Menuju konten utama

Apa yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukan Operasi LASIK?

Tidak semua orang bisa melakukan LASIK. Sebab, terdapat beberapa kondisi yang tidak memungkinkan pasien untuk menjalani LASIK.

Apa yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukan Operasi LASIK?
Ilustrasi mata minus. FOTO/iStockphoto

tirto.id -

Operasi mata LASIK adalah operasi refraktif laser yang paling dikenal dan paling umum dilakukan untuk memperbaiki masalah penglihatan.

Laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK) bisa menjadi alternatif atau pilihan bagi Anda yang tak nyaman menggunakan kacamata atau lensa kontak.

Dilansir dari laman Mayo Clinic, selama operasi LASIK, jenis laser pemotongan khusus akan digunakan untuk secara tepat mengubah bentuk jaringan bening yang berbentuk kubah di bagian depan mata Anda (kornea) guna dapat meningkatkan penglihatan.

Pada mata dengan penglihatan normal, kornea membelokkan (membiaskan) cahaya tepat ke retina di bagian belakang mata. Tetapi dengan rabun jauh (miopia), rabun dekat (hiperopia) atau astigmatisme, cahaya dibelokkan secara tidak benar, sehingga penglihatan menjadi kabur.

Kacamata atau lensa kontak dapat memperbaiki penglihatan, tetapi membentuk kembali kornea itu sendiri juga akan memberikan pembiasan yang diperlukan. Lantas, masalah mata apa saja yang bisa diatasi dengan LASIK?

Dokter subspesialis Vitreo-retina JEC Eye Hospitals and Clinics dr. Ferdiriva Hamzah, SpM(K) menjelaskan bahwa seseorang dengan mata silinder pun dapat menjalani operasi LASIK mata.

“Bisa (mata silinder dan minus). Jadi LASIK itu bisa untuk menghilangkan minus dan silinder. Jadi sekaligus bisa. Misal kita minus dua silinder satu, dua-duanya hilang. Berkurang lah kita bilangnya dengan LASIK,” jelas Ferdiriva seperti dilansir dari Antara.

Ferdiriva juga menjelaskan bahwa LASIK umumnya bersifat permanen. Namun, apabila minus kembali setelah melakukan LASIK, maka hal tersebut kemungkinan diakibatkan oleh perkembangan bola mata yang belum berhenti.

“Begini. Biasanya orang yang LASIK lalu minus kembali itu bisa jadi karena dia waktu di-LASIK, memang kan perkembangan bola mata kan biasanya umumnya stop di 18 tahun minusnya sudah enggak nambah lagi. Nah mungkin dia belum stop terus LASIK, jadi minusnya bisa kembali lagi,” ungkap Ferdiriva.

“Tapi bukan berarti misalnya sebelumnya dia minus 5 terus kembali jadi minus 5 lagi. Itu sangat jarang. LASIK umumnya permanen sih. Jadi bukan LASIK terus tumbuh lagi. Cukup jarang sih,” sambungnya.

Syarat untuk melakukan operasi LASIK

Jika seseorang ingin melakukan operasi LASIK, Ferdiriva mengatakan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pasien. Misalnya tidak mengganti kacamata dalam satu tahun, dan sudah berusia 18 tahun ke atas.

“Yang perlu dilakukan sebelum LASIK nomor satu dia tidak menggonta-ganti kacamata dalam setahun. Usianya sudah 18 tahun ke atas. Terus dia harus lepas softlens selama 2 minggu,” ujarnya.

Kendati demikian, Ferdiriva menjelaskan bahwa tidak semua orang bisa melakukan LASIK. Sebab, terdapat beberapa kondisi yang tidak memungkinkan pasien untuk menjalani LASIK.

"Lalu enggak semua orang bisa diLASIK. Karena kita harus periksa dulu ketebalan kornea dan lain sebagainya. Kalau ditemukan ada gangguan atau kelainan di kornea atau di retina, atau ada penyakit mata lain, itu enggak bisa diLASIK. Jadi memang harus screening dulu semuanya,” paparnya.

“Minus satu sampai minus 14 itu masih bisa diLASIK. Lebih dari itu enggak bisa. Karena makin tinggi minus maka yang ditembakkan ke mata akan semakin banyak. Semakin banyak maka kornea akan makin tipis. Bayangin saja kalau sudah semakin banyak nanti korneanya kenapa-napa. Jadi memang minus 14 biasanya maksimal. Biasanya ada tindakan lain untuk lebih dari itu seperti tanam lensa dan lain sebagainya,” pungkas Ferdiriva.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya