Menuju konten utama

Apa Beda Norovirus dengan Keracunan Makanan?

Menurut Center of Disease Control and Prevention (CDC) norovirus adalah penyebab paling umum dari gastroenteritis (radang perut) akut atau flu perut.

Apa Beda Norovirus dengan Keracunan Makanan?
Ilustrasi Norovirus. foto/istockphoto

tirto.id - Wabah Norovirus yang melanda Cina belakangan ini menuai banyak perhatian publik. Hal ini diiringi dengan kecurigaan mengenai apakah Norovirus sama dengan virus Corona jenis baru yang saat ini menjadi pandemi, dan jawabannya adalah tidak.

Berbeda dengan virus Corona jenis baru yang menyerang sistem pernapasan, Norovirus menginfeksi sistem pencernaan.

Menurut Center of Disease Control and Prevention (CDC) Norovirus adalah penyebab paling umum dari gastroenteritis (radang perut) akut atau flu perut.

Setidaknya, terjadi 685 juta kasus infeksi Norovirus di dunia setiap tahunnya, dengan 200 juta kasus di antaranya dialami oleh balita.

Jumlah kasus infeksi Norovirus meningkat pada musim dingin, sehingga Norovirus juga dikenal dengan "kuman diare musim dingin."

Infeksi Norovirus ditandai dengan gejala mual, muntah, diare, dan sakit perut. Penderita juga mungkin mengalami sakit kepala, demam, dan pegal-pegal. Infeksi Norovirus memiliki gejala yang mirip dengan keracunan makanan.

Lalu, apa yang membedakan infeksi Norovirus dengan keracunan makanan?

Penyebab infeksi

Penyebab paling umum keracunan makanan adalah bakteri Salmonella, Staphylococcus aureus, dan E.coli.

Bakteri-bakteri tersebut biasanya mengontaminasi makanan-makanan seperti telur mentah, keju yang tidak dipasteurisasi, air mentah, sayuran yang tidak dicuci, susu, dan makanan mentah atu setengah matang lainnya.

Berbeda dengan Norovirus, yang disebabkan oleh virus tentunya, dapat menginfeksi melalui penularan dari penderita.

Norovirus dapat ditularkan melalui kotoran, air liur, atau zat muntahan yang terdapat virus di dalamnya.

Waktu kemunculan gejala

Norovirus, seperti kebanyakan virus lainnya, membutuhkan waktu inkubasi sebelum menginfeksi penderitanya.

"Gejala (sakit perut yang disebabkan virus) bisa memakan waktu beberapa hari untuk berkembang," tulis Dr. Joseph DiFranza, seperti yang dikutip dari Reliant Medical Group.

Sementara pada keracunan makanan, gejala menyerang lebih cepat. Gejala keracunan makanan bisa muncul dalam enam jam setelah makan.

Biasanya, keracunan makanan terjadi pada lebih dari satu orang pada satu waktu.

Perbedaan gejala

Meski memiliki gejala umum yang mirip, masih ada beberapa cara untuk membedakan antara gejala sakit perut akibat Norovirus dengan keracunan makanan.

Berikut ini beberapa perbedaannya menurut Dr. DiFranza:

    • Keracunan makanan lebih mungkin mengalami diare disertai darah
    • Muntah atau kondisi saat isi perut seperti didorong dengan paksa yang menyebabkan semburan yang lebih pendek dan lebih keras daripada jenis muntah lainnya adalah gejala Norovirus. Begitu pula dengan kram perut.
    • Norovirus membutuhkan waktu sebelum gejala muncul. Namun, biasanya akan sembuh dalam waktu 24 hingga 28 jam setelah gejala mulai
    • Keracunan makanan seringkali berlangsung lebih lama dan menyerang lebih dari satu orang dalam satu waktu. Inilah yang membuat keracunan makanan dapat dilacak sumbernya.
    • Gejala demam, sakit kepala, dan sakit perut lebih mungkin dialami oleh penderita Norovirus
Baik Norovirus dan keracunan makanan bisa sama-sama membahayakan jika tidak ditangani dengan tepat.

Tetap terhidrasi dengan minum banyak cairan merupakan penanganan tepat untuk kedua kondisi tersebut.

Selain itu, segera hubungi dokter jika gejala muntah dan diare terlalu parah atau terus muncul selama lebih dari tiga hari.

Baca juga artikel terkait NOROVIRUS atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari