Tony Firman

Indeks Tulisan

Politik
Kamis, 8 Okt 2020

Bahrain dan UEA Berdamai dengan Israel, Bagaimana Nasib Palestina?

Bahrain dan Uni Emirat Arab berdamai dengan Israel demi menghalau pengaruh Iran di Timur Tengah. Masalah Palestina tidak lagi menjadi isu penting.
Sosial Budaya
Sabtu, 19 Sept 2020

Berkaca dari India dan Brasil yang Semrawut Atasi Pandemi Covid-19

Lockdown India kacau karena lemahnya persiapan. Brasil terpuruk karena respons pandemi yang buruk. Jangan sampai Indonesia jatuh seperti kedua negara itu.
Politik
Kamis, 3 Sept 2020

Ambisi Neo-Ottomanisme Erdogan Berbahaya bagi Kestabilan Timteng?

Rezim Erdogan membangkitkan romantisme kejayaan Ottoman. Benarkah itu bisa menjadi ancaman bagi Timur Tengah?
Politik
Rabu, 2 Sept 2020

Didemo Kelompok Kiri & Agamawan, Mengapa Netanyahu Didesak Mundur?

Benjamin Netanyahu didemo besar-besaran karena tuduhan korupsi dan merusak demokrasi. Kelompok kiri jadi motornya.
Politik
Senin, 24 Agt 2020

Mengapa Corona Makin Parah di Negara yang Dipimpin Populis Kanan?

Beberapa negara yang dipimpin populis kanan gagal menangani krisis kesehatan selama pandemi COVID-19. Cenderung mengabaikan sains.
Politik
Selasa, 28 Juli 2020

Anjloknya Popularitas Erdogan di Mata Kaum Muda Turki

Erdogan ingin generasi muda yang saleh. Yang ia dapatkan adalah kaum muda pemberang yang anti-pemerintah.
Politik
Sabtu, 11 Juli 2020

Mengapa Gerakan Protes di Hong Kong Minta Bantuan Amerika Serikat?

Pada 9 Juni 2020, aliran dana dari AS untuk aksi-aksi massa Hong Kong ditangguhkan oleh pemerintahan Trump.
Politik
Senin, 29 Jun 2020

Sejarah SEATO, Penangkal Komunis di Asia Tenggara yang Tak Berguna

AS ingin meniru kesuksesan NATO dengan mendirikan SEATO di Asia Tenggara. Hasilnya hampir tidak ada.
Mozaik
Sabtu, 9 Mei 2020

Mahathir Mohamad, Mentor Para Perdana Menteri Malaysia

Anwar Ibrahim, Abdullah Badawi, dan Najib Razak adalah anak-anak didikan Mahathir.
Sosial Budaya
Senin, 6 Apr 2020

Rwanda Banjir Darah: Sejarah Genosida Suku Hutu kepada Etnis Tutsi

Etnis Hutu dan Tutsi di Rwanda terus bergejolak sejak kemerdekaan dari Belgia dan dibubarkannya pemerintahan monarki yang dipimpin raja dari Tutsi. Pada 7 April 1994, gejolak itu memuncak dalam genosida.