kami sudah melakukan persiapan sebenarnya, karena memang dampak La Nina terjadi berulang, karena tahun lalu pun seperti itu," kata Ganip.

Pada hari yang sama, BNPB juga menyerahkan bantuan di sejumlah wilayah berbeda, antara lain di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan dan Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

Baca juga artikel terkait BANJIR KALBAR

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan