Menuju konten utama

Benarkah Tidak Menggunakan Bra Bisa Membuat Payudara Kendur?

Payudara yang kendur akibat usia dan gravitasi tidak dapat dicegah dengan menggunakan bra.

Benarkah Tidak Menggunakan Bra Bisa Membuat Payudara Kendur?
Ilustrasi Payudara. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Menggunakan bra dianggap menjadi salah satu cara untuk mencegah agar payudara kendur atau turun.

Namun apakah hal itu benar?

Dilansir Antara, wakil presiden American Society for Aesthetic Plastic Surgery, Dan Mils, MD, dalam Healthline menyampaikan bra dapat digunakan untuk mengangkat payudara sehingga bisa menunjang penampilan.

Akan tetapi, payudara yang kendur akibat usia dan gravitasi tidak dapat dicegah dengan menggunakan bra.

Sementara itu, melansir situs Her, banyak penelitian telah menyangkal bahwa tidak menggunakan bra dapat membuat payudara kendur.

Ahli ilmu olahraga Jean Denis Roullion dari Universitas Besancon, Prancis, mengatakan mengenakan bra bagi banyak perempuan justru mungkin tidak memiliki banyak manfaat.

Salah seorang sukarelawan penelitiannya, Capucine (28 tahun), mengatakan ia memperoleh manfaat ketika tidak mengenakan bra termasuk bernapas dengan lebih mudah, membawa diri lebih baik, dan berkurangnya rasa sakit di punggung melansir Medical News Today.

Akan tetapi, Rouillon juga memperingatkan bahwa beberapa perempuan tidak seharusnya segera melepaskan bra mereka sebagai respons dari penelitiannya tersebut.

Pasalnya, perempuan yang lebih tua dengan umur lebih dari 45 tahun tidak akan mendapat manfaat dari tidak mengenakan bra mereka.

Selain itu, Rouillon juga menekankan bahwa penelitiannya merupakan hasil awal.

“Sampel kecil dari 320 perempuan tidak mewakili seluruh populasi yang akan membutuhkan sekitar 300.000 subjek,” ungkapnya dikutip dari The Local.

Lebih lanjut, melalui penelitiannya, telah terkonfirmasi bahwa menurut data awal, tidak ada kerusakan pada payudara perempuan muda ketika tak mengenakan bra.

Apa penyebab payudara kendur?

Pada umumnya, payudara mengendor akibat usia, dan ligamen cooper yang terdapat di payudara membentang dari waktu ke waktu.

Dilansir dari Healthline, selain karena usia, payudara mengendor juga terjadi akibat dari gravitasi meskipun ada penyebab lain yang juga memengaruhinya.

Berikut beberapa faktor yang menyebabkan payudara mengendor:

- Penuaan

- Defisiensi kolagen

- Defisiensi estrogen

- Gravitasi

- Indeks massa tubuh tinggi

- Ukuran payudara lebih besar

- Kehamilan ganda

- Menopause

- Penurunan berat badan yang cepat diikuti dengan penambahan berat badan, atau sebaliknya

Ukuran payudara yang besar memiliki potensi kendur yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena massa payudara yang lebih tinggi lebih rentan terhadap gravitasi.

Di sisi lain, memilih untuk menyusui anak tidak berpengaruh pada kekencangan payudara.

Menyusui umumnya dianggap meregangkan jaringan payudara dan menyebabkan kendur.

Namun, sebuah penelitian menemukan hal tersebut tidak benar. Sebab perubahan payudara akan mulai terjadi semenjak perempuan mengalami kehamilan.

Cara mengencangkan payudara yang kendur

Jika Anda merasa terjadi perubahan pada payudara Anda atau payudara mulai mengendur ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya.

Cara yang pertama adalah olahraga. Olahraga memang tidak membuat payudara menjadi besar, karena payudara terdiri dari jaringan lemak bukan otot, demikian kata Courtney Barrol, seorang pelatih fitness di New York seperti dikutip Parents.

“Tapi olahraga dapat mengencangkan otot di sekitar payudara dan membantu mengangkat bagian tersebut menjadi lebih kencang dan indah,” tuturnya.

Dilansir Being The Parent, olahraga yang disarankan adalah push-up, wall press, arm rise, dan dumbbell fly.

Push-up tidak hanya mengencangkan otot bagian dada, namun juga otot lengan atas dan bagian tengan tubuh.

Caranya adalah berbaringlah tengkurap dan letakkan telapak tangan sejajar dengan bahu, lalu angkat tubuh perlahan lahan dengan telapak tangan dan ujung jari-jari kaki menjadi tumpuan. Rendahkan tubuh sampai sekitar 5 cm dari lantai dan angkat kembali.

Wall press adalah olahraga yang simple tanpa perlu peralatan khusus dan serupa dengan push-up namun kali ini dengan posisi berdiri menghadap ke tembok, letakkan kedua telapak tangan ke tembok dan tekankan tubuh ke arah tembok namun jangan sampai menempel ke dinding dan tahan selama 10-15 detik.

Arm Rise juga merupakan olahraga mudah yang tidak memerlukan peralatan khusus. Selain itu, gerakan ini juga tidak terlalu berat layaknya olahraga biasanya namun lebih ke kegiatan stretching yang bahkan bisa dilakukan setiap saat.

Berdirilah tegak, satukan kedua telapak tangan dan rentangkan setinggi mungkin di atas kepala, tahan selama 5-10 detik.

Dumbell Fly adalah olahraga dengan alat yang sangat efektif mengencangkan payudara. Berbaringlah telentang dengan dumbbell di masing-masing tangan.

Satukan kedua dumbbell tersebut di depan dada kemudian rentangkan kembali menjauhi dada. Ulangi gerakan tersebut 15-20 kali.

Selain olahraga-olahraga tersebut,olahraga yoga juga dapat membantu mengembalikan payudara kebentuknya semula. Seperti pose kobra, yaitu tidur tengkurap kemudian perlahan-lahan angkat tubuh hingga bagian perut ke atas, rentangkan dan tahan sekitar 10 detik.

Tidak hanya olahraga, memijat area payudara juga mampu mengencangkan dan memberikan efek relaksasi bagi payudara.

Dilansir Beauty Health Tips, kita bisa memilih minyak yang bagus seperti minyak zaitun yang juga memiliki efek bagus untuk kulit karena kaya akan vitamin E sebagai antioksidan dan asam lemak untuk meminimalisir kerusakan jaringan kulit akibat radikal bebas.

Caranya, pijat payudara memutar ke arah atas berulang-ulang. Lakukan metode ini secara rutin.

Cara-cara tersebut jika dilakukan secara rutin dapat mengembalikan payudara ke bentuk semula dan mengencangkan otot dada.

Namun, alangkah lebih baik jika berkonsultasi dengan dokter apabila ingin melakukan olahraga setelah melahirkan dan lakukan dengan porsi secukupnya.

Baca juga artikel terkait PAYUDARA KENDUR atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH