Menuju konten utama
Periksa Fakta

Benarkah Terjadi Kristenisasi Warga di Cianjur?

Video dengan klaim Kristenisasi warga Cianjur ternyata telah tersebar sejak Agustus 2020.

Benarkah Terjadi Kristenisasi Warga di Cianjur?
Header Periksa Fakta IFCN. tirto.id/Quita

tirto.id - Tak lama dari kejadian gempa bumi 6,5 SR yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sebuah video tersebar di media sosial dan menjadi viral. Video itu menunjukkan pencopotan label sebuah gereja di tenda bantuan yang diberikan untuk korban gempa di Kabupaten Cianjur.

Dalam video itu, sejumlah orang tampak membongkar tulisan 'Tim Aksi Kasih Gereja Reformed Injili Indonesia'. Setelah itu, mereka mencabuti label di tenda pengungsian tersebut.

Seiring dengan beredarnya video ini, banyak pula video yang tersebar di media sosial dengan narasi Kristenisasi warga Cianjur. Video itu salah satunya dibagikan oleh akun Twitter @pajak_11_persen. Dalam video berdurasi 45 detik itu, ada beberapa anak kecil, satu orang bapak mengenakan kopiah yang terlihat mencelupkan seorang perempuan berkerudung ke dalam air. Di video juga ada suara dan teks yang memperlihatkan seolah ada kegiatan pembaptisan.

Akun tersebut turut menuliskan deskripsi bahwa video ini adalah "Salah satu bukti untuk yang suka bilang Kristenisasi di Cianjur hoax", serta menyebut karena ini pula Allah murka dan menurunkan gempa.

Kemudian, benarkah video yang disebarkan merupakan upaya Kristenisasi warga di Cianjur?

Penelusuran Fakta

Riset Tirto menyaksikan video yang diunggah akun Twitter @pajak_11_persen secara utuh. Video itu dibawakan dengan narasi membaptiskan Ibu Sari dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Lalu, narator video juga mengatakan, “Mohon dukungan doa karena mulai penuaian besar-besaran”.

Selanjutnya, orang-orang yang berada di tengah genangan air dibariskan. Kemudian, narator pun berujar, “Karena ini adalah perintah Firman-Mu, perintah Engkau untuk, atau apa yang harus kami lakukan saat ini biarlah semuanya bukan manusia punya mau, tetapi bagi Allah yang punya mau”.

Terakhir juga disampaikan, “Oleh karena itu biarlah keluarga Pak Eliyas saat ini segala dosa kutuk nenek moyang akan dikuburkan di dalam air sini, di dalam nama Allah”.

Kami berusaha menelusuri asal usul video tersebut. Pencarian melalui mesin pencari Google membawa kami pada sebuah artikel tahun 2020 dari situs Nahimunkar.org. Artikel itu berjudul “Video Viral, Ibu-ibu Berjilbab Dibaptis di Kolam, Masih Ditelusuri”.

Menurut situs Nahimunkar, video itu diduga merupakan pembaptisan ibu-ibu berjilbab dan anaknya yang terjadi di Kecamatan Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat. Situs ini sendiri masih mempertanyakan kebenaran video tersebut.

Namun, situs Nahimunkar juga mengunggah video yang sama seperti yang tersebar di Twitter. Rupanya, video itu juga tersebar di akun YouTube bernama Syaefurrahman Albanjary sejak 5 Agustus 2020. Video yang tersebar di akun YouTube itu berdurasi 3:08 menit.

Sama seperti situs Nahimunkar, akun YouTube itu, lewat deskripsi video juga mempertanyakan di mana video tersebut diambil. Seperti ditulisnya, “Sementara tempatnya disimpulkan bukan di Sukabumi, melainkan kemungkinan di Kalimantan”.

Tim Riset Tirto terus menelusuri petunjuk untuk pencarian lebih lanjut. Akhirnya, kami menemukan komentar warganet di video YouTube tersebut. Warganet tersebut menuliskan, “Artikel dari Tribun Jabar dengan judul: 'HEBOH Video Pembaptisan Ibu-ibu Berhijab di Cikidang Sukabumi, Camat: Hoaks'. Artikel tersebut sudah dipublikasikan pada Rabu, 5 Agustus 2020”.

Artikel yang dimaksud kami temukan pada portal berita Tribun. Pada minggu itu, masyarakat di Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dihebohkan dengan video yang diduga acara pembaptisan ibu-ibu yang mengenakan hijab di sebuah kubangan air keruh.

Namun, menanggapi video yang beredar ini, Camat Cikidang, Zamtika menegaskan, video yang beredar disebut merupakan hoaks. Ia memastikan, tidak ada warganya yang melakukan pembabtisan atau pemurtadan.

"Sebagaimana yang beberapa hari kebelakang yang tersiar adanya video yang menerangkan seolah-olah masyarakat kami, ada kegiatan pemurtadan, setelah kami berkonsultasi dengan para tokoh masyarakat, tokoh alim ulama, termasuk beberapa kepala desa, bahwa video tersebut tidak benar atau hoaks. Mohon bisa diketahui oleh masyarakat umumnya," ujar Zatimka didampingi Kapolsek dan Danramil Cikidang, menukil Tribun.

Namun, perlu diketahui bahwa asal usul video ini masih tak jelas. Belum cukup petunjuk untuk membuktikan bahwa video itu berasal dari daerah mana dan apa yang terjadi saat pengambilan video tersebut. Terlepas dari konfirmasi Camat Cikidang yang mengatakan video itu hoaks.

Hanya satu hal yang dapat dipastikan bahwa video ini telah tersebar sejak tahun 2020 dan tidak ada kaitannya dengan kejadian gempa di Cianjur. Demikian pula, akun Twitter @pajak_11_persen tidak secara spesifik mengaitkan apakah video tersebut terjadi sebelum gempa Cianjur atau menyebabkan gempa di Cianjur. Yang jelas, video ini pun berpotensi disebarkan lagi di kemudian hari dan dikaitkan dengan musibah tertentu yang terjadi di kemudian hari.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa video yang diklaim sebagai Kristenisasi warga di Cianjur tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Video tersebut telah beredar sejak Agustus 2020 dan tidak berkaitan dengan kejadian gempa di Cianjur.

Narasi yang dibagikan akun Twitter @pajak_11_persen bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Irma Garnesia

tirto.id - Periksa fakta
Penulis: Irma Garnesia
Editor: Nuran Wibisono