Menuju konten utama

Benarkah Game Konsol akan Tamat?

Penjualan game konsol diprediksi terus mengalami penurunan karena turunnya peminat. Sementara peminat game via PC ataupun smartphone masih stabil dan cenderung meningkat. Mengapa industri permainan video secara umum ini demikian besar? Game apa sajakah yang merajai penjualan sampai saat ini?

Benarkah Game Konsol akan Tamat?
Game Call of Duty Black Ops 2 [Foto/ign.com]

tirto.id - Paul Tassi, penulis tentang video games di Forbes pada Mei lalu menuliskan argumen panjang mengapa Game Battlefield 1 jauh lebih jatmika ketimbang Call of Duty. Argumennya dengan kembali pada hal elementer misalnya permainan dasar seperti mortar, mustard gas, kuda, dan elemen visual yang indah dari perang dunia. Battlefield, menurut Tassi, menjadi antitesis Call of Duty yang malah mengambil elemen futuristik. Belakangan, Call of Duty memang menjadi game yang banyak kritik karena tak lagi membuat para penggemarnya merasakan keasikan seperti dulu.

Sebenarnya apa yang membuat sebuah game menjadi laku atau disukai? Eriq Martin dari IGN, situs review game terkemuka, berusaha menawarkan pandangan tentang apa yang membuat sebuah permainan menjadi sempurna. Menurutnya, sebuah game perlu memiliki tiga elemen utama yang membuatnya menarik. Pertama jalinan cerita yang kuat, kedua gameplay (laku permainan), dan terakhir tampilan visual yang indah. Dengan semakin berkembangnya teknologi permainan digital ada elemen tambahan yang membuat game jadi penting, yaitu elemen keterlibatan alias experience.

Editor IGN, Luke Karmali mengungkapkan, sebuah permainan menjadi keren dan bagus karena cerita yang menarik membuat pemain hanyut dalam drama. Ia mengatakan gameplay atau grafik yang kurang bisa ditolerir asal punya elemen cerita yang kuat. Sebuah game yang ditulis dengan baik, memiliki narasi kuat, membuat pemainnya menyimak cerita dan menjadikan game sebagai sebuah film atau novel. Meski dengan berkembangnya teknologi permainan, grafik buruk dan gameplay yang jelek tak lagi bisa dimaafkan.

Ada beberapa game dengan narasi cerita yang indah tetapi dikuatkan dengan elemen grafik yang mumpuni. Seperti game The Last of Us, Legend of Zelda: Wind Waker, Assassin's Creed Ezio Trilogi, Finfal Fantasy X, dan Resident Evil/Biohazard III. Pemain bisa tersedot dalam jalinan cerita, membuat mereka menyimak setiap dialog, dan memastikan bahwa tiap cut scene bisa menjelaskan apa sebenarnya yang membuat game itu layak dimainkan. Game dengan narasi cerita yang kuat membuat pemain tidak hanya menjalankan karakter, tapi menjadi karakter itu sendiri.

Di beberapa game, unsur cerita menjadi elemen kuat sampai-sampai ia menjadi nilai jual tersendiri. Add on (tambahan skenario game) yang dijual di The Witcher III dan Assassin's Creed Unity misalnya, laku dan membuat para pemainnya betah meneruskan berjam-jam cerita. Khusus Add On dari game The Withcer III mendapatkan pujian dari banyak kritikus game baik IGN maupun Game Fact, sebagai cerita pendamping yang membuat pemain seolah memperoleh sekuel baru. Dengan nilai jual sekitar 200-300 ribu per add on, pemain bisa meneruskan game dengan narasi cerita yang baru.

Gameplay atau laku permainan punya elemen penting sebagai alasan paling teknis mengapa game itu layak dimainkan. Ada banyak game dengan grafik dan narasi cerita baik tetapi eksekusi gameplay kurang dan membuat game itu jadi tidak menyenangkan dimainkan. Seperti Assassin's Creed III, Vagrant Story, dan BloodBorne misalnya. Cerita yang baik dan tampilan visual indah jadi tak berguna jika kita sebagai pemain tak bisa memainkan game itu dengan baik. Apalagi membuat kita jadi stres karena kesal.

Pasar Sengit Industri Game

Dari data Statista menyebutkan pasar game dunia memang mengalami kenaikan sejak 2015. tiga pasar utama game seperti smartphone, konsol, dan PC naik terus. Pada 2015 permainan konsol menjadi raja dengan nilai pasar mencapai 27,5 miliar dolar. sementara PC peringkat kedua dengan nilai 25,7 miliar dolar. Platform konsol seperti PS4 menjadi idola karena pada 2015 banyak game bagus yang dirilis tahun itu. Namun, tahun ini perlahan PC mulai menyusul dengan nilai 26,7 miliar dolar sementara game konsol sebesar 29 miliar dolar.

Statista memperkirakan pada 2018 nanti game PC dan smartphones akan mengalahkan penerimaan platform game konsol seiring turunnya minat pemain game jenis ini. Statista menyebut nilai pasar game smartphones pada 2018 akan mencapai 30,2 miliar dolar sementara PC mencapai 34,3 miliar dolar dan konsol turun jadi 26,8 miliar dolar. Game PC meningkat karena secara kualitas visual, platform game ini memang lebih mumpuni dari console, selain itu beberapa game first person shooting seperti Battlefield dan Call of Duty lebih nyaman dimainkan di platform PC.

Lantas game apakah yang paling laku sejauh ini? Tahun lalu Call of Duty: Black Ops III menjadi game paling laku dengan nilai penjualan 10,74 juta copy. Disusul dengan Fifa 2016 dengan 6,96 juta copy dan Star Wars Battlefront dengan 6,55 juta copy. Penjualan game konsol memang selalu tinggi, jauh lebih tinggi daripada penjualan game dari platform lain. Misalnya untuk game paling laris dalam sejarah PC saja tak bisa menyamai rekor yang dibuat game konsol, seperti The Sims 3 dengan penjualan mencapai 8,09 juta copy, World of Warcraft terjual 6,24 juta copy, dan Diablo III terjual 5,15 juta copy.

Beberapa orang menganggap era game konsol sudah mulai meredup dan ditinggalkan. Di Jepang empat dari lima game paling laris berasal dari game portable. Menurut data dari Kotaku, game paling laris di Jepang sejauh ini adalah Dragon Quest Monsters Joker 3 untuk platform game portable 3DS dengan nilai penjualan 609.603 copy, sementara peringkat kedua Yokai Sangokushi (3DS) 539.181 copy, Monster Hunter Cross (3DS) 345.656 copy, dan Kirby: Planet Robobot (3DS) 330.809 copy.

Tapi dengan dirilisnya berbagai game baru yang dibuat khusus untuk konsol seperti X Box One atau PS 4 rasanya ramalan itu mesti ditangguhkan. Dalam sejarah penjualan mesin game konsol masih tak terkalahkan. PlayStation 2, menurut Statista, menjadi mesin game paling laris dalam sejarah dengan angka penjualan 157,68 juta unit ke seluruh dunia. Sementara PlayStation tipe pertama 104,25 juta copy, PlayStation 3 86,49 juta copy, PlayStation Portable, 80,82 juta copy, dan PlayStation 4 40,75 juta copy.

Kemunculan teknologi Virtual Reality juga dimanfaatkan oleh platform game konsol untuk kembali menarik minat pemain game baru. Resident Evil 7 misalnya, menggabungkan seluruh elemen penting yang membuat game menjadi menyenangkan dimainkan. Visual yang indah, cerita yang menarik, gameplay yang baru, dan tentu saja menawarkan pengalaman baru permainan digital. Resident Evil tentu bukan yang pertama dan terakhir menawarkan sensasi ini, game seperti Battlezone, P.O.L.L.E.N., atau Until Dawn: Rush of Blood.

Dengan ini, kita bisa dengan yakin mengatakan kiamat game konsol masih jauh dan lama akan terjadi.

Baca juga artikel terkait GAMES atau tulisan lainnya dari Arman Dhani

tirto.id - Hobi
Reporter: Arman Dhani
Penulis: Arman Dhani
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti