tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat berdasarkan pantauan Sensor Modis NOAA20 terdeteksi dua puluh enam titik panas di sejumlah wilayah Propinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima dari BMKG di Medan, Senin (22/2/2021), ke-26 titik panas tersebut tersebar di delapan wilayah di Sumatera Utara, yakni di Kabupaten Mandailing Natal terdapat lima titik panas, Tapanuli Selatan dua titik panas, Tapanuli Tengah satu titik panas, Tapanuli Utara satu
titik panas, Toba Samosir tiga titik panas.
Kemudian di Kabupaten Dairi terdapat 10 titik panas, Karo satu titik panas dan Kota Sibolga terdapat tiga titik panas.
Sementara terkait prakiraan cuaca, pada siang hingga malam hari terjadi hujan ringan di sebagian wilayah lereng timur, pantai timur, pantai barat dan pegunungan Sumatera Utara.
Suhu udara 25.0 – 34.0 derajat Celcius, kelembapan udara 65 – 95 persen, sementara angin berembus dari utara ke timur laut dengan kecepatan 5 – 25 km/jam.
Prakiraan gelombang laut di Perairan Utara Sabang cukup tinggi, mencapai 2.5 – 4 meter dan Selat Malaka bagian tengah 0.5 – 1.25 meter.
Sementara Selat Malaka bagian utara, Perairan Sabang – Banda Aceh, Perairan Barat Aceh, Samudera Hindia Barat Aceh, Samudera Hindia barat Nias Perairan Lhokseumawe, Perairan Meulaboh – Sinabang, Perairan Nias – Sibolga setinggi 1.25 – 2.5 meter.
Titik Karhutla di Riau Naik Drastis
Jumlah titik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terpantau di wilayah Provinsi Riau pada Senin naik drastis menjadi 63 dari hanya sembilan pada hari sebelumnya.
"Jika dibandingkan dengan hari sebelumnya yang hanya sembilan titik panas, pada Senin pagi ini jumlahnya meningkat sangat tinggi," kata Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Yasir Prayuna kepada ANTARA di Pekanbaru.
Menurut pantauan BMKG Stasiun Pekanbaru, pada Senin pagi pukul 06.00 WIB seluruhnya ada 126 titik panas indikasi awal karhutla di wilayah Sumatera dan 63 di antaranya ada di Provinsi Riau.
Di wilayah Provinsi Riau, titik panas indikasi awal karhutla terpantau di Kabupaten Bengkalis (18), Kabupaten Pelalawan (32), Kota Dumai (7), Kabupaten Rokan Hilir (4), Kabupaten Kepulauan Meranti (1), dan Kabupaten Indragiri Hilir (1).
Yasir mengemukakan bahwa wilayah Provinsi Riau saat ini memasuki musim kemarau pertama, berbeda dengan daerah lain di Pulau Jawa yang saat ini masih mengalami musim hujan.
"Riau punya karakteristik yang berbeda karena kebalikannya apabila di Jawa kondisi basah, maka di Riau kering. Sekarang Riau sedang musim kemarau yang pertama sampai April," katanya.
Menurut dia, suhu udara di Riau berkisar 32 sampai 33 derajat Celsius dan kelembapannya udaranya tergolong rendah sehingga udara terasa panas dan gerah.
"Sampai saat ini juga belum ada peluang akan hujan," katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger mengatakan bahwa cuaca yang panas dan jumlah titik panas yang meningkat drastis membuat wilayah Riau rawan mengalami kebakaran hutan dan lahan.
"Titik panas melejit, namun sedang kami koordinasikan apakah masih berupa titik panas atau sudah titik api," katanya.
Ia mengatakan bahwa Satuan Tugas Karhutla Riau berusaha mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada untuk mencegah dan menangani kebakaran lahan sambil menunggu bantuan helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Pemerintah Provinsi Riau memberlakukan status siaga darurat karhutla mulai dari Februari hingga akhir Oktober 2021 guna mengoptimalkan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau.
Editor: Maya Saputri