tirto.id - Vaksin Pentabio merupakan vaksin kombinasi yang diproduksi oleh PT Bio Farma. Pentabio disebut sebagai vaksin kombinasi karena mengandung tiga jenis vaksin, yaitu vaksin DTP-HB-Hib.
Oleh karena itu, vaksin Pentabio memiliki manfaat dalam mencegah beberapa jenis penyakit sekaligus.
Jenis vaksin kombinasi, seperti Pentabio tidak hanya diproduksi di Indonesia saja. Merujuk Journal of Global Infectious Diseases (2011) vaksin kombinasi pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat berupa vaksin DTP.
Seiring berjalannya waktu, vaksin kombinasi mulai dikembangkan di sejumlah negara termasuk di Indonesia.
Kandungan Vaksin Pentabio Bio Farma
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, vaksin Pentabio mengandung tiga jenis vaksin, yaitu DTP-HB-HiB. Ketiganya merupakan vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit berbahaya.
DTP adalah vaksin untuk mencegah infeksi penyakit difteri, tetanus, dan pertusis. HB adalah vaksin untuk mencegah penyakit Hepatitis B. Sedangkan, HiB adalah vaksin untuk mencegah infeksi Hemofilus Influenzae tipe B.
Vaksin Pentabio dibuat dari komponen sejumlah virus dan bakteri yang sudah dimatikan (inaktif) dan tidak membahayakan. Selayaknya cara kerja vaksin, bagian virus atau bakteri tersebut nantinya bekerja dengan memicu respons kekebalan tubuh agar kedepannya jika terjadi infeksi yang sesungguhnya tubuh sudah memiliki perlindungan.
Melansir laman resmi Bio Farma, andungan yang terdapat pada Pentabio terdiri dari toksoid difteri dan tetanus murni, bakteri pertusis (batuk rejan) inaktif, dan antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius, serta komponen Hib tidak infeksius.
Pada satu dosis vaksin mengandung 4 IU untuk pertusis, 30 IU untuk difteri, 60 IU untuk tetanus (ditentukan pada mencit) atau 40 IU (ditentukan pada guinea pig), 10 mcg HbsAg, dan 10 mcg Hib.
Manfaat Vaksin Pentabio Bio Farma
Sesuai dengan kandungannya vaksin kombinasi Pentabio setidaknya memiliki manfaat dalam mencegah lima jenis penyakit, antara lain:
1. Mencegah penyakit difteri
Difteri adalah penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh strain bakteri Corynebacterium diphtheriae. Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) bakteri tersebut dapat memproduksi racun yang menyebabkan kesulitan bernapas, gagal jantung, kelumpuhan, bahkan kematian.
Infeksi bakteri difteri bisa dicegah dengan vaksin Difteri-Tetanus (Dt/Td) atau vaksin DTP.
2. Mencegah penyakit tetanus
Tetanus merupakan kondisi infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Menurut CDC, ketika menyerang tubuh bakteri tersebut akan memproduksi racun berbahaya yang dapat menyebabkan kontraksi otot.
Salah satu gejala infeksi tetanus adalah terkuncinya leher dan rahang penderita akibat reaksi kontraksi otot. Kondisi ini menyebabkan penderita kesulitan membuka mulut atau menelan, sehingga berujung pada malnutrisi.
Penyakit tetanus bisa dicegah dengan menerima vaksin Td, TDaP, atau DTP.
3. Mencegah penyakit pertusis atau batuk rejan
Pertusis atau batuk rejan merupakan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Melansir Mayo Clinic, bakteri tersebut mengakibatkan seseorang menderita infeksi saluran pernapasan yang sangat menular.
Salah satu gejala yang muncul akibat infeksi pertusis adalah batuk parah yang diikuti napas berbunyi nyaring. Infeksi pertusis pada bayi sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian.
Penyakit pertusis bisa dicegah dengan menerima vaksin DPT atau TdaP.
4. Mencegah penyakit hepatitis B
Penyakit hepatitis B merupakan penyakit serius yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Menurut CDC, penyakit hepatitis B mengakibatkan kerusakan hati, sirosis, kanker hati, bahkan kematian.
Penyakit hepatitis B bisa dicegah dengan vaksin HB yang berupa antigen permukaan virus HBsAg yang sudah dinonaktifkan.
5. Mencegah penyakit Hib
Penyakit Hib merupakan menyakit yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib). Penyakit ini dapat menyebabkan infeksi otak dan sangat berbahaya jika diderita anak-anak.
Infeksi yang disebabkan oleh Hib dapat memicu penyakit meningitis (radang selaput otak dan tulang belakang), infeksi aliran darah, pneumonia, radang sendi, hingga kematian.
Pencegahan penyakit Hib bisa dilakukan dengan cara menerima vaksin HiB sejak balita.
Usia Pemberian Vaksin Pentabio
Vaksin DTP dan HIB bisa diberikan pada bayi mulai dari usia 2 bulan, sementara vaksin kombinasi Pentabio dapat digunakan sebagai booster di usia 18 bulan. Vaksin ini dapat diberikan secara berkala dengan ketentuan pemerintah dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebagai berikut:
- Imunisasi DTP untuk melindungi dari penyakit difteri, tetanus, dan pertusis, diberikan 3 kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
- Imunisasi HIB untuk melindungi dari penyakit yang disebabkan oleh kuman Haemophilus influenza type B (HIB), diberikan 3 kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
- Imunisasi tambahan atau (booster) berupa pentabio dapat diberikan pada usia 18 bulan.