Menuju konten utama

Anak Tidur Siang di Sekolah, Kenapa Tidak?

Riset menyebutkan anak-anak yang tidur siang cenderung mempunyai kecerdasan verbal dan prestasi akademik lebih baik.

Anak Tidur Siang di Sekolah, Kenapa Tidak?
Header Diajeng Anak Tidur Siang. tirto.id/Quita

tirto.id - Bagi kita yang sudah menginjak usia dewasa, tidur siang tentunya menjadi suatu kemewahan.

Weekend, tak bisa dimungkiri, adalah waktu untuk balas dendam dengan tidur sepuasnya. Merebaknya riset tentang pentingnya tidur siang mendorong sejumlah perusahaan di beberapa negara, seperti Jepang dan Cina untuk menyediakan waktu tidur siang sekejap bagi pegawainya.

Tak ketinggalan, hal serupa bisa ditemui di Indonesia—dan kejadiannya ada di ruang kelas.

Yup, beberapa waktu silam SD Muhammadiyah IV Sidoarjo, Jawa Timur membuat kebijakan jam khusus untuk tidur siang. Seperti diberitakan CNN Indonesia, mata pelajaran tidur siang ini bersifat wajib.

Pasalnya, murid-murid sering minta dipulangkan lebih awal karena mereka sering kelelahan padahal sekolah menggunakan sistem full day. Dengan wajib tidur selama satu jam, anak-anak diharapkan dapat mengikuti pelajaran dengan kondisi lebih segar.

Meskipun terdengar aneh, praktik tidur di sekolah dapat kamu temui juga di Prefektur Fukuoka, Jepang. Di sana, murid-murid sekolah menengah dilaporkan dapat tidur menelungkup di atas meja di kelas. Guru biasanya akan meredupkan lampu agar mereka tidur dengan kualitas yang baik. Demikian Washington Post pernah mewartakan pada 2006.

Masih soal tidur di sekolah, pemerintah negara bagian New York, Amerika Serikat mengeluarkan imbauan pada lembaga pendidikan anak usia dini agar menerapkan tidur siang bagi anak-anak prasekolah, termasuk yang berada di penitipan anak program full day.

Header Diajeng Anak Tidur Siang

Header Diajeng Anak Tidur Siang. foto/IStockphoto

Tahun 2021, kementerian pendidikan di Cina merilis panduan aturan tidur bagi anak usia sekolah, termasuk urusan tidur siang. Seperti dilansir China Daily, setidaknya 21 ribu murid SD di Handan, provinsi Hebei, selalu merasa antusias saat jarum jam menunjuk pukul 12.30 karena akan diminta gurunya untuk mengubah meja dan kursi menjadi area tidur.

Tidur siang ini kini menjadi isu penting untuk anak-anak usia sekolah. Sebab terpenuhinya kebutuhan tidur berkaitan erat dengan kesehatan fisik dan mental anak. Dalam kondisi sehat fisik dan mental, anak-anak akan lebih mudah belajar.

Anak-anak memiliki kebutuhan tidur lebih banyak dari orang dewasa. Itu sebabnya, berapa jam kebutuhan tidur seseorang sangat tergantung usianya.

Anak usia 3 sampai 6 tahun membutuhkan waktu tidur sebanyak 11 sampai 13 jam yang terbagi menjadi tidur malam dan tidur siang.

Semakin besar usia anak, semakin berkurang kebutuhan tidurnya. Menurut panduan Kemenkes RI Unit Pelayanan Kesehatan, rata-rata kebutuhan tidur anak usia sekolah adalah 10 jam, kemudian berkurang pada usia 12 sampai 18 tahun yaitu 8 sampai 9 jam.

Sarah de Sparks dalam Education Week menulis, tidur siang diperlukan anak usia balita untuk membersihkan ruang-ruang di otaknya.

Marc Weissbluth, spesialis tidur anak di Children’s Memorial Hospital Chicago, menemukan bahwa pada usia empat tahun, nyaris 60 persen anak masih tidur siang sekali sehari. Pada usia lima tahun, hanya satu dari tiga anak yang tidur siang, dan satu dari sepuluh anak usia enam tahun yang melakukannya.

Di usia-usia tersebut, tidur siang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan yang pesat di hipokampus, yaitu wilayah otak yang mengatur emosi, pembelajaran dan daya ingat.

Peneliti menemukan, anak-anak yang tidur siang beberapa kali dalam seminggu menunjukkan aktivitas yang kurang matang di wilayah otak tersebut, dan hubungannya dengan wilayah otak lain yang berkaitan dengan berpikir kritis.

Apa yang terjadi pada otak anak saat tidur siang? Ketika tidur siang selama 60 sampai 90 menit, terjadi ledakan aktivitas listrik yang padat dan cepat. Hal itu terjadi saat otak mengukuhkan apa yang baru saja dipelajari ke dalam ingatan jangka panjang. Artinya, tidur siang dapat mendongkrak kapasitas daya ingat.

Header Diajeng Anak Tidur Siang

Header Diajeng Anak Tidur Siang. foto/istockphoto

Eits, tapi apa betul tidur siang di sekolah dapat mengukuhkan ingatan jangka panjang?

Menurut riset oleh Nathalia Lemos dkk yang terbit di jurnal Frontiers in System Neuroscience (2018), tidur siang di sekolah dapat meningkatkan durasi declarative memory yang dipelajari remaja usia 10 sampai 15 tahun. Declarative memory atau ingatan jangka panjang adalah ingatan yang kita munculkan kembali ke kesadaran untuk digunakan dengan sengaja, atau mengingat sesuatu dengan sadar.

Riset menarik lainnya oleh peneliti University of Pennsylvania di jurnal Sleep (2019) menyebutkan, tidur siang dikaitkan dengan kebahagiaan, ketabahan, dan pengendalian diri yang lebih tinggi, berkurangnya masalah perilaku internalisasi atau perilaku yang diperoleh dari proses penanaman nilai-nilai, kecerdasan verbal yang lebih tinggi, dan prestasi akademik yang lebih baik.

Dibandingkan anak yang tidak tidur siang, anak yang tidur siang mengalami penurunan masalah perilaku internalisasi.

Pendeknya, tidur siang secara teratur pada remaja berdampak pada kesehatan psikologis yang lebih baik, kemampuan berpikir yang lebih baik, dan berkurangnya masalah emosional atau perilaku.

Ingin anak cerdas, penuhi kebutuhan tidurnya, ya!

Baca juga artikel terkait LYFE atau tulisan lainnya dari Imma Rachmani

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Imma Rachmani
Penulis: Imma Rachmani
Editor: Sekar Kinasih