tirto.id - Bagi sebagian orang, menyimak sejarah bisa membawa imajinasi seakan terlibat dalam cerita masa lalu. Itu ada benarnya, karena sejarah direkonstruksi dari kisah di masa lalu yang melibatkan data-data otentik, baik bersumber dari kesaksian pelaku kejadian, atau sumber lainnya. Narasinya mengalir dari kisah nyata dan benar-benar terjadi.
Dilihat dari sisi bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), sejarah memiliki tiga makna. Pertama, asal-usul (keturunan) silsilah. Kedua, kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
Ketiga, sejarah bermakna pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Oleh sebab itu, jika dikaitkan dengan ilmu sejarah, maka definisinya adalah ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa pada masa lalu manusia, lalu dilakukan rekonstruksi apa yang terjadi pada masa tersebut.
Sejarah berkaitan erat dengan waktu dan peristiwa. Para ahli sejarah membuat periodisasi untuk mengatasi masalah pentingnya waktu dalam rekonstruksi sejarah. Dan, para ahli sejarah memiliki definisinya sendiri dalam memaknai sejarah.
Menurut J. Bank dalam buku Ilmu Sejarah dan Historiografi; Arah dan Perspektif (1985), sejarah merupakan semua kejadian atau peristiwa masa lalu, yang bertujuan untuk memahami perilaku masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.
Senada dengan itu, sejarawan asal Amerika, Robin Winks berpendapat, sejarah merupakan pembelajaran tentang manusia dalam kehidupan masyarakat. Lalu, sejarawan Jerman, Leopold von Ranke mengatakan, sejarah adalah peristiwa yang terjadi.
Sementara itu, ahli sejarah dari Indonesia, Sartono Kartodirjo, mendefinisikan sejarah lebih detail lagi. Menurutnya, sejarah adalah gambaran masa lalu manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap. Sejarah di dalamnya meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberikan pengertian pemahaman tentang apa yang telah berlalu.
Menurut sejarawan Inggris, Sir Charles Firth, sejarah merekam kehidupan manusia, perubahan yang terus berlangsung, merekam ide-ide, dan merekam kondisi-kondisi material yang membantu atau merintangi perkembangannya.
Namun, menurut sejarawan Inggris, John Tosh, sejarah merupakan memori kolektif, pengalaman melalui pengembangan suatu rasa identitas sosial manusia, dan prospek manusia tersebut di masa yang akan datang.
Di dunia Barat, Herodotus dianggap sebagai "bapak sejarah". Dia bersama dengan sejarawan Thucydides dinilai membentuk dasar untuk studi modern mengenai sejarah manusia. Herodotus adalah ahli sejarah Yunani yang hidup di abad ke-5 masehi.
Pengaruh dari ilmu sejarah kuno turut membantu penafsiran varian sifat sejarah dan terus berkembang sampai saat ini. Studi sejarah modern juga makin meluas, termasuk adanya studi tentang daerah tertentu dan studi topik tertentu, atau unsur tematik dalam penyelidikan sejarah.
Pentingnya sejarah menjadikannya dimasukkan menjadi bagian dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Sejarah juga menjadi ilmu utama dalam penelitian di tingkat universitas.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Alexander Haryanto