tirto.id - Barry Prima memiliki seorang putri bernama Feony Elizabeth Johanna Knoch (35 th), yang disebut menderita skizofrenia paranoid.
Putri aktor senior tanah ini diberitakan meninggalkan rumah sejak Senin, 10 April 2023 dan belum kembali hingga Kamis, 13 April 2023.
Kepergian Feony, menurut pihak keluarga, cukup ganjil karena sebelumnya ia tidak pernah berani keluar rumah dalam jarak jauh, apalagi sampai berhari-hari seorang diri.
"Dia mengidap kondisi khusus, perlu minum obat rutin,” Jelas Ferozy, keluarga Barry Prima kepada awak media.
Obat rutin yang dikonsumsi oleh Feony merupakan obat penenang yang dibutuhkan untuk kondisi pasien skizofrenia paranoid.
Hilangnya Feony telah dilaporkan oleh keluarga kepada pihak berwajib, apalagi wanita itu membawa sejumlah barang berharga seperti sepeda motor Honda Beat, laptop, tablet, dan uang.
Apa Itu Skizofrenia Paranoid?
Penyebutan nama skizofrenia paranoid itu sebenarnya sudah usang dan tak lagi dipakai, berdasarkan pernyataan dari American Psychiatric Association, bahkan sejak tahun 2013 lalu.
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, keputusan tersebut kemudian diikuti oleh organisasi kesehatan lainnya termasuk WHO yang telah menghapus skizofrenia paranoid dari Klasifikasi Penyakit Internasional di tahun 2019.
Skizofrenia paranoid atau paranoia sendiri merupakan subtipe dari skizofrenia. Jadi, untuk mendiagnosis adanya skizofrenia, para ahli akan mencari ada atau tidaknya gejala paranoia pada pasien.
Pengertian skizofrenia sendiri menurut para ahli adalah gangguan mental serius, atau kondisi saat seseorang tidak lagi mampu menafsirkan realitanya secara normal.
Apa yang dirasakan oleh penderita skizofrenia membuatnya mengalami beberapa gejala seperti halusinasi, delusi, paranoid, juga pemikiran serta perilaku tidak teratur.
Istilah skizofrenia paranoid dahulu digunakan untuk menggambarkan kondisi pasien skizofrenia dengan gejala paranoia serta delusi yang sangat berat.
Gejala Skizofrenia
Masing-masing penderita skizofrenia bisa mengalami gejala yang berbeda, karena hal ini melibatkan kondisi pemikiran (kognisi), perilaku serta emosi.
Namun secara umum gejala yang dimiliki terdiri dari delusi, halusinasi serta pengucapan kata-kata yang ngawur sehingga memperlihatkan gangguan kemampuannya dalam berperilaku.
Berikut ini gejala yang kerap muncul, merujuk laman Mayo Clinic:
1. Delusi (khayalan)
Penderita meyakini suatu hal yang tidak berdasarkan realita. Misalnya merasa sangat tenar, memiliki kemampuan yang luar biasa, sakti, merasa adanya bencana besar, dan lainnya.
2. Halusinasi
Penderita skizofrenia merasa bisa mendengar atau melihat hal-hal yang tidak ada dalam kenyataan. Paling umum terjadi kepada penderita adalah halusinasi dengar, yakni merasa mendengar suara orang lain yang memerintah dirinya.
3. Pemikiran tidak teratur (meracau)
Adanya pemikiran yang tidak teratur pada penderita skizofrenia, akan terlihat dari ucapan yang ia keluarkan seperti meracau. Mereka kesulitan untuk berkomunikasi secara efektif karena hal ini.
Jika ditanya suatu hal maka jawabannya tidak nyambung. Sulit menyusun kata-kata yang bermakna atau yang mudah dipahami.
4. Perilaku motorik tidak teratur/abnormal
Adanya perilaku yang abnormal, misalnya melakukan tindakan konyol seperti anak kecil walau ia sudah dewasa. Perilaku penderita juga tidak fokus pada tujuan, sehingga ia tidak mampu menyelesaikan tugas.
Postur tubuh yang aneh, tidak pantas, kurang respons, gerakan berlebihan, gerakan tidak berguna, menolak instruksi, dan lainnya.
5. Gejala negatif
Adanya gejala negatif yang terjadi akibat kemampuan berperilaku normal sudah berkurang. Contohnya penderita bisa menjadi sangat kotor dan tidak peduli pada kebersihan diri.
Mereka juga sangat kurang emosinya, tidak melakukan kontak mata, tidak berekspresi, bicara dengan nada datar.
Enggan beraktivitas, kehilangan minat, menarik diri dari lingkungan sosialnya, tidak bisa merasa senang.
Penyebab Skizofrenia
Para ahli kesehatan menyebutkan bahwa penyebab pasti skizofrenia tidak diketahui. Ada dugaan bahwa penyakit ini muncul akibat pemicu yang bermacam-macam.
Tiga alasan utama mengapa skizofrenia dapat terjadi adalah:
1. Ketidakseimbangan kimia di organ otak
Otak memiliki beberapa bahan kimia yang membuatnya dapat bekerja normal dan berkomunikasi antar sel. Namun jika terjadi ketidakseimbangan pada komposisi, maka akan muncul masalah.
2. Masalah otak bawaan
Cedera otak bawaan (terjadi sejak masa janin) juga dapat mengakibatkan skizofrenia. Akibat cedera ini maka perkembangan otak akan terganggu.
3. Gangguan komunikasi antar area otak
Otak adalah organ yang memiliki jaringan koneksi sangat rumit, antara beberapa area yang terdapat di dalamnya. Jika terjadi koneksi antar area yang buruk, maka penderita dapat menderita skizofrenia.
Resiko lain yang memperbesar terjadinya penyakit ini, menurut dugaan para ahli termasuk adanya mutasi genetik yang didapatkan dari salah satu gen orang tua.
Demikian pula adanya paparan zat kimia, komplikasi saat kehamilan serta pengaruh dari penggunaan obat-obatan terlarang.
Pengobatan
Pengobatan yang harus dijalani oleh penderita skizofrenia harus dilakukan seumur hidup, untuk menekan gejala dan memudahkan mereka untuk hidup secara normal.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari