tirto.id - Hujan lebat pada 19 dan 20 Februari 2020 menyebabkan beberapa wilayah di Provinsi Jawa Tengah dilanda banjir. Di antara wilayah yang terendam banjir berada di Kota Pekalongan, Kota Semarang dan Kabupaten Kudus.
Banjir terparah dilaporkan terjadi di Pekalongan. Sejumlah area di kota itu terendam banjir setelah hujan lebat turun sejak Rabu (19/2/2020) hingga Kamis (20/2/2020). Akibatnya, ratusan rumah di sana terendam.
Sementara di Kota Semarang, banjir terjadi di beberapa titik pada hari ini. Di antara titik banjir di Ibu Kota Jawa Tengah ini adalah kompleks SMPN 34 Semarang dan wilayah pertokoan di Tlogosari. Banjir tersebut juga dampak dari hujan lebat yang turun dalam dua hari terakhir.
Di Kabupaten Kudus, banjir pun terjadi. Banjir di sana dipicu oleh luapan Sungai Piji. Selain debit air yang meningkat, luapan aliran sungai yang merendam kawasan permukiman di Kudus itu juga terjadi karena jebolnya tanggul.
Banjir Pekalongan: Status Tanggap Darurat Ditetapkan
Banjir di Pekalongan mengakibatkan ratusan rumah penduduk di kawasan 4 kecamatan terendam pada Kamis (20/2/2020). Hingga Kamis sore, sekitar 1.100 warga di Pekalongan terpaksa harus mengungsi karena banjir.
Berdasarkan pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, rata-rata ketinggian banjir yang merendam sejumlah area di wilayah tersebut mencapai 30-100 centimeter.
Setelah memantau dampak banjir yang meluas, Pemerintah Kota Pekalongan menetapkan status tanggap darurat selama sepekan, atau sejak hari ini hingga 27 Februari 2020.
Penetapan status tanggap darurat banjir itu diumumkan oleh Wakil Wali kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid, setelah pemda setempat menggelar rapat koordinasi pada hari ini.
"Kami baru saja selesai rapat koordinasi penanganan banjir bersama OPD, TNI, dan Polri dengan hasil, penetapan status tanggap darurat selama sepekan. Oleh karena, mulai hari ini, kami sudah menyiapkan dapur umum," kata Afzan di Pekalongan, hari ini, seperti dilansir Antara.
Afzan meminta semua lurah, yang wilayahnya terendam banjir, terus aktif melaporkan data terkait kondisi bencana, pengungsi dan wilayah terdampak ke Pemkot Pekalangan.
"Kami sudah menginstruksikan kepada camat dan lurah yang wilayahnya rawan banjir selalu siaga agar pada saat terjadi bencana bisa secepatnya dilakukan koordinasi dan penanganan cepat," ujar dia.
Afzan mencatat, sejumlah kelurahan yang terdampak banjir parah yaitu Tirto, Pasirkratonkramat, Banyurip, Jenggot, Poncol, Klego, dan Bandengan.
"Pemkot membuka posko tanggap darurat yang berada di Stadion Hoegeng Kraton. Masyarakat yang akan menyalurkan bantuan logistik bisa langsung ke posko itu," tambah dia.
Adapun Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Pekalongan, Saminta mengatakan instansinya telah memantau wilayah terdampak banjir sejak Rabu malam kemarin.
"Kami sudah siapkan titik pengungsian dan deteksi kebutuhan pengungsian, dan berkoordinasi dengan seluruh elemen kebencanaan untuk membagi tugas," katanya.
Banjir Semarang: Sejumlah Titik Terendam
Hujan dengan intensitas lebat yang turun mulai Rabu (19/2/2020) hingga Kamis (20/2/2020) juga mengakibatkan sejumlah titik di Kota Semarang dilanda banjir.
Salah satu titik yang terendam banjir adalah kompleks gedung sekolah SMPN 34 Semarang. Banjir setinggi 50-an centimeter merendam bangunan lama sekolah ini yang dipakai untuk ruang kelas VII dan VIII.
Juru bicara SMPN 34 Sugiono mengatakan sebagian siswa yang sempat datang ke sekolahnya pada hari ini langsung diminta untuk pulang.
"Siswa kelas VII dan VIII diminta pulang karena ruang kelas tidak memungkinkan untuk [menjadi tempat] melaksanakan kegiatan belajar mengajar," kata Sugiono.
Menurut dia, hanya siswa XI SMPN 34 Semarang yang tetap masuk karena harus menjalani ujian praktik prakaria dan Bahasa Inggris.
Selain karena hujan lebat, Sugiono menduga salah satu penyebab banjir yang melanda sekolah ini adalah pembangunan perumahan di sekitar kawasan tersebut. Selain itu, lokasi gedung sekolah ini berada di daerah cekungan dan sebenarnya harus ditinggikan.
Titik lain di Kota Semarang yang terendam banjir hari ini adalah kawasan Tlogosari yang menjadi pusat peniagaan. Akibatnya, sejumlah toko dan warung di sana terpaksa tutup.
Banjir Kudus: Tanggul Jebol, Permukiman Terendam
Banjir pada hari ini pun melanda permukiman di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus. Banjir itu terjadi karena tanggul Sungai Piji jebol. Akibatnya, aliran sungai Piji meluap dan menggenangi pemukiman warga di sekitarnya dengan ketinggian bervariasi.
Kepala Desa Kesambi Mokhamad Masri mengatakan aliran Sungai Piji mulai meluap pada Kamis (20/2/2020) sekitar pukul 06.00 WIB.
Kata dia, debit air di Sungai Piji meningkat pada Kamis pagi dan mengakibatkan tanggul sungai di sisi kiri jebol sepanjang 15-an meter. Sebelumnya, tanggul sungai itu sudah jebol 10-an meter.
Menurut Masri, kawasan permukiman warga di desanya tergenang air setinggi sekitar 1,3 meter untuk area halaman dan bagian dalam rumah 50-an centimeter. Ada 200-an rumah terendam.
"Sebagian warga ada yang mengungsi di tempat ibadah dan sebagian masih ada yang bertahan sambil melihat ketinggian genangan banjir," kata Masri, dikutip dari Antara.
Pada Kamis siang, tanggul sisi kanan Sungai Piji di Desa Kesambi ikut jebol sepanjang 10-an meter pada Kamis siang. Namun, karena debit air sungai Piji mulai menurun, kejadian ini tidak memicu genangan banjir yang terlalu tinggi.
Masri mengatakan genangan akibat jebolnya tanggul kanan Sungai Piji cepat surut. Sedangkan genangan air yang terjadi karena jebolnya tanggul sisi kiri sungai itu belum surut hingga Kamis siang dan masih masih setinggi 1 hingga 1,3 meter.
Warga yang mengungsi karena banjir, kata dia, bertambah. Sebab, rumah yang terendam air juga bertambah dari 200 menjadi 300-an unit.
"Sebagian besar warga mengungsi ke rumah saudara terdekatnya, meski sebagian ada yang mengungsi di tempat ibadah," ujar Masri.
Untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum warga terdampak banjir, Pemerintah Desa Kesambi sudah menyiapkan dapur umum.
Selain mengakibatkan rumah dan perkampungan warga tergenang banjir, luapan Sungai Piji juga membawa serta sampah yang menumpuk di bawah jembatan. Hari ini, sejumlah relawan BPBD Kudus bersama warga dan aparat Polsek Mejobo berupaya membersihkan tumpukan sampah yang tertahan di jembatan Kesambi itu.