Menuju konten utama

AS Prioritaskan Gencatan Senjata di Barat Daya Suriah

Gencatan senjata akan diprioritaskan di wilayah barat daya Suriah dan Amerika berkomitmen untuk menumpas ISIS.

AS Prioritaskan Gencatan Senjata di Barat Daya Suriah
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. ANTARA FOTO/REUTERS/Yuri Gripas

tirto.id - Penasihat keamanan Presiden Donald Trump mengatakan bahwa akan memberlakukan gencatan senjata di wilayah barat daya Suriah pada Minggu (9/7/2017). Gencatan di wilayah konflik tersebut merupakan prioritas dan langkah penting dari Amerika untuk mewujudkan perdamaian di Suriah.

"Besok pada siang hari waktu setempat (Minggu), zona deeskalasi di Suriah barat daya akan mulai diberlakukan," kata HR McMaster dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Sabtu (8/7/2017), sebagaimana dilansir Kantor Berita AFP.

"Zona tersebut merupakan prioritas bagi Amerika Serikat dan kami termotivasi untuk mencapai kesepakatan ini," ujarnya.

"Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk menumpas ISIS, membantu mengakhiri konflik di Suriah, mengurangi penderitaan, dan memungkinkan warga kembali ke rumah mereka. Kesepakatan ini merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan bersama ini," katanya.

McMaster, yang mengeluarkan pernyataannya sesaat setelah presiden AS dan para pemimpin dunia lainnya merampungkan KTT G-20 di Hamburg, Jerman, mengungkapkan Trump "membahas kesepakatan tersebut dengan banyak pemimpin dunia di KTT G-20" termasuk dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Inggris Theresa May, dan Kanselir Jerman Angela Merkel.

Keputusan untuk memberlakukan zona gencatan senjata, yang diumumkan pada Jumat di KTT tersebut oleh Menteri Luar Negeri Moskow Sergei Lavrov, dicapai dengan Amerika Serikat, Rusia dan Yordania.

Rusia, sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad, tahun ini terlibat dalam pembicaraan dengan Turki dan Iran mengenai empat zona deeskalasi di negara yang dilanda perang itu.

Lavrov mengatakan gencatan senjata akan diawasi oleh polisi militer Rusia "berkoordinasi dengan Yordania dan Amerika."

Baca juga artikel terkait KONFLIK SURIAH atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Politik
Reporter: Yandri Daniel Damaledo
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo