Menuju konten utama

Bencana Cybersecurity Ada di Depan Mata

Para ahli mendesak pemerintah AS untuk menuntut semua perangkat yang tersambung ke internet memiliki built-in security karena negara bisa sewaktu-waktu menghadapi bencana cyber yang mematikan.

Bencana Cybersecurity Ada di Depan Mata
ilustrasi kejahatan cyber crime.foto/shutterstock

tirto.id - Para ahli mendesak pemerintah AS untuk menuntut semua perangkat yang tersambung ke internet memiliki built-in security. Mereka mengatakan negara bisa sewaktu-waktu menghadapi bencana cyber yang mematikan.

Sidang yang digelar Rabu (16/11/2016) oleh anggota House Energy and Commerce Committee menjelaskan bagaimana jutaan perangkat yang tersambung ke internet terinfeksi bakal menurunkan kemampuan internet pada 21 Oktober silam.

Suatu perangkat semacam superweapon internet, yang merupakan pasukan 1,5 juta gawai yang terinfeksi bisa meretas rumah sakit atau instansi inti dari pemerintahan. Hal tersebut sangat mungkin terjadi karena produsen membuat perangkat yang mudah untuk diretas dan dikendalikan oleh pihak lain dalam jarak jauh.

Terkait kasus ini, para ahli menyalahkan buruknya produsen kelas rendah. Mereka tidak rela mengeluarkan uang ekstra demi membuat produk yang aman. Sebaliknya, mereka fokus pada mengaduk-aduk kode komputer dan perakitan sampai ke harga paling murah.

“Saya takut suatu hari nanti seluruh sistem rumah sakit jatuh,” ujar Kevin Fu, yang mengajar computer security di University of Michigan. “Ini akan membutuhkan beberapa jenis mandat pemerintah,” tambahnya, seperti dilansir CNN Money, Kamis (17/11/2016)

Meminta pembuatan peraturan baru adalah langkah yang langka bagi ahli cybersecurity. Mereka biasanya ingin aturan pemerintah yang lebih longgar. Tetapi, apa yang dibahas dalam kongres ini adalah hal yang berbeda.

“Kami tidak akan berbahagia ketika semua lampu padam,” kata Fu.

Diperkiranan saat ini terdapat 6 miliar perangkat yang tersambung ke internet. Angka itu diperkirakan akan mencapai 20 miliar pada 2020 nanti.

“Pasar tidak bisa memperbaiki ini. Pembeli dan penjual tidak peduli. Pemerintah harus terlibat,” kata Bruce Schneier, salah satu pakar keamanan komputer terkemuka. “Apa yang kita butuhkan adalah beberapa peraturan yang baik,” tambahnya.

Fu menyarankan pengadaan fasilitas pengujian cybersecurity nasional. Nantinya, fasilitas ini mirip dengan laboratorium pengujian keselamatan kecelakaan otomotif. Schneier menyarankan agen federal baru yang menuntut keamanan tinggi pada gawai yang terhubung internet.

Schneier menunjukkan bahwa pemerintahan Bush membentuk Departement of Homeland Security sebagai respon atas bencana 9/11. Dia mengatakan hal yang sama harus terjadi untuk cybersecurity sebelum krisis benar-benar terjadi dan publik bertanya-tanya mengapa banyak kasus kematian terjadi dalam waktu yang berdekatan.

“saya tidak paham betul dengan peraturan. Tapi ini adalah hal yang berbahaya bagi dunia,” kata Schneier. “Pilihannya tidak berada di antara terlibat atau tidaknya pemerintah, melainkan keterlibatan pemerintah yang cerdas atau yang bodoh,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait CYBER atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Teknologi
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh