tirto.id - Perusahaan BUMN bidang farmasi, PT Bio Farma bersiap merilis alat tes deteksi virus Corona dengan metode kumur (gargling). Alat ini telah melewati uji klinis dengan 400 sampel pasien positif COVID-19 dengan kondisi rawat jalan dan rawat inap selama 7 bulan.
Uji validasi telah selesai dilakukan bersama-sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) dan Rumah Sakit Dokter Kariadi (RSDK).
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan produksi alat tes bernama BioSaliva ditarget sekitar 40.000 per bulan.
"Produk BioSaliva ini akan memberikan experience baru dari sisi kenyamanan bagi masyarakat yang ingin melakukan tes usap PCR," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu (7/7).
BioSaliva juga telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021 dengan Nomor KEMENKES RI AKD 10302120673.
Honesti menambahkan produk BioSaliva memungkinkan pengetesan PCR tidak hanya dilakukan melalui nasofaring dan hidung, tetapi bisa juga dengan berkumur atau gargle. Tingkat akurasi diklaim di atas 99 persen.
"Khusus untuk BioSaliva, ini merupakan produk terbaru dan bisa mendeteksi semua varian COVID-19 yang sekarang lagi berkembang di Indonesia," klaimnya.
Saat ini tengah uji coba alat tes mulai 3 Juli 2021 di laboratorium GSI Kuningan dan Cilandak. Harga untuk sekali tes COVID-19 metode kumur ini berkisar Rp799 ribu di GSI Lab.
Editor: Zakki Amali