Menuju konten utama

BNI Pacu Pertumbuhan Pembiayaan Berkelanjutan untuk Perkuat ESG

BNI terus berupaya memperkuat komitmennya dalam menyalurkan pembiayaan di sektor hijau.

BNI Pacu Pertumbuhan Pembiayaan Berkelanjutan untuk Perkuat ESG
Ilustrasi menara BNI46. FOTO/iStock

tirto.id - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus memperkuat perannya dalam mendukung ekonomi hijau. Komitmen ini dilakukan dengan menyalurkan pembiayaan di sektor hijau atau green banking. Pembiayaan berbasis Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola atau Environmental, Social, and Governance (ESG) itu bertujuan mendukung transisi menuju ekonomi berkelanjutan.

Sejalan dengan komitmen itu, Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyatakan BNI akan menyalurkan sejumlah pembiayaan korporasi ke beberapa proyek strategis, seperti ketenagalistrikan dan industri pupuk, dengan skema sustainabilty linked loan dan green loan.

“Besarnya pembiayaan ESG di BNI membuktikan keseriusan kami mendukung target pemerintah menuju net zero emission maupun program-program prioritas lainnya,” kata Okki dalam siaran resmi BNI.

Komitmen itu terlihat dari total pembiayaan berkelanjutan dari BNI yang tumbuh signifikan pada tahun lalu. Hingga penghujung 2024, nilainya mencapai Rp190,5 triliun, jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang berada di angka Rp181,1 triliun.

Tahun ini, BNI menargetkan pembiayaan di sektor berkelanjutan tetap tumbuh dengan proyeksi outstanding kredit sebesar Rp199,67 triliun pada akhir 2025.

Pada 2024, sebanyak Rp117 triliun dialokasikan untuk sektor pemberdayaan sosial dan pembiayan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam hayati dan pemanfaatan lahan berwawasan lingkungan, pada tahun kemarin, BNI mengalokasikan dana Rp32,4 triliun.

BNI pun berkontribusi dalam pengembangan energi terbarukan dengan total pembiayaan senilai Rp13 triliun pada 2024. Sementara itu, pembiayaan di sektor manajemen air dan limbah mencapai Rp25,1 triliun. Sisanya, sebesar Rp2,9 triliun disalurkan untuk upaya pengurangan polusi.

Menurut Okki, pencapaian tersebut menunjukkan bahwa BNI terus berkomitmen untuk menginternalisasikan prinsip keberlanjutan dalam praktik bisnisnya. Langkah tersebut juga selaras dengan target BNI dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) tahun 2028 dan pembiayaan NZE pada 2060.

BNI mempunyai strategi jangka panjang untuk mendukung sustainability financing dalam rangka mitigasi dampak perubahan iklim. Hal ini guna mencapai target Net Zero Emission Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Green ekonomi merupakan salah satu komitmen jangka panjang BNI dan kami berupaya untuk berkontribusi dalam pembiayaan proyek-proyek hijau untuk mewujudkan Indonesia berwawasan lingkungan di masa depan,” terang Okki.

BNI menerapkan pula persyaratan bagi debitur yang bergerak di sektor keberlanjutan dengan kriteria Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) sesuai regulasi yang berlaku. Persyaratan itu mencakup jenis proyek yang dibiayai, persyaratan sertifikasi, hingga validasi saat ini.

Di samping itu, BNI kini menerapkan pembiayaan di sektor keberlanjutan berdasarkan KKUB yang mencakup Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) dan Kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Implementasi ESG menjadi fokus kami dalam menyalurkan pembiayaan sekaligus menegaskan posisi kami sebagai pionir dalam implementasi keuangan berkelanjutan,” tegas Okki.

(INFO KINI)

Penulis: Tim Media Servis