Menuju konten utama

Apa Itu Mutasi Corona D614G yang Diyakini 10 Kali Lebih Menular?

Mengenal mutasi virus corona D614G yang disebut 10 kali lebih menular dari SARS-CoV-2.

Apa Itu Mutasi Corona D614G yang Diyakini 10 Kali Lebih Menular?
Ilustrasi Corona. foto/istockphto

tirto.id - Mutasi virus corona, yang diyakini lebih menular daripada jenis asli dari Wuhan di Cina, telah muncul di beberapa bagian Asia. Mutasi virus ini dikenal sebagai D614G, strain tersebut baru-baru ini terdeteksi di Malaysia dan Filipina.

Menteri Kesehatan Malaysia Dr Noor Hisham Abdullah pada 21 Agustus 2020 mengatakan dalam sebuah unggahan di Facebook: "[Jenis virus] ditemukan 10 kali lebih menginfeksi dan lebih mudah disebarkan oleh individu," demikian dikutip South China Morning Post.

Menurutnya, D614G telah terdeteksi pada setidaknya tiga dari 45 kasus di sebuah klaster yang dimulai dari pemilik restoran yang baru kembali dari India, setelah melakukan karantina selama 14 hari.

Mutasi D614G pertama kali terdeteksi pada Februari di Eropa dan sejak itu menjadi varian dominan SARS-CoV-2, yang ditemukan pada sampel usap (swab) di seluruh dunia. Menurut beberapa peneliti, mutasi dianggap telah memberi virus semacam keunggulan biologis yang memungkinkan penyebaran global.

Apa Itu Mutasi Corona D614G?

Mutasi virus corona D614G juga disebut mutasi "G" adalah variasi dari strain asli virus corona yang pertama kali dilaporkan di kota Wuhan, Cina pada Desember 2019. Sejak diketahui, virus tersebut bermutasi beberapa kali.

Sebuah studi bulan lalu oleh Universitas Bologna Italia menemukan, setidaknya ada enam jenis virus corona asli yang menyebabkan pandemi. Mutasi pertamanya, strain S, muncul di awal tahun ini. Strain G muncul mulai pertengahan Januari dan seterusnya.

Mutasi D614G sekarang menjadi bentuk dominan dalam pandemi Covid-19, membentuk sekitar 70 persen dari sekitar 50.000 genom virus yang diunggah dalam database bersama yang membawa mutasi tersebut.

Meskipun paling banyak ditemukan di Amerika Serikat dan Eropa, keberadaannya telah meningkat di Asia sejak Maret.

Dalam kasus strain D614G, mutasi terjadi ketika asam amino pada posisi 614 berubah dari D (asam aspartat) menjadi G (glisin). Alhasil, varian awal D614 dari Wuhan menjadi D614G.

Menurut Science Daily, virus SARS-CoV-2 secara keseluruhan memiliki tingkat mutasi yang rendah (jauh lebih rendah daripada virus yang menyebabkan influenza dan HIV-AIDS).

Varian D614G muncul sebagai bagian dari serangkaian empat mutasi terkait yang tampaknya muncul satu kali dan kemudian berpindah bersama di seluruh dunia sebagai rangkaian variasi yang konsisten.

Mutasi D614G Lebih Menular dari COVID-19?

Profesor Erica Ollmann Saphire dari La Jolla Institute mengatakan, meskipun pasien dengan virus G baru membawa lebih banyak salinan virus daripada pasien yang terinfeksi D, tidak ada peningkatan yang sesuai dalam tingkat keparahan penyakit.

Temuan ini menunjukkan, bentuk virus yang lebih baru mungkin lebih mudah ditularkan daripada bentuk aslinya - terlepas dari apakah kesimpulan itu akhirnya dikonfirmasi atau tidak, tetapi hal ini semakin menekankan kita untuk tetap memakai masker dan untuk menjaga jarak, ujar Bette Korber, ahli biologi teoritis di Los Alamos National Laboratory.

Studi yang dipimpin Korber menemukan, mutasi terjadi pada protein virus - bagian menonjol dari virus corona yang digunakan untuk memasuki sel manusia. Strain ditemukan lebih menular daripada D614.

Tim juga menemukan, pasien yang terinfeksi virus D614G membawa lebih banyak salinan virus daripada mereka yang terinfeksi jenis D614, yang mungkin menjelaskan mengapa virus lebih mudah ditularkan.

Sebuah studi terpisah pada bulan Juni oleh para peneliti dari The Scripps Research Institute di AS juga menemukan, D164G 10 kali lebih menular daripada strain aslinya karena lonjakan proteinnya lebih jarang pecah. Studi ini dipublikasikan di situs penelitian online bioRxiv dan belum ditinjau.

Namun, Professor Gavin Smith dari Singapore’s Duke-NUS’ Emerging Infectious Diseases Programme mengingatkan, studi ini mungkin tidak selalu diterjemahkan ke dalam apa yang terjadi pada manusia. Peneliti lain juga menunjukkan, studi ini hanya memberi kesan, tetapi tidak membuktikan jenis D614G lebih menular.

Studi oleh Dr Korber yang dipublikasikan di Science Daily ini juga menemukan, strain tersebut tidak lebih mematikan dibandingkan dengan yang lain. Ditemukan, tingkat rawat inap lebih bergantung pada faktor-faktor seperti usia dan jenis kelamin.

Smith mengatakan, tidak ada bukti yang menunjukkan jenis D614G lebih mematikan. Strain tersebut menjadi dominan karena mereka yang memiliki strain tersebut telah memasuki negara-negara di mana penyebaran virus tidak terkontrol dengan baik.

Menurut Smith, vaksin akan tetap efektif melawan jenis ini karena tidak menargetkan bagian dari genom yang terkena. Protein lonjakan memiliki "tangkai" dan "kepala". Antibodi dari vaksin menempel di kepala untuk mencegah virus menginfeksi sel manusia.

Namun, karena mutasi untuk D614G terjadi pada “tangkai”, hal ini tidak akan mempengaruhi cara kerja vaksin, kata Smith.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH