tirto.id - Menyusul peningkatan status bahaya level tertinggi Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali, Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widiatmoko mengaku siap menampung sejumlah pengungsi atau warga Bali yang terdampak aktivitas vulkanik.
"Kami harus siap, dan Banyuwangi siap menampung jika hal itu terjadi. Secara teknik ada di BPBD Banyuwangi," kata Yusuf di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (23/9/2017), seperti dikutip Antara.
Kendati demikian, Yusuf tidak merinci secara jelas mengenai kesiapan itu, ia hanya menyerahkan sepenuhnya kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi.
Sebelumnya, Status Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, dinaikkan dari siaga (level 3) menjadi awas (level 4). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi menetapkan status itu sejak Jumat malam (22/9/2017).
"Level Awas adalah level tertinggi dalam status gunung api. Status Awas berlaku terhitung mulai Jumat 22 September 2017 pukul 20.30 Wita," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Baca juga:
Dalam keterangan tertulisnya, Sutopo mengatakan penaikkan status itu dilakukan seiring terlihatnya aktivitas vulkanik dari kegempaan yang terus meningkat.
Ia menjelaskan, berdasar rekomendasi PVMBG, masyarakat di sekitar Gunung Agung dan para pendaki, pengunjung serta wisatawan dilarang untuk melakukan pendakian atau berkemah di area radius 9 kilometer dari kawah puncak.
Batasan wilayah bahaya itu ditambah perluasan sektoral ke arah utara, timur laut, tenggara dan selatan-barat daya dari kawah puncak Gunung Agung sejauh 12 kilometer.
PVMBG, kata dia, telah melaporkan kenaikan status awas tersebut kepada BNPB, BPBD Provinsi Bali dan BPBD kabupaten di sekitar Gunung Agung untuk diambil antisipasi.
"Masyarakat diimbau untuk tenang. Jangan terpancing pada isu-isu yang menyesatkan. Hingga saat ini Gunung Agung belum meletus. Pemantauan diintensifkan," kata Sutopo.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto