Menuju konten utama

Apa Itu Penyakit Adhesion Colic & Gejala yang Perlu Diwaspadai

Mengenal apa itu penyakit Adhesion Colic dan gejalanya yang perlu diwaspadai.

Apa Itu Penyakit Adhesion Colic & Gejala yang Perlu Diwaspadai
Adhesion colic. foto/istockphoto

tirto.id - Adhesion colic adalah kondisi medis di mana kumpulan jaringan parut, seperti bekas luka, menyebabkan organ dalam (umumnya usus) menempel satu sama lain atau saling melekat ke dinding perut.

Hal ini membuat organ dalam yang saling melekat itu tidak dapat bergerak bebas.

Menurut laman DocDoc, kondisi ini merupakan komplikasi umum dari operasi perut, yang dialami oleh lebih dari 90% pasien operasi ini.

Namun, tidak semua kasus menimbulkan ancaman medis serius. Banyak juga pasien operasi perut yang tidak memerlukan pengobatan untuk adhesion colic ini.

Adhesion colic atau pelekatan abdomen ini terbentuk beberapa hari setelah operasi. Kebanyakan tidak menimbulkan gejala apa pun, sampai akhirnya gerak usus (biasanya usus kecil) menjadi terbatas.

Hal ini bisa terjadi hingga berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah operasi.

Jika Anda mengalami adhesion colic dan tidak segera diatasi, maka bisa terjadi penyumbatan, yang menyebabkan makanan, cairan, gas, dan asam lambung menumpuk. Akibatnya usus bisa pecah.

Saat ini terjadi, bakteri dan isi usus yang berbahaya akan bocor ke dalam rongga perut.

Penyebab Adhesion Colic

Dilansir Healthline, adhesion colic disebabkan oleh adanya trauma pada perut Anda. Namun, adhesion colic ini paling banyak disebabkan dari efek samping operasi perut.

Adhesi atau gumpalan jaringan parut yang terbentuk di dalam tubuh yang disebabkan oleh pembedahan, lebih mungkin menyebabkan gejala dibandingkan jenis adhesi lainnya.

Namun, Anda juga bisa tidak merasakan gejala sama sekali. Jika seperti ini, maka adhesion colic ini tidak perlu diobati.

Selama operasi perut, seperti dilansir dari DocDoc, perlekatan abdomen atau adhesion colic bisa terjadi karena:

  • Bersentuhan dengan alat bedah, seperti perban dan sarung tangan;
  • Organ dan jaringan perut mengalami dehidrasi;
  • Prosedur insisi;
  • Gumpalan darah tidak diangkat selama atau setelah operasi.
Selain operasi, adanya infeksi atau kondisi yang menyebabkan peradangan juga dapat menyebabkan adhesion colic, di antaranya adalah:

  • Penyakit Crohn
  • Endometriosis
  • Penyakit radang panggul
  • Peritonitis atau infeksi yang menyebar hingga selaput organ perut
  • Penyakit divertikular
  • Kanker
Adhesion atau pelekatan ini juga sering terbentuk pada lapisan dalam perut. Pelekatan ini juga dapat berkembang di antara:

  • Organ
  • Usus
  • Dinding perut
  • Saluran tuba atau fallopian tubes

Gejala Adhesion Colic yang Perlu Diwaspadai

Pada umumnya, banyak penderita adhesion colic yang tidak merasakan gejala apa pun. Gejala baru akan terasa bila terjadi obstruksi usus.

Berikut adalah beberapa gejala adhesion colic yang mungkin akan muncul:

  • Mual
  • Nyeri atau kram perut yang sangat parah
  • Muntah
  • Perut kembung
  • Perut membengkak
  • Sembelit
  • Tidak dapat buang angin
Menurut Healthline, adhesion colic dapat menyebabkan masalah pencernaan, hingga menyumbat usus.

Pelekatan abdomen ini dapat menjepit sebagian usus, sehingga menyebabkan obstruksi usus. Obstruksi usus dapat memunculkan sejumlah gejala, seperti:

  • Mual
  • Muntah
  • Ketidakmampuan untuk mengeluarkan gas atau tinja
  • Bengkak di sekitar perut
  • Dehidrasi
  • Nyeri dan kram
Selain itu, adhesion colic juga dapat menyebabkan masalah pada sistem reproduksi wanita, yaitu dengan menyumbat ovarium atau saluran tuba. Penyumbatan ini dapat memunculkan gejala yaitu rasa sakit saat melakukan hubungan seksual.

Baca juga artikel terkait ADHESION COLIC atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno