tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa dengan kekuatan 5,1 Skala Richter (SR) mengguncang sisi barat laut Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara.
Gempa yang terjadi pada Senin (31/12/2018) sekitar pukul 01.34 WIB dipastikan tak berpotensi tsunami.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami,” ucap Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam akun Instagram @infobmkg pada Senin (31/12/2018).
Hasil analisis BMKG menunjukkan episentrum gempa di Kabupaten Halmahera Barat terletak di koordinat 1169 LU dan 126,41 BT. Sekitar 136 km arah barat laut Kota Jaulolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Kedalamannya pun, kata Rahmat, berkisar pada 55 km dari permukaan.
Ia menilai lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrum yang dicatat BMKG menandakan bahwa gempa bumi itu berjenis dangkal. Penyebabnya aktivitas subduksi lempeng laut Maluku. Gempa ini juga terjadi lantaran adanya deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik.
Rahmat mengatakan berdasarkan laporan masyarakat yang ia terima guncangan terjadi di daerah Manado, Bitung, dan Minahasa yang semuanya berada di Sulawesi Utara. Intensitas yang dirasakan di ketiga daerah itu kata Rahmat berkisar pada II-III skala Modified Mercalli Intensity (MMI).
Sampai Senin (31/12/2018) pukul 01.57 WIB, pemantauan BMKG menunjukkan belum akan ada aktivitas gempa susulan. Masyarakat juga diminta untuk tetap tenang dan mengecek sumber informasi dari lembaga resmi.
"Sampai saat ini belum ada tanda-tanda aktivitas gempa bumi susulan [aftershock]," ucap Rahmat.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri
