tirto.id - KPU DKI Jakarta telah dua kali menggelar debat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017. Debat pertama dipandu oleh Ira Koesno, sedangkan debat yang digelar pada Jumat (27/1/2017) dimoderatori oleh duet Tina Talisa dan Eko Prasojo.
Menurut ahli bahasa tubuh, Monica Kumalasari ada perbedaan antara Ira Koesno dan Tina Talisa. Ia menilai bahwa salah satu perbedaan Ira dan Tina terdapat pada gaya dan nada suaranya saat memandu jalannya acara.
“Ira Koesno, itu tone suaranya tinggi sehingga kesannya sedang marah atau emosi tinggi. Hal ini juga membuat situasi debat seperti mencekam,” ujarnya seperti dikutip Antara, Sabtu (28/1/2017).
Berbeda dengan Tina Talisa. Menurut Monica, pembawa acara berusia 37 tahun ini memiliki suara yang lebih nyaman baik bagi penonton maupun pasangan calon gubernur.
“Tina Talisa, dari sisi penonton dan paslon lebih nyaman karena tidak diburu-buru dan nada suaranya enak,” kata pakar bahasa tubuh berbasis sains yang mendapat lisensi dari Paul Ekman itu.
Sementara itu, Eko Prasojo, yang merupakan dekan di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia itu, dinilai Monica kurang mendalami jawaban dari para paslon. “Saya tidak melihat dia memperdalam jawaban dari paslon padahal itu diperbolehkan, saya tidak melihat fungsi itu dari dia,” ujarnya.
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz