Menuju konten utama

Apa Itu PFN BUMN, Sejarah, dan Produksi Film Apa Saja?

Apa itu PFN BUMN, sejarah, dan produksi film apa saja? Berikut ulasannya.

Apa Itu PFN BUMN, Sejarah, dan Produksi Film Apa Saja?
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad (kanan) bersama Direktur Utama PT Produksi Film Nasional Riefian Fajarsyah atau Ifan Seventeen (kiri), Ketua Komisi VI DPR Anggia Erma Rini (kanan), anggota Komisi VI DPR Mufti Anam (tengah) melihat Kantor PT Produksi Film Nasional di Jakarta, Jumat (14/3/2025).ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nym.

tirto.id - Produksi Film Negara (FPN) kembali menjadi perbincangan publik usai Ifan Seventeen ditunjuk sebagai Direktur Utama yang baru. Penunjukan tersebut menimbulkan pro-kontra publik.

Pasalnya, sosok yang memiliki nama asli Riefian Fajarsyah itu lebih banyak berkecimpung di dunia hiburan sebagai vokalis band.

Lantas, apa itu PFN BUMN, sejarah, dan produksi film apa saja? Simak ulasan lengkapnya pada artikel berikut.

Apa itu Produksi Film Negara (FPN)?

Setelah berubah bentuk dari menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) di era kepemimpinan ke dua Jokowi, PFN kini memiliki peran yang lebih strategis.

Kini, PFN tidak lagi fokus pada produksi film secara langsung. Melainkan beralih menjadi fasilitator dan pendukung bagi para sineas Indonesia.

Berdasarkan amanat PP 42/2023 PFN kini berperan menjadi perusahaan film facilitation and services terkemuka di regional.

Dilansir dari laman resminya, PFN memiliki tiga peran penting yaitu manage fund, development people, dan orchestrator film & content.

PFN berperan dalam mengelola pembiayaan film dan konten untuk pemerintah (kementerian/ lembaga), BUMN, sektor swasta dan pelaku industri perfilman.

Kini, PFN telah aktif mendukung production house dalam proses produksi, meski proses perizinan untuk menjadi lembaga pembiayaan murni belum juga rampung.

PFN juga berperan dalam mengembangkan talenta film dan konten yang mendorong kemampuan daya kreatif dan inovasi di film dan konten.

PFN menyediakan beragam pelatihan kepada para profesional di bidang perfilman. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM di industri perfilman Indonesia.

PFN juga focus pada mengorkestrasi ekosistem film & konten untuk memajukan industry perfilman Indonesia.

Artinya, PFN sangat mungkin berperan sebagai production house aggregator, content curator, dan distribution channel syndication yang menghubungkan berbagai elemen perfilman.

Sejarah Berdirinya PFN

Dilansir dari laman resmi PFN, Cikal bakal PFN sebenarnya telah ada sejak tahun 1934, dengan nama Java Pacific Film oleh Albert Balink.

JPF kemudian berubah menjadi Algemeen Nederlandsch Indisch Filmsyndicaat (ANIF)/Sindikat Umum Film Hindia Belanda pada 1936.

Pada tahun 1943, ANIF diambil-alih Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang. Namanya kemudian diubah menjadi Nippon Eiga Sha/Perusahaan Film Jepang.

Di era pasca kemerdekaan, tepatnya pada 6 Oktober 1945, RM Soetarto mendirikan Perusahaan Umum Produksi Film Negara (PT PFN) sebagai Berita Film Indonesia (BFI). Pendirian BFI kala itu disaksikan Menteri Penerangan, Amir Syarifuddin, menurut laporan Tirto.

Pada tahun 1950. BFI resmi bergabung menjadi lembaga di bawah Kementerian Penerangan. Pada saat itulah BFI menjadi Perusahaan Pilem Negara (PPN) lalu berganti menjadi Perusahaan Film Negara (PFN)

Kemudian, pada tanggal 16 Agustus 1975, Kementerian Penerangan memutuskan untuk menjadikan PFN sebagai Pusat Produksi Film Negara (PPFN).

Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Menteri Penerangan Nomor 55B/MENPEN/1975. PPFN bergabung di bawah Direktorat Jenderal Radio Televisi dan Film (RTF) Departemen Penerangan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT).

Pada 1988, status PPFN lantas berubah menjadi BUMN. Terbaru pada 12 Oktober 2023, dilakukan penandatanganan akta pendirian PT Produksi Film Negara (Persero) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta.

Penandatanganan tersebut sebai tindak lanjut dari PP 42/2023 (10 Agustus 2023), tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Umum (Perum) PFN menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) yang ditandatangani oleh Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi).

PFN Produksi Film Apa Saja?

Salah satu film terkenal yang diproduksi oleh ialah ‘Si Unyil (1981)’. Seri televisi anak-anak itu berlanjut dengan Animasi Petualangan Si Unyil (2019).

Selain memproduksi film, PFN juga pernah bekerjasama dengan Hanung Bramantyo yang mengahsilkan film pendek ‘Positif (2020)’ yang berdurasi 38 menit.

Berikut merupakan beberapa haisil produksi PFN:

  • Film klasik: Pelangi di Nusa Laut (1992), Surat Untuk Bidadari (1992), Operasi Trisula (1986), Djakarta 66 (1986), Pengkhianatan G30S/PKI, Kereta Api Terakhir (1981), Serangan Fajar (1981), Harmonikaku (1979), Yuyun Pasien Rumah Sakit Jiwa (1979), Si Nila (1979), Djajaprana (1955), Si Melati (1954), Belenggu Masyarakat (1953), Si Pintjang (1951), Inspektur Rachman (1950), Antara Bumi dan Langit (1936)
  • Film pendek: Isolasi & Spaghetti, Menantu Pilihan Bapak, Positif, Riuh, Serangan Fajar, Ulang Tahun Pernikahan, Meja Makan, Ride to Farm, Bukan Sekedar Kata Kasar
  • Program TV: Corat-Coret (2020), Animasi Petualangan Si Unyil (2019), Si Unyil (1981)
  • Film layar lebar: Kuambil Lagi Hatiku (2019), Anak Titipan Setan (2023)

Baca juga artikel terkait PROFIL atau tulisan lainnya dari Sarah Rahma Agustin

tirto.id - Edusains
Kontributor: Sarah Rahma Agustin
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo