Faisal Irfani

Tujuan ICC satu: menangkap para penjahat HAM internasional.

Memisahkan sepakbola dan politik di Italia adalah lelucon. Mussolini memperlihatkan relasi intim sekaligus gelap di antara keduanya.

Bagaimana kerja sama media dan layanan streaming menjadi pijakan bisnis baru di masa yang akan datang?

Tewasnya Baghdadi, orang nomor satu di ISIS, belum tentu mengakhiri organisasi teror tersebut. Trump pun tak langsung naik popularitasnya.  

Kubala lari dari satu negara ke negara yang lain agar bisa terhindar dari wajib militer saat komunis berkuasa di Hungaria.

Menakar aksi Greenpeace dari perspektif contentious politics.

Dari Lebanon sampai Indonesia: demonstrasi berskala besar menghiasi pemandangan tahun 2019.

Dalihnya atas nama musik rock, kenyataannya justru rasisme. Inilah gambaran ketika musik disko pernah 'dihancurkan' di era 1970-an.

Menjadi bintang rock tak selamanya membuat Shannon Hoon bahagia. Popularitas membuatnya depresi.

Joko Anwar masih bertaji di film horor. Kali ini hasilnya lebih memuaskan.

Salahkah bila Awkarin terjun dalam aktivisme untuk dunia yang lebih baik?

Bagaimana cara Kosovo bangkit dari kondisi pasca-perang? Dengan sepakbola.

Dari aktivis, Viktor Orban menjelma sebagai (calon) diktator.

Joker bukan film untuk anak-anak. Orangtua dan bioskop harus sadar akan hal itu.

Kokain, jazz, dan drum: tiga elemen yang membentuk perjalanan hidup Ginger Baker.

Bagi Taliban, Malala Yousafzai dan perempuan terdidik lainnya lebih berbahaya ketimbang serangan rudal atau bom.

Kuncinya ada di penegakan hukum. Selama itu tak dapat dipenuhi, karhutla akan terus jadi momok.

Joker tiba-tiba punya sejarah.

Wregas Bhanuteja diganjar penghargaan di Cannes Film Festival pada 2016. Kini ia tengah menggarap proyek film panjang perdananya.

Festival musik, bagi Ucup, adalah ruang selebrasi. Dan itu yang sedang diwujudkannya bersama Synchronize.