Menuju konten utama

Apa Kepanjangan SNMPTN dan Bedanya dengan SBMPTN?

Apa kepanjangan dari SNMPTN dan apa perbedaannya dengan SBMPTN? 

Apa Kepanjangan SNMPTN dan Bedanya dengan SBMPTN?
Ilustrasi peserta mengikuti sbmptn. Antara/Hendra nurdiyansyah

tirto.id - Pada seleksi masuk perguruan tinggi, biasanya lewat LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi), terdapat dua jalur masuk, yakni SNMPTN dan SBMPTN. Salah satunya, SNMPTN merupakan singkatan dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri.

Melalui jalur SNPMTN, siswa dapat mendaftarkan diri untuk masuk perguruan tinggi negeri tanpa harus mengikuti ujian (UTBK). Akan tetapi, ada batasan kuota bagi para siswa yang dapat mendaftarkan diri melalui jalur ini.

Seperti yang diungkap situs LTMPT, tahap pertama yang menjadi alur SNMPTN adalah “pengumuman kuota”. Untuk tahun ini, 2022, kuota tersebut sudah diberikan kepada masing-masing sekolah di Indonesia sejak 28 Desember 2021, pukul 15.00 WIB.

Kuota dan Penilaian SNMPTN

Pemberian kuota ini didasarkan pada status akreditasi masing-masing sekolah. Pada sekolah akreditasi A diberikan kuota sebanyak 40 persen siswa terbaik, akreditasi B diberikan 25 persen siswa terbaik, dan akreditasi C diberikan kuota sebanyak 5 persen dari siswa terbaiknya.

Penentuan terhadap para siswa terbaik ini dinilai dari rapor sekolah (semester 1-5) mereka dan rekam jejak kinerja sekolah, dalam LTMPT disebut sebagai PDSS (Pangkalan Data Sekolah dan Siswa).

Dengan nilai-nilai ini, nantinya Siswa yang diklaim pihak sekolah Eligible (sesuai syarat LTMPT) dapat mendaftarkan diri melalui jalur SNMPTN. Selain itu, pihak sekolah juga diperbolehnya memasukkan penilaian lain dari prestasi akademik untuk menentukan siswa-siswa terbaiknya, tentunya sesuai kuota yang disediakan.

Ketika mendaftar, siswa disyaratkan memilih sejumlah dua program studi dari satu PTN atau dua PTN. Apabila siswa memilih dua program studi, salah satu PTN-nya harus dalam lingkup atau wilayah yang sama dengan SMA/SMK asalnya.

Jika pilih satu program studi saja, maka siswa diberi kebebasan memilih wilayah PTN di provinsi seluruh Indonesia.

Perbedaannya dengan SBMPTN

Berbeda dengan SNMPTN yang berdasarkan nilai rekam jejak siswa selama mengikuti pembelajaran di sekolah, SBMPTN mengutamakan penilaian dari Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan beberapa kriteria lain yang disyaratkan oleh PTN.

Sebenarnya, SBMPTN merupakan singkatan dari Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri.

Penilaian yang berdasarkan UTBK ini ternyata ada tujuannya, yakni memprediksi calon mahasiswa agar mampu menyelesaikan studinya dengan baik di PTN dan memberikan kesempatan agar para siswa bisa mengikuti tes yang fleksibel (terkait lokasi dan waktunya).

Berlainan dengan SNPMT, SBMPTN sepenuhnya tanggung jawab siswa, di mana siswa harus mendaftarkan dirinya sendiri. Pertama, calon peserta harus mendaftar melalui situs LTMPT untuk bisa ikut UTBK-SBMPTN.

Setelah itu, mereka harus “login” dan mengisi “Verifikasi dan Validasi Data”, yakni mengisi biodata dan melampirkan foto terbarunya.

Setelah mendaftar dan verifikasi, siswa sudah boleh memilih program studi, mengunggah portofolio, dan memilih tempat pelaksanaan UTBK-nya.

Jika sudah mencapai tahap tersebut, peserta nantinya akan diberikan slip pembayaran dan harus segeran membayarkannya melalui Bank.

Harga untuk ujian Saintek dan Soshum adalah Rp200.000, sedangkan kelompok ujian campuran sejumlah Rp300.000.

Tenggat waktu yang diberikan untuk pembayaran tersebut adalah 1x24 jam dan boleh dibayar melalui Bank Mitra, yakni Mandiri, BNI, BTN, dan BRI.

Selesai membayar, para siswa sudah dapat mencetak kartu peserta UTBK-SBMPTN. Dengan membawa kartu ini, peserta baru diperbolehkan masuk dan mengikuti ujian di lokasi yang sudah dipilihnya.

Baca juga artikel terkait SNMPTN atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yandri Daniel Damaledo