Menuju konten utama
Piala Dunia 2018

Argentina Ditahan Islandia, Maradona: Ulangi Semangat 1990!

Diego Maradona meminta Argentina bangkit dan tertular semangat timnya di era Piala Dunia 1990.

Argentina Ditahan Islandia, Maradona: Ulangi Semangat 1990!
Kapten Argentina Lionel Messi berjalan meninggalkan lapangan setelah ditahan imbang 1-1 oleh tim debutan Islandia dalam pertandingan penyisihan grup D Piala Dunia 2018 di Spartak Stadium, Moskow, Rusia (16/6/18). AP Photo/Antonio Calanni

tirto.id - Argentina baru saja ditahan imbang 1-1 oleh Islandia di laga perdana Grup D pada Minggu (17/6/2018). Namun, Diego Maradona, legenda Albiceleste tidak mau melihat timnas negaranya terpuruk. El Diego meminta Argentina mengulang semangat di Piala Dunia 1990.

"Aku memulai Piala Dunia dengan kekalahan, bukan cuma seri. Hal itu terjadi di Italia 1990. Terlepas dari cedera, terlepas dari segalanya, kami mencapai final berkat Goyco dan pengorbanan seluruh tim. Mari terus memberi semangat, vamos Argentina," ungkap Maradona melalui akun instagramnya.

Ucapan Diego Maradona itu bisa jadi sekadar penghiburan atas rasa frustrasi Argentina kala bermain seri dengan Islandia. Mendominasi penguasaan bola hingga 78 persen dan melepaskan 27 tembakan, mereka hanya bisa mencetak satu gol ke gawang Islandia melalui Sergio Aguero.

Kapten Argentina yang disebut-sebut sebagai pewaris tahta Maradona, Lionel Messi, gagal melakukan penalti. Selain itu, Messi yang melepaskan 11 tembakan sepanjang laga, dijaga ketat oleh barisan belakang tim debutan Piala Dunia.

Berdasarkan data Whoscored.com, hanya tiga dari 11 tembakan Messi yang tepat sasaran, tiga lainnya di luar sasaran, dan lima tembakan diblok. Fakta lain, Messi mengirim enam tembakan dari luar kotak penalti. Ini tanda betapa rapatnya para bek lawan mengawal Messi.

Ketika Messi disegel, para pemain lain tidak cukup berkembang. Sergio Aguero, penyerang utama Argentina, melepaskan tiga tembakan, hanya satu yang tepat sasaran dan jadi gol, sementara dua lainnya diblok. Angel Di Maria dan Maximiliano Meza tidak menembak.

Dilihat dari heatmap, Lionel Messi menjelajahi ruang yang sangat 'terbatas'. Ia menghabiskan banyak waktu di luar kotak penalti lawan, bukan kebiasaannya di Barcelona. Seolah, rekan setim Messi tak bisa membantunya.

Hal ini berbeda dari bayangan yang disampaikan oleh Jorge Sampaoli sebelum laga, bahwa Argentina akan 'menghidupkan' La Pulga.

"Jika Anda memiliki pemain seperti Messi maka pelatih harus mengatur pemain di sekitarnya untuk mengambil keuntungan dari keterampilannya yang luar biasa.

"Dia mendukung tim dan tim mendukungnya. Memiliki pemain seperti Leo berarti Anda harus mengatur tim secara berbeda," ungkap Sampaoli dalam konferensi pers, dikutip Federasi Sepak Bola Argentina (AFA).

Diego Maradona, dalam tanggapannya untuk laga ini, membuat penggemar sepakbola mengenang Piala Dunia 1990. Kala itu di laga pembuka, Argentina kalah dari Kamerun 0-1. Bahkan Albiceleste lolos ke babak sistem gugur sebagai salah satu tim peringkat ketiga terbaik, karena saat itu Piala Dunia terdiri dari hanya 24 negara.

Goyco yang dimaksud oleh Maradona dalam akun instagramnya adalah Sergio Goycochea. Dia berperanan penting kala clean sheet di ronde kedua kala Argentina menggebuk Brazil.

Ia kemudian menjadi penyelamat Albiceleste dalam dua drama adu penalti di perempat final dan semifinal, kala Argentina menumbangkan Yugoslavia dan Italia. Atas performa luar biasanya, Goychochea menjadi kiper dalam Tim All Star Italia 1990.

Kini, Argentina menjalani start yang lebih baik dari Argentina edisi Piala Dunia 1990. Namun hasil seri bagaimanapun tidak ideal. Di depan mata, ada laga kontra Kroasia pada Jumat (22/6) pukul 01.00 WIB dan menghadapi Nigeria pada Rabu (27/6) pukul 01.00 WIB sebelum berbicara soal peluang di babak sistem gugur.

Baca juga artikel terkait PIALA DUNIA 2018 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Olahraga
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Fitra Firdaus