tirto.id - Semakin banyak fitur di mobil kadang membuat repot untuk mengoperasikannya. Apalagi jika Anda harus menyalakan atau mengaktifkan sesuatu saat sedang menyetir di jalan. Tapi, bagaimana jika Anda bisa meminta mobil untuk melakukannya sendiri sesuai dengan perintah?
Hal ini coba dipraktikkan seorang pria dalam sebuah video yang tampak berbicara sendiri di dalam mobil. Ia berkata, “Halo Wuling, tolong buka sunroof.” Seketika mobil menjawab, “Oke, membuka sunroof.” Keinginan pria itu benar-benar dilakukan oleh mobil cukup dengan memerintahnya.
Dalam keterangan resmi Wuling (11/7), SUV Almaz yang meluncur awal tahun ini sekarang mendapat tambahan fitur baru salah satunya berupa voice command. Tak seperti yang dimiliki sejumlah produsen mobil, Wuling menjulukinya Wind (Wuling Indonesian Command). Teknologi ini merupakan fitur perintah suara pertama berbahasa Indonesia.
Cindy Cai, Vice President Wuling Motors, mengatakan Wuling Almaz jadi produk pertama yang menggunakan fitur Wind. “Mengenai peluncurannya, kami akan perkenalkan secara resmi di GIIAS 2019,” terangnya dalam rilis yang diterima Tirto.
Untuk menggaet konsumen Indonesia, kedua produsen Cina seperti diketahui membanderol produk-produknya dengan harga menarik. Seperti diketahui, Wuling Almaz dipatok Rp318 juta (saat awal meluncur) dan DFSK Glory 580 Rp380 juta (tipe teratas). Harga ini jelas lebih murah ketimbang SUV sejenis dari produsen Jepang yang biasanya dipatok sekitar Rp400 jutaan hingga Rp500 jutaan.
Baru-baru ini strategi menarik yang disiapkan adalah menyematkan fitur-fitur canggih, seperti teknologi Wind milik Wuling. Penerapan teknologi berbasis artificial intelligence itu rupanya turut mengundang minat produsen asal Cina lainnya seperti DFSK.
Menurut Marketing General Manager PT Sokonindo Automobile, Permata Islam, fitur tersebut bakal dijuluki I-Auto. “Itu akan dihadirkan di GIIAS 2019, dan ini adalah mobil pintar pertama DFSK di Indonesia,” katanya saat ditemui di kantor pusat DFSK, Jumat (12/7).
Belum ada rincian resmi soal fitur terbaru yang rencananya akan disematkan pada DFSK Glory 580. Namun pria yang disapa Arta ini menyebutkan bahwa I-Auto akan mengintegrasikan seluruh fitur yang ada di dalam mobil. “Ada intelligence assistance yang kita hubungkan dengan fitur-fitur seperti panoramic roof, kaca, bagasi, dan lain-lain,” jelasnya.
Indonesia Basis Ekspor
Dengan berbagai keuntungan buat konsumen, dari segi harga, fitur, hingga layanan garansi lima tahun (Wuling) dan tujuh tahun (DFSK). Penjualan SUV Cina rupanya mengalami tren peningkatan yang signifikan sejak awal tahun 2019.
Melansir data wholesales yang dikeluarkan Gaikindo, perolehan SUV DFSK yang diwakili Glory 580 dan 560 pada periode Januari sampai Mei 2019 terus mengalami peningkatan. Dari 30 unit di bulan Januari, menjadi 353 unit pada Mei, dan totalnya selama lima bulan pertama tahun ini mencapai 654 unit.
Sementara Almaz rupanya jadi SUV pabrikan Cina paling sukses selama periode tersebut. Sejak meluncur di bulan Februari sampai Mei kemarin penjualannya telah menyentuh angka 2.723 unit. Bahkan perolehan di bulan Mei 2019 mencatat 1.130 unit, yang berhasil menyalip dua nama besar produsen Jepang di kelas medium SUV seperti Honda CR-V (750 unit) dan Mazda CX-5 (193 unit).
Tak hanya soal penjualan, kedua pabrikan Cina juga punya ambisi besar untuk mengekspor produknya ke mancanegara. Apalagi Wuling dan DFSK juga disebut punya investasi besar pada awal kemunculannya di pasar otomotif Indonesia, sehingga rencana jangka panjang sudah menjadi harga mati bagi mereka.
Artha misalnya menjelaskan, DFSK sejak pertama hadir telah mengeluarkan dana hingga 150 juta dolar AS atau sekitar Rp2,1 triliun (kurs Rp14.000) untuk pembangunan pabrik di Cikande, Banten dan jaringan bisnis di seluruh Indonesia.
Selain melakukan penetrasi di dalam negeri, DFSK juga telah memulai pengiriman kendaraan ke beberapa negara di Asia. Ia menyebutkan Banglades, Nepal, Hongkong, dan Sri Lanka telah menjadi negara tujuan Glory 580 buatan Indonesia.
Selain itu ke depannya pasar Malaysia dan Thailand juga tengah dijajaki untuk ekspor. “DFSK masuk ke Indonesia melalui tiga langkah, yaitu berakar di Indonesia, ekspansi ke Asia Tenggara, dan terdistribusi ke seluruh dunia,” ujar Artha.
Malah, pikap DFSK Supercab yang dirancang dan diproduksi khusus untuk pasar dalam negeri juga telah diekspor ke Filipina dan Cina. “Memang dasarnya buat Indonesia, tapi setelah diriset ternyata cocok juga untuk pasar Cina, jadi kenapa tidak kami kirim ke sana,” tambahnya.
Sementara Wuling telah mengkonfirmasi bakal mengirim SUV berlabel Chevrolet Captiva ke Thailand. SUV yang masih satu basis dengan Almaz ini akan diekspor dari pabrik Wuling Motors di Cikarang, Jawa Barat pada kuartal keempat tahun ini.
Di sela-sela acara ulang tahun ke-2 Wuling Motors Indonesia (11/7), Cindy Cai mengatakan jika kuota ekspor akan menyesuaikan dengan permintaan. Sebagai awalan, Wuling baru akan mengirim SUV Almaz, namun tidak menutup kemungkinan bakal ada produk lain juga yang akan segera dikirim ke luar negeri.
“Kami sedang prepare dengan sangat matang. Wuling Almaz yang akan diekspor mencakup kapasitas lima dan tujuh penumpang. Hanya ada sedikit perbedaan pada spesifikasinya, namun dari sisi fitur tidak ada perbedaan,” katanya seperti dilansir dari Antara.
Editor: Windu Jusuf