tirto.id - Parma merilis jersey utama untuk Liga Italia Serie A musim 2020/2021. Uniknya, seragam home yang akan dikenakan skuad besutan Fabio Liverani nanti dibuat dengan memakai teknologi dan bahan kain antivirus di tengah pandemi Corona COVID-19.
Dikutip dari Football-Italia, Rabu (9/9/2020), desain jersey terbaru Parma keluaran Errea ini dirancang untuk masa pasca-coronavirus. Dengan kata lain, jubah kebesaran terkini Gialloblu sekaligus berfungsi sebagai perisai bagi Bruno Alves dan kawan-kawan dalam mengarungi kompetisi musim depan.
“Fitur penting untuk tahun 2020/21 adalah bahan antivirus. Ti-energy , bahan untuk jersey ini, diproduksi dengan nanopartikel seng oksida yang dijalin ke dalam serat kain, yang memiliki efek antibakteri,” beber Parma lewat laman resminya.
“Diolah dengan Minusnine J1, [jersey] ini juga sangat tahan air. Serangkaian fitur ini memungkinkan kain menjadi penghalang pelindung yang efektif terhadap mikroba, bakteri, dan virus,” lanjutnya.
Ditambahkan pula bahwa Parma menjadi klub Liga Italia Serie A pertama yang mengenakan peralatan dengan kekuatan teknis tinggi untuk membantu melindungi para pemainnya dalam situasi pandemi seperti sekarang ini.
Give your phone background a fresh new look on this #WallpaperWednesday 👊➕#WearParma#ForzaParma 💛💙 pic.twitter.com/NpXAZbOicu
— Parma Calcio 1913 (@ParmaCalcio_en) September 9, 2020
Filosofi Jersey Baru Parma
Rancang motif yang dipakai untuk jersey baru Parma kali ini terbilang berani. Warna hitam kini diberi peran yang lebih besar.
Untuk pertamakalinya, jersey kandang Gialloblu menggunakan warna hitam di seluruh bagian lengan, berpadu dengan putih sebagai warna utama.
“Selongsong hitam [di bagian lengan], ditempa dari benturan kuat, agresif, dan tangguh,” sebut Parma dalam website-nya.
Semua bagian lengan berwarna hitam mewakili sayap burung phoenix yang dalam beberapa musim terakhir memang disematkan sebagai simbol baru Parma. Makna burung phoenix adalah sebagai perlambangan kelahiran kembali.
Parma, klub juara Piala Super Eropa 1993 dan dua kali merengkuh trofi Piala UEFA (kini Europa League), ini memang ibarat terlahir kembali setelah promosi ke Serie A sejak musim 2018/2019 lalu.
Di era 1990-an, Parma masuk jajaran Il Sette Magnifico bersama Juventus, AC Milan, Inter Milan, AS Roma, Lazio, dan Fiorentina, sebelum bangkrut pada 2015 dan harus turun jauh ke kasta paling bawah, Serie D.
Kelahiran Kembali Gialloblu
Selain perlambangan burung phoenix, salah satu image kelahiran kembali Parma lainnya adalah dengan memakai jersey kandang dengan warna utama putih dipadukan warna hitam.
Simbol khas Ksatria Templar -yang kemudian menjadi julukan lain untuk klub ini, yakni Il Crociati- dipasang di jersey bagian depan.
Di masa jayanya dulu, Parma identik dengan kostum berwarna kuning-biru dengan motif garis-garis horizontal.
Kini, seragam yang membuat klub yang bermarkas di Stadion Ennio Tardini ini dikenal dengan julukan Gialloblu itu tetap dipakai, namun sebagai jersey kedua atau seragam tandang.
Parma menuntaskan Liga Italia Serie A 2019/2020 musim lalu bersama Roberto D'Aversa sebagai pelatih di urutan 11 klasemen akhir kendati sempat bersaing di zona Eropa.
Klub yang didirikan pada 1913 ini bakal mencoba peruntungannya lagi di Serie A musim depan bersama juru taktik baru, Fabio Liverani.
Editor: Agung DH