tirto.id - Google Doodle hari ini, Kamis (31/8/2023), menampilkan tema Danau Toba. Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara yang berada di Provinsi Sumatra Utara. Panjangnya mencapai 100 kilometer dengan lebar 30 kilometer.
Kehadiran Danau Toba di Google Doodle dimaksudkan untuk merayakan penetapannya sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) pada 31 Agustus 2020 lalu.
Dewan Eksekutif United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sepakat memasukkan Kaldera Toba ke dalam UNESCO Global Geopark di Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris pada 7 Juli 2020. Saat itu ada 16 UNESCO Global Geopark baru, termasuk Kaldera Toba.
UGG diberikan untuk kesatuan daerah yang mempunyai warisan geologi bermakna internasional. Mengutip laman ESDM, area tersebut dikelola melalui konsep holistik perlindungan, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan.
Wilayah dengan kesatuan daerah yang mendapatkan status UGG, dibangun lewat proses dari bawah ke atas dengan melibatkan semua pemangku kepentingan dan otoritas berkaitan di wilayah tersebut. Misalnya pemilik lahan, kelompok masyarakat, penyedia pariwisata, masyarakat adat, sampai organisasi lokal.
Asal-usul Danau Toba
Danau Toba menjadi objek menarik untuk pariwisata hingga penelitian. Danau Toba terbentuk secara alami puluhan ribu tahun lalu. Kemunculannya tidak lepas dari aktivitas vulkanik.
Kurang lebih 74.000 tahun lalu terjadi letusan super Gunung Toba. Kekuatan letusannya bahkan memiliki Volcanic Explotion Index (VEI) 8.
Kurang lebih 2.800 kilometer kubik material vulkanik dan debu dimuntahkan dari puncaknya yang terlempar mencapai jarak 9.000 kilometer.
Supervolcano seperti ini menjadi pemicu kepunahan massal makhluk hidup. Pengaruh letusan ini bahkan mencapai tanah Afrika Selatan dan India. Iklim pun terpengaruh hingga menyebabkan suhu Bumi menurun.
Di sisi lain, letusan Gunung Toba menyebabkan terbentuknya kaldera dengan jatuhnya tanah dan membentuk cekungan.
Dasar kaldera Toba sedalam lebih dari 505 meter, terbentuk setelah letusan ketiga. Dua letusan sebelumnya membentuk kaldera di sisi utara dan selatan.
Kaldera lantas terisi air yang sekian lama membentuk Danau Toba. Tengah danau terdapat Pulau Samosir yang kini menjadi menjadi hunian. Di tengah pulau ini masih ada dua danau kecil bernama idihoni dan Danau Aek Natonang.
Danau Toba memiliki pemandangan sangat indah. Selain bisa menikmati hamparan air danau yang tenang dan pesona alam lainnya, wisatawan bisa melihat air terjun di sana.
Jumlahnya puluhan dan di antaranya bernama air terjun Sipiso-piso, Sigura-gura, Gibeon, Lae Pandaroh, dan sebagainya.
Mitos dan Fakta Danau Toba yang Menarik
Di balik keindahan alamnya yang eksotis dan mendunia, Danau Toba juga memiliki sejumlah mitos seputar asal-usul pembentukan Danau Toba yang beredar di tengah masyarakat.
Meski belum terbukti kebenarannya, cerita rakyat ini masih dipercayai oleh banyak orang. Bahkan, tragedi atau kejadian di masa kini masih sering dikaitkan dengan mitos tersebut.
Dilansir dari laman Universitas Katolik Santo Thomas, zaman dahulu ada seorang lelaki bernama Toba yang menikah dengan wanita jelmaan ikan mas.
Toba juga sempat berjanji bahwa ia akan menjaga rahasia istrinya dan tidak akan pernah mengungkap identitasnya yang sebenarnya. Dari pernikahan tersebut, lahirlah seorang anak yang kemudian diberi nama Samosir.
Suatu ketika, Toba marah pada anaknya dan berkata bahwa ia sebenarnya adalah anak ikan. Samosir yang merasa sakit hati akhirnya mengadu pada ibunya.
Istri Toba pun merasa sedih karena sang suami telah ingkar janji dengan membongkar identitasnya. Saat itulah istri Toba kembali berubah menjadi ikan dan terjadilah banjir besar yang akhirnya membentuk Danau Toba.
Mitos tentang terbentuknya Danau Toba dan ikan mas ini memang sangat populer di masyarakat. Selain soal mitos, sebenarnya ada beberapa fakta tentang Danau Toba yang mungkin belum diketahui oleh banyak orang.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yandri Daniel Damaledo