tirto.id - Teks eksposisi merupakan salah satu bentuk teks yang di dalamnya mengandung gagasan mengenai suatu informasi agar dapat menambah pengetahuan bagi pembacanya.
Teks eksposisi ditulis dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan jelas agar para pembaca lebih mudah dan cepat untuk memahami isi bacaan.
Dikutip dari buku Bahasa Indonesia SMPN 9 Kota Bekasi, teks eksposisi adalah jenis teks yang bersifat ilmiah karena di dalamnya terkandung pernyataan yang sebenarnya (non-fiksi).
Topik apapun bisa dituangkan ke dalam teks eksposisi seperti pembahasan mengenai ekonomi, pendidikan, sains, budaya, dan lain sebagainya.
Teks eksposisi terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Tesis atau Pembukaan atau Pernyataan Umum
Tesis dalam teks eksposisi berisi tentang gambaran umum dari penulis mengenai topik yang akan dibahas. Kalimat-kalimat di dalam bagian tesis ini berbentuk pendapat dari penulis.
2. Argumentasi atau Isi
Argumentasi berupa isi atau ide pikiran yang hendak disampaikan oleh penulis kepada pembaca.
Dalam e-Modul Bahasa Indonesia (2020) dari Kemendikbud, dijelaskan bahwa pada bagian ini, terdapat fakta-fakta yang mendukung pandangan dari penulis, ini bertujuan agar pembaca yakin dan percaya dengan topik yang dibahas karena terdapat bukti yang dilampirkan.
3. Penegasan Ulang atau Penutup atau Rekomendasi
Bagian terakhir di dalam teks eksposisi ini berupa simpulan isi teks, bisa juga berupa penegasan ulang atau rekomendasi atau saran dari topik yeng telah dibahas pada bagian sebelumnya.
Unsur-unsur dalam Teks Eksposisi
Dikutip dari buku Bahasa Indonesia Paket B (2018) dari Kemendikbud, teks eksposisi memiliki 2 unsur utama yaitu gagasan dan fakta.
Gagasan atau ide atau pendapat dalam teks eksposisi berbentuk komentar, penilaian, saran, dorongan, atau bujukan.
Fakta dalam teks eksposisi berarti peristiwa nyata yang benar-benar terjadi, ini diperlukan untuk menguatkan gagasan dari penulis agar pembaca yakin dan percaya dengan isi teks.
Namun juga terdapat unsur-unsur keabsahan di dalam teks eksposisi yaitu:
1. Terdapat kata-kata teknis atau peristilahan yang berkaitan dengan topik permasalahan. Contohnya adalah hidrometeorologi, signifikan, mikroorganisme, molekul, dan lain-lain.
2. Terdapat kata-kata kausalitas, yaitu kata-kata yang menunjukkan adanya hubungan argumentasi (seperti jika, maka, sebab, karena, sehingga, dan lain-lain); kata-kata yang menerangkan waktu hubungan temporal (seperti sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, dan lain-lain); dan kata-kata yang menerangkan pertentangan atau perbandingan (yaitu sementara itu, sedangkan, namun, tetapi, dan lain-lain).
3. Terdapat kata-kata kerja mental yaitu kata yang menyatakan kegiatan abstrak, misalnya memerhatikan, memperkirakan, mengagumkan, menggambarkan, dan lain-lain.
4. Terdapat kata-kata perujukan, seperti menurut, berdasarkan…, merujuk…, sesuai dengan pernyantaan…, dan lain sebagainya.
5. Terdapat kata-kata persuasif yaitu kata-kata yang bersifat mengajak, seperti hendaknya, sebaiknya, diharapkan, seharusnya, dan lain sebagainya serta menggunakan kata-kata denotative atau kata-kata yang bermakna sebenarnya.
Penulis: Yasinta Arum Rismawati
Editor: Dhita Koesno