tirto.id - Pada 27 Juni 2018, 11.04 AM, pengguna Facebook dengan nama موجهيداه هيجراه (Mujahidah Hijrah) mengunggah sebuah video. Ia menggungahnya di group Facebook “SAVE PALESTINA” dengan teks berbunyi: “Inilah TNI yang dikirim ke jalur Gaza Palestina. الله اكبر.”
Videonya sendiri berdurasi empat menit. Dibuat dengan kompilasi foto-foto, dan disertai teks. Isinya memberitahu bahwa Indonesia mengirim 14 prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke wilayah Gaza, Palestina. Konten video menyertakan 14 nama prajurit yang dimaksud lengkap dengan foto-fotonya.
Adapun 14 nama dan keterangan disebutkan dalam video, yakni: (1) Alif Sanjani, (3) M Saeful Bakhri, (4) Ahmad Apriyandi, (5) Joko Wirdono Kusumo, (6) Aep, (8) M Sarifudin, (9) Andi Wirasman, (10) Ahmad Jaelani, (11) Yudis Subroto, (13) Dani, dan (14) Indra Birawan.
Sampai 11 Juli 2018 pukul 17.00 WIB, tercatat sudah 30.028 pengguna Facebook lain turut serta membagi unggahan itu. Juga 18 ribu tanggapan dalam moda emoji dan 289 komentar.
Menariknya, siklus penyebaran video tidak berhenti di sana. Sekalipun kebenaran informasinya masih diragukan, tiga akun Youtube tercatat membagi konten yang sama, sehari sesudah akun Facebook موجهيداه هيجراه Ketiga akun itu adalah: SLB Fun viral & gaming; Sevtian luawo, dan MUHAMAD-TVX. Sementara itu, pada 29 Juni 2018, akun Youtube lain bernama JACK ANGKHER CHANNEL membagikan video yang sama dan mendapatkan 75.528 penonton.
Pada 2 Juli 2018, dua akun Facebook lain, tercatat membagi video yang sama. Akun Didah Faridah Nur Rahman mendapat 15.766 penonton. Sementara itu, unggahan akun Dhilara Putri dilihat 25.025 penonton. Data dikumpulkan hingga 11 Juli 2018, pukul 17.00 WIB.
Hingga saat ini, video soal 14 TNI dikirim ke jalur Gaza, Palestina masih berseliweran, menyebar, dan bisa dibagikan oleh pengguna media sosial. Pertanyaannya: benarkah informasi dalam video itu?
Melacak Asal Gambar-Gambar dalam Video
Kami mencoba memeriksa fakta TNI dikirim ke jalur Gaza Palestina dengan teknik Reverse Image Search. Video tersebut kami trimming frame-nya satu per satu melalui situs Kapwing. Gambar yang kami dapat lantas dicari pembandingnya atau sumber asalnya dengan Google Reverse Image.
Setidaknya, ada 18 gambar dalam video yang kami coba gali asal-usulnya dengan teknik itu. Arsip dari gambar-gambar dapat diunduh melalui alamat ini.
Gambar 1 memperlihatkan seorang prajurit berseragam hitam, dengan senjata serta mengenakan masker atau topeng. Pencarian menemukan bahwa gambar ini merujuk pada keterangan tentang “Kopaska TNI AL” dalam sebuah artikel di steemit.com.
Gambar 2 adalah foto kegiatan latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) pada 2015. Foto dapat merujuk pada berita yang pernah muncul di solopos.com. Foto pada artikel itu diberi keterangan: “Prajurit Kostrad menuju arena latihan gabungan PPRC, Kamis (19/3/2015) (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)”.
Gambar 3 memperlihatkan prajurit dan helikopter. Setelah dilakukan pencarian, ditemukan informasi bahwa foto tersebut adalah foto dari Hugh Gentry-Reuters. Artikel liputan6.com pernah memuat foto yang sama dengan keterangan “Pasukan Marinir Indonesia turun dari helikopter saat ambil bagian dalam latihan bersama tentara AS pada latihan militer The Rim of The Pacific (Rimpec) 2016 di Honolulu, Hawaii, Rabu (13/7). Rimpac 2016 digelar pada Juni-Juli 2016”.
Gambar 4 dapat ditemukan dalam sebuah artikel di winnetnews.com yang memberi tahu bahwa “TNI AD pimpin klasemen lomba tembak militer AASAM 2017”.
Lalu, bagaimana dengan 14 sosok prajuritnya? Berikut ini adalah hasil pelacakan lewat Reverse Image Search.
Gambar 5 yang disebut sebagai prajurit bernama Alif Sanjani, ternyata keliru. Foto yang sama dapat ditemukan dalam artikel idntimes.com yang mengupas soal sosok bernama Mas Jati, prajurit yang juga bermain peran dalam film berjudul Merah Putih Memanggil.
Gambar 6 yang ditulis sebagai prajurit bernama Rachel Ikhwan tidak berhasil ditemukan informasi pembandingnya.
Gambar 7 yang disebut sebagai prajurit bernama M. Saeful Bakhri sebenarnya adalah Serda Dasep Iman Suherman. Artikel kompas.com pada 2016 pernah memuat informasi ini.
Gambar 8 yang disebut sebagai prajurit bernama Ahmad Apriyandi tidak berhasil diketahui namanya. Namun, gambar yang sama muncul dalam pembuka video berjudul “Indahnya PBB TNI AD”.
Gambar 9 yang disebut sebagai prajurit bernama Joko Wirdono Kusumo juga tidak berhasil diketahui namanya. Namun, foto yang sama muncul sebagai ilustrasi artikel GNFI. Tertulis “Seorang personel TNI dalam latihan militer, (copyrights) indonesiamilitary.com”
Gambar 10, yang disebut sebagai pajurit bernama Aep, tidak didapat informasi soal namanya. Meski demikian, foto tersebut muncul di beberapa platform lain seperti Pinterest, Google Plus, serta dalam cuitan Twitter Noeh Adyatna @adyatna_noeh: foto digunakan sebagai ilustrasi thread “Kekuatan militer Republik Indonesia memang termasuk pada yang terkuat di dunia.”
Gambar 11 yang disebut sebagai prajurit bernama Didin Subroto juga tidak didapat informasi soal namanya. Foto yang sama muncul sebagai ilustrasi berita dari Intisari dengan keterangan: “Inilah Rahasia Kemenangan Tim TNI AD atas Tentara Amerika dan Australia dalam AASAM 2015”.
Gambar 12 atau sosok yang disebut M. Sarifudin dalam video juga tidak ditemukan informasi nama pembandingnya, meski foto serupa digunakan akun Twitter @Dwi_Juniyarto sebagai ilustrasi untuk bahasan soal Tontaipur Kostrad.
Gambar 13 yang disebut sebagai prajurit bernama Andi Wirasman, tidak terlacak nama aslinya dalam hasil Reverse Image Search.
Gambar 14 yang disebut sebagai prajurit bernama Ahmad Jaelani dapat ditemukan dalam foto profil akun Facebook bernama “Tentara Indonesia”. Namun, tidak ada keterangan jelas siapa sosok tersebut.
Gambar 15 disebut sebagai prajurit bernama Yudis Subroto. Faktanya, foto ini sama persis dengan foto pada artikel kabarpapua.co. Tidak ada keterangan nama, tapi terdapat informasi “TNI AD dan tentara Papua Nugini (PNG) berpatroli bersama saat perayaan HUT RI ke-72 tahun di Distrik Sota, Kabupaten Merauke. (KabarPapua.co/Abdel Syah)”.
Gambar 16 disebut sebagai prajurit bernama Abdull Latief. Namun, dalam pencarian foto yang sama, artikel sewarga.com menyebut nama prajurit itu Dhuha Yuu Al-Fatih. Artikel tersebut mengambilnya dari sebuah akun Instagram.
Gambar 17 disebut sebagai prajurit bernama Dani juga tidak diketahui pembandingnya. Foto serupa dan tanpa keterangan siapa sosok tersebut, ditemukan dalam artikel kabarumat.com.
Gambar terakhir atau ke-18 disebut sebagai prajurit bernama Indra Birawan juga tidak didapat sumber atau keterangan lain yang membantu. Pencarian hanya menemukan bahwa foto tersebut adalah ilustrasi dalam artikel cakrawalamedia.co.id.
Hasil Reverse Image Searchdari kedelapanbelas gambar dalam video menunjukkan temuan-temuan di atas. Sumber gambar dalam video patut diduga diambil dari berbagai artikel, bahan, serta konteks berbeda-beda. Beberapa nama prajurit ditemukan berbeda dari yang disebutkan di dalam video. Artinya, informasi soal pengiriman prajurit TNI ke jalur Gaza, Palestina tentu tidak tepat dan berdasar.
Konfirmasi Kapuspen TNI
Tirto juga mencoba menghubungi Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah (11/7). Ia merespons dengan jawaban singkat bahwa informasi itu tidak benar. “Ini berita hoax,” tegasnya.
Kesimpulan
Video soal 14 TNI dikirim ke jalur Gaza, Palestina dengan demikian berisi konten disinformasi. Informasi di dalam video, yakni foto-foto, diambil dari sumber-sumber yang berbeda, kemudian diolah menjadi satu kesatuan dan dibingkai dengan konteks baru, sehingga menghasilkan informasi yang tidak benar. Video ini adalah hoaks.
======
Tirtomendapat akses aplikasi CrowdTangle yang memungkinkan mengetahui sebaran sebuah unggahan (konten) di Facebook, termasuk memprediksi potensi viral unggahan tersebut. Akses tersebut merupakan bagian dari realisasi penunjukanTirto sebagai pihak ketiga dalam proyek periksa fakta.
News Partnership Lead Facebook Indonesia, Alice Budisatrijo, mengatakan, alasan pihaknya menggandengTirtodalam programthird party fact checkingkarenaTirto merupakan satu-satunya media di Indonesia yang telah terakreditasi oleh International Fact Cheking Networksebagai pemeriksa fakta.
Editor: Maulida Sri Handayani