tirto.id - Bank Dunia berencana membantu negara-negara berkembang dengan menambahkan 30 gigawatt energi terbarukan terhadap kapasitas energi dunia, dan memobilisasi USD 25 miliar pembiayaan swasta untuk program energi bersih hingga 2020. Rencana Bank Dunia diumumkan pada Kamis (7/4/2016).
Rencana Aksi Perubahan Iklim Bank Dunia itu dirancang untuk membantu negara-negara guna memenuhi janji Paris COP21 dan mengelola dampak-dampak peningkatan iklim.
"Menyusul kesepakatan iklim Paris (Paris Cop21), sekarang kita harus mengambil tindakan berani untuk melindungi planet kita untuk generasi mendatang," kata Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim.
Berdasarkan program tersebut, Bank Dunia akan meningkatkan pendanaan empat kali lipat untuk transportasi tahan iklim, mengintegrasikan iklim ke dalam perencanaan perkotaan melalui Platform Global untuk Kota Berkelanjutan, dan meningkatkan bantuan untuk pengelolaan hutan dan perikanan berkelanjutan.
"Kita sedang bergerak cepat untuk membantu negara-negara membuat transisi besar guna meningkatkan sumber energi terbarukan, menurunkan sumber energi karbon tinggi, mengembangkan sistem transportasi hijau, dan membangun berkelanjutan, kota-kota layak huni untuk penduduk perkotaan yang terus berkembang," kata Jim Yong Kim.
Menurut Bank Dunia, perubahan iklim berdampak terhadap lebih dari 100 juta orang yang terancam miskin dalam 15 tahun ke depan.
Selain upaya-upaya Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), anggota Kelompok Bank Dunia, juga bertujuan memperluas investasi iklim. Bila saat ini investasinya baru mencapai USD 2,2 miliar per tahun ke depan akan ditambah menjadi USD 3,5 miliar per tahun. Selain itu, IFC akan meluncurkan bantuan sebesar USD 13 miliar per tahun dalam pembiayaan sektor swasta hingga 2020. (ANT)