tirto.id - PT Bank Negara Indonesia (BNI) Persero Tbk mengklarifikasi bahwa terpotongnya saldo Rp1.000 di sejumlah rekening nasabahnya bukan karena serangan peretas.
Sekretaris Perusahaan BNI, Kiryanto menegaskan tidak ada serangan peretasan terhadap sistem Teknologi dan Informasi milik perusahaan perbankan plat merah itu. Pemotongan saldo Rp1.000 itu terjadi sebab dampak dari upaya pengaturan sistem.
Dia menjelaskan BNI beberapa saat lalu sedang mengubah ketentuan (setting) parameter untuk tabungan Tapenas SiMuda, dengan biaya (fee) yang dikenakan sebesar Rp1.000. Namun, perubahan parameter biaya tersebut ternyata berdampak juga pada produk tabungan lain di luar Tapenas SiMuda.
Menurut Kiryanto, saat ini BNI sedang mengembalikan saldo Rp1.000 milik nasabah yang seharusnya tidak membayar biaya tersebut dalam produk Tapenas SiMuda.
"Saat ini sedang dilakukan proses reverse atau pengembalian terhadap rekening-rekening yang seharusnya tidak dibebani biaya sebesar Rp1.000," kata dia di Jakarta pada Jumat (20/10/2017) seperti dikutip Antara.
Kiryanto belum menjelaskan jangka waktu proses pengembalian saldo tersebut. Namun, dia menjamin tidak akan ada kerugian finansial bagi nasabah akibat kejadian ini.
"Begitu juga untuk bank, nantinya tidak ada kerugian finansial baik dari sisi nasabah maupun bank," ujarnya.
Dia mengatakan BNI akan mempercepat pengembalian saldo nasabah yang terpotong Rp1.000 itu. BNI juga meminta maaf atas kasus tersebut.
"Kami berupaya keras proses reverse (pengembalian) atas biaya yang terdebet dapat diselesaikan secepatnya," ujarnya.
Sebelumnya, kabar pemotongan saldo Rp1.000 di sejumlah rekening nasabah BNI ini bermula dari salah seorang nasabah BNI yang menuliskan status di media sosial Facebook tentang berkurangnya saldo di rekening miliknya tanpa keterangan yang jelas. Status tersebut kemudian viral di media sosial dan menimbulkan dugaan adanya serangan peretas ke sistem milik BNI.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom