tirto.id - Pedagang yang menjual minuman tebu dengan memeras batangnya tak jarang ditemui di pinggir jalan. Pun, masyarakat kerap mengonsumsi es tebu untuk menangkal haus di tengah cuaca yang panas, bahkan ada juga yang langsung menyesap batang tebu demi memperoleh sarinya.
Mengenai sari tebu, beredar informasi di jagat maya yang menyebut kalau minuman itu memiliki masa kedaluwarsa paling singkat di dunia. Akun Instagram bernama “surip.haryanto779”, misalnya, menyebarkan narasi tersebut dalam bentuk video kurang dari satu menit.
Menurut video, masa kedaluwarsa es tebu terbilang singkat, karena minuman ini mengalami proses oksidasi yang sangat cepat, sehingga setelah lebih dari 15 menit, minuman es tebu akan berubah menjadi racun yang membahayakan kesehatan tubuh.
"Maka dari itu, para pedagang es tebu kerap kali menyarankan agar minuman tersebut dihabiskan di tempat oleh konsumennya,” kata narator video.
Video yang diunggah pada Selasa (25/6/2024) ini sudah disukai oleh 6.020 orang dan memperolah 143 komentar, per Rabu (3/7/2024). Alih-alih mempercayai klaim yang disebarkan, kebanyakan warganet di kolom komentar justru sangsi dan membagikan pengalaman positifnya minum es tebu lebih dari waktu yang disebutkan.
Namun, unggahan semacam itu tak hanya ditemui di Instagram. Narasi identik juga ditemukan di TikTok, seperti bisa dilihat di sini.
Lantas, bagaimana faktanya?
Penelusuran Fakta
Untuk memverifikasi klaim ini, Tirto mencoba menghubungi ahli gizi sekaligus pengurus Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Ati Nirwanawati. Ia membantah klaim bahwa air tebu akan kedaluwarsa dalam jangka waktu 15 menit setelah diperas.
“Kita beli [es tebu] didiamkan dalam waktu 15 menit langsung jadi racun ya enggaklah, nggak secepet itu. Yang penting [tebunya] fresh ya, entah baru diperas, atau batang tebunya. Karena kalau batangnya lama, 'kan suka ada jamur,” katanya saat dihubungi Tirto, Rabu (3/7/2024).
Kendati begitu, Ati tak bisa memastikan maksimal waktu ketika air tebu ditaruh di suhu ruang. Menurutnya, masalahnya bukan terletak pada air tebunya, tapi ditakutnya ada bakteri, sehingga ketika membeli es tebu sebaiknya langsung dihabiskan atau disimpan dalam lemari es jika tidak segera dikonsumsi.
“Umur simpan air tebu untuk dikonsumsi paling lama 4 hari pada penyimpanan kemasan plastik [di dalam] suhu rendah 10 ºC,” sambungnya.
Ahli Gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Toto Sudargo, pun sependapat. Menurutnya, air gula termasuk bahan yang awet untuk disimpan, sehingga banyak makanan awetan menggunakan gula, seperti contoh manisan.
Sementara sari tebu yang sering dijual oleh pedagang di pinggir jalan bakal lebih awet jika diberi es batu. Pasalnya, es batu atau proses pendinginan di dalam kulkas akan memperlambat tumbuhnya mikroorganisme seperti jamur yang menyebabkan air tebu cepat basi.
“Untuk mengurangi kerusakan pada perasan tebu, saya sarankan dengan es batu. Tetapi es batu yang bisa diminum, bukan dari air mentah,” ujar Toto, mengutip Kompas, Sabtu (8/6/2024).
Adapun air tebu yang sudah tidak layak konsumsi memiliki beberapa tanda, salah satunya muncul buih-buih, lantaran air tebu yang sudah basi akan menimbulkan gas. Kemudian, baunya juga seperti gas dari alkohol dan rasanya cenderung kecut.
Sebuah studi yang dilakukan Luthfia, dkk berjudul “Pengaruh Variasi Suhu dan Lama Penyimpanan Air Tebu Terhadap Angka Lempeng Total” yang dimuat dalam Jurnal Kesehatan Tambusai (2023) menunjukkan kalau penyimpanan air tebu lebih baik disimpan pada suhu pendingin jika tidak langsung dikonsumsi karena nilai angka kuman pada suhu pendingin lebih rendah dibandingkan suhu ruang.
Semakin lama air tebu disimpan juga membuktikan semakin tinggi jumlah kuman yang tumbuh. Air tebu yang disimpan dalam suhu ruang (20-25°C) selama 2 jam disebut mengalami pertumbuhan bakteri dengan nilai lebih rendah ketimbang air tebu yang disimpan dalam kurun waktu 6 jam.
“Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebersihan minuman air tebu diantaranya adalah kebersihan penjual, peralatan dan bahan serta pengolahan. Faktor kebersihan ini dapat menjadi sumber kontaminasi mikroba pada sampel,” tulis penelitian tersebut.
Air tebu sendiri sebenarnya mengandung beragam nutrisi yang memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan tubuh. Menukil artikel Alodokter yang telah ditinjau oleh dr. Kevin Adrian, di dalam 100 ml air tebu, terkandung sekira 80 kalori, karbohidrat, gula, protein, kalsium, kalium, magnesium, dan zat besi.
Kandungan nutrisi itu disebut bermanfaat untuk meningkatkan energi, menangkal efek radikal, melancarkan sistem pencernaan, memelihara kesehatan hati, menjaga fungsi ginjal, dan mengurangi risiko kanker, seperti kanker prostat dan kanker payudara. Meski demikian, studi mengenai manfaat air tebu untuk mencegah kanker masih sangat terbatas.
Kandungan gula alami sukrosa dan fruktosa dalam air tebu dapat menghasilkan energi bagi tubuh, sehingga bisa bikin lebih bersemangat dalam beraktivitas. Selain itu, air tebu juga dapat mencegah dehidrasi.
Oleh karenanya, air tebu cocok diminum saat sedang kelelahan atau setelah berolahraga agar tubuh bisa kembali segar.
Terlepas dari manfaatnya yang beragam, air tebu tidak disarankan untuk dikonsumsi berlebihan. Konsumsi air tebu juga perlu dibatasi oleh penderita diabetes. Hal ini dikarenakan kandungan gula di dalam air tebu cukup tinggi, sehingga bisa menaikkan kadar gula darah secara signifikan.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, klaim es tebu kedaluwarsa dan menjadi racun dalam waktu 15 menit setelah diperas bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Ati Nirwanawati selaku ahli gizi sekaligus pengurus Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) telah membantah klaim itu dan menyampaikan bahwa umur simpan air tebu di dalam suhu rendah 10 ºC atau di dalam kulkas bisa dikonsumsi paling lama 4 hari pada penyimpanan kemasan plastik.
Adapun air tebu yang sudah tidak layak konsumsi memiliki beberapa tanda, salah satunya muncul buih-buih, lantaran air tebu yang sudah basi akan menimbulkan gas. Kemudian, baunya juga seperti gas dari alkohol dan rasanya cenderung kecut.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email [email protected].
Editor: Farida Susanty