Menuju konten utama

Apa Itu Troponin, Fungsi dan Hubungannya dengan Serangan Jantung

Troponin adalah jenis protein berupa molekul kimia kompleks yang dapat ditemukan pada otot jantung dan otot rangka.

Apa Itu Troponin, Fungsi dan Hubungannya dengan Serangan Jantung
Ilustrasi serangan jantung. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Troponin sering dikaitkan dengan penyakit jantung. Bahkan, ada tes khusus untuk mengetahui kadar troponin dalam darah yang juga bertujuan mendeteksi penyakit jantung sejak dini. Lalu, apa yang dimaksud dengan troponin?

Troponin adalah jenis protein berupa molekul kimia kompleks yang dapat ditemukan pada otot jantung dan otot rangka. Mengutip dari laman Webmd, troponin termasuk protein yang berperan dalam kontraksi otot tubuh.

Dalam kondisi normal, troponin hanya terdapat di dalam sel otot dan tidak ditemukan dalam peredaran darah. Namun apabila sel otot mengalami kerusakan, troponin akan dilepaskan ke dalam darah. Semakin tinggi kadar troponin, maka hal itu juga mengindikasikan kerusakan sel otot yang semakin parah.

Jenis troponin dan fungsinya

Perlu diketahui bahwa troponin terbagi menjadi tiga jenis, yaitu troponin I, troponin T, dan troponin C. Troponin I adalah jenis protein yang spesifik berada di sel otot jantung.

Troponin T juga berada pada otot jantung, tapi juga bisa ditemukan dalam sel otot lain seperti otot rangka. Akan tetapi, troponin di otot jantung dan otot rangka memiliki struktur yang berbeda. Sementara troponin C lebih sering ditemukan pada otot lurik atau otot rangka.

Fungsi troponin

  • Troponin T: mengatur ikatan komponen troponin dengan tropomiosin (jenis protein lain) yang kemudian bertanggung jawab dalam pengaturan kontraksi otot lurik.
  • Troponin I: menghambat interaksi antara miosin dan aktin.
  • Troponin C: mengikat kalsium (Ca2+) yang berguna untuk kontraksi otot.

Hubungan troponin dengan serangan jantung

Serangan jantung adalah kondisi ketika aliran darah yang menuju jantung tersumbat. Karena tidak ada aliran darah dan pasokan oksigen, maka sel otot jantung akan mengalami kerusakan.

Saat otot jantung rusak, maka troponin akan dilepaskan ke peredarah darah. Bila kerusakan jantung meningkat, maka jumlah troponin yang dilepaskan juga semakin banyak.

Seseorang yang mengalami serangan jantung, kandungan troponin di dalam darahnya dipastikan tinggi. Karena itulah seseorang yang baru mengalami atau didiagnosa serangan jantung perlu menjalani pemeriksaan kadar troponin. Tidak hanya bagi pasien yang pernah mengalami serangan jantung, dokter juga akan melakukan tes troponin kepada pasien yang mengalami gejala berikut:

  • Nyeri di dada atau bagian tubuh lain seperti punggung, lengan, rahang, leher.
  • Sulit bernafas
  • Merasa mual dan muntah
  • Kelelahan
  • Pusing
  • Berkeringat dingin
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pemeriksaan troponin biasanya dilakukan sebanyak dua kali atau lebih dalam kurun waktu 24 jam. Hal ini bertujuan untuk mengecek apakah kadar troponin dalam darah dalam jumlah normal atau justru meningkat.

Jika hasil tesnya menunjukkan kadar troponin normal dalam waktu 12 jam setelah terjadi nyeri dada, maka resiko serangan jantung dianggap rendah. Tapi jika troponin meningkat, maka diperkirakan telah terjadi beberapa kerusakan pada otot jantung.

Apabila kadar troponin meningkat tajam dalam 3-12 jam dan mencapai kadar maksimal dalam kurun waktu 24 jam, maka hal itu bisa menandakan adanya serangan jantung.

Meski demikian, perlu diketahui bahwa peningkatan kadar troponin dalam darah tidak selalu disebabkan oleh serangan jantung. Kadar troponin tinggi juga bisa disebabkan oleh:

  • Gagal jantung
  • Selesai menjalani operasi jantung
  • Penyakit katup jantung
  • Aritmia (detak jantung tidak normal)
  • Penyakit ginjal kronis.
  • Emboli paru (pembuluh darah arteri di paru-paru tersumbat gumpalan/ bekuan darah)
  • Sepsis atau terjadinya infeksi berat
  • Stres
  • Olahraga terlalu berat

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari