Menuju konten utama

Apa yang Berbeda dalam Debat Terakhir Pilkada DKI Kali Ini?

Debat putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 kali ini berbeda format dengan melibatkan elemen masyarakat yang akan diselenggarakan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (12/4/2017) pukul 19.30 WIB.

Apa yang Berbeda dalam Debat Terakhir Pilkada DKI Kali Ini?
Sandiaga Uno (kanan) dan Anies Baswedan memberikan salam kepada pendukungnya seusai debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1). Tirto.ID/Andrey Gromico.

tirto.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta akan menggelar debat putaran kedua pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (12/4/2017) pukul 19.30 WIB. Format debat kali ini sedikit berbeda dengan melibatkan sejumlah elemen masyarakat untuk berpartisipasi.

Pada debat kali ini, KPU akan mengusung tema umum “Dari Masyarakt untuk Jakarta” mengenai kesenjangan dan keadilan sosial, penegakan hukum, dan bonus demografi. Beberapa hal yang dibahas dalam subtema debat mencakup masalah transportasi, tempat tinggal, reklamasi, pelayanan publik berupa pendidikan dan kesehatan, serta UMKM.

Menurut pengamat politik dan Direktur Pusat Studi Politik dan Sosial (Puspol) Indonesia Ubedilah Badrun berharap acara debat yang akan disiarkan oleh 11 televisi swasta dan TVRI itu tidak hanya bisa menjadi hiburan.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengubah format debat putaran kedua, dikatakan Ubedilah, dengan melibatkan elemen masyarakat untuk hadir dan memberikan pertanyaan langsung kepada pasangan calon.

"Polanya memang akan sedikit menghibur masyarakat karena ada riuh unsur masyarakat yang diwadahi aspirasinya dan tentu akan ada riuh pendukung," kata Ubedilah.

Durasi debat yang mencapai 120 menit ini akan terbagi dalam enam segmen, salah satu segmen diberikan kesempatan bagi elemen masyarakat untuk memberikan pertanyaan pada pasangan calon. Ubedilah berharap para peserta debat bisa menjawab pertanyaan menggunakan kosakata terstruktur dan menghindari pengulangan kalimat.

Lewat surel pada Selasa malam (11/4/2017), pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu mengatakan bahwa akan lebih baik kalau dalam debat kali ini para panelis dan moderator bisa menggali visi dan misi para calon secara lebih mendalam. Moderator debat terakhir Pilkada DKI ini kembali diserahkan pada Ira Koesno yang juga memandu jalannya debat perdana putaran pertama sebelumnya.

"Miris jika kemudian debat putaran dua hanya menjadi forum hiburan...Saya kira kita semua yang masih memiliki harapan bagi kemajuan Jakarta tidak ingin debat putaran kedua ini terjadi seperti itu," kata Ubedilah.

Ia melanjutkan, "Karena spirit debat putaran kedua adalah pendalaman visi misi dan pendalaman program, maka perdebatannya harus menohok persoalan pokok Jakarta dan apakah detail program cagub-cawagub bisa menjawab persoalan pokok Jakarta tersebut."

Harapannya, para panelis dan moderator bisa mengungkap jawaban para calon pemimpin daerah atas masalah-masalah substantif di DKI Jakarta.

"Misalnya tentang seberapa detail program cagub-cawagub secara sistemik mampu mengatasi kesenjangan sosial ekonomi DKI Jakarta," ujarnya.

Pada debat terakhir yang resmi diadakan oleh KPU ini, pasangan calon nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purmana-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) dan pasangan calon nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi) akan mengemukakan penajaman visi dan misi dari masing-masing paslon.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAGUB DKI 2017 atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri