Menuju konten utama

Ahok Memilih Habiskan Waktu di Rumah Menandatangani Buku

Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) batal hadir dalam doa bersama di Rumah Lembang untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Ia memilih untuk menandatangani buku-buku yang mau dijual oleh relawan untuk keperluan kampanye.

 Ahok Memilih Habiskan Waktu di Rumah Menandatangani Buku
Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

tirto.id - Sejumlah warga berdatangan ke Rumah Lembang untuk mendukung dan mendoakan Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Namun Gubernur non-aktif Ahok tidak jadi hadir pagi ini di Rumah Lembang dan tetap berada di kediamannya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, terkait demo 2 Desember. Ahok memilih mempergunakan waktu untuk menandatangani buku-buku yang mau dijual oleh relawan untuk keperluan kampanye.

“Selamat pagi semuanya. Terima kasih atas perhatian dan dukungannya. Dan kedatangan di Lembang. Saya mohon maaf tidak bisa tiba disana karena kondisi lalulintas yang tidak memungkinkan untuk ke Lembang tepat waktu. Saya pergunakan waktu yang ada di rumah untuk menandatangani buku-buku yang mau dijual oleh relawan untuk keperluan kampanye patungan dengan rakyat. Harap maklum dan Terima kasih,” kata anggota tim pemenangan Basuki-Djarot, Clara Tampubolon saat membacakan pesan yang ditulis oleh Ahok untuk pendukungnya di Rumah Lembang, Jakarta, Jumat (2/12/2016).

Clara mengungkapkan Ahok terpaksa membatalkan kunjungannya ke Rumah Lembang atas saran dari tim pemenangan mengingat kondisi lalu lintas dari kediamannya di Kompleks Pantai Mutiara, Pluit Jakarta Utara menuju Menteng yang harus melalui Monas dan Bundaran Hotel Indonesia.

"Pak Basuki tinggal di Pantai Mutiara, Jakarta Utara, sehingga harus melintasi sekitar Monas dan Menteng. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka Pak Basuki hari ini tidak hadir di Rumah Lembang," ujar Clara.

Meski tak hadir, acara doa di Rumah Lembang tetap dilangsungkan. KH M. Nukman Basori (Gus Nukman), pengurus Baitul Muslimin Indonesia mengisi tausiyah dan do’a. Dalam tausiyahnya, Gus Nukman menjelaskan mengenai pemimpin daerah dan negara. "Kita harus bisa membedakan yang kita angkat itu pemimpin eksekutif, bukan pemimpin umat. Hal ini harusnya tidak dipertentangkan lagi dengan pendapat kita yang berbeda. Kita kembalikan saja semua itu kepada Allah SWT."

Bagi Gus Nukman, pendapat eksekutif tidak mempengaruhi ibadah atau puasa yang ia jalankan oleh umat selama ini dan tidak mempengaruhi ibadah atau puasanya. Pemimpin keagamaan tentu berbeda dengan pemimpin eksekutif, apalagi seperti Pilkada ini, jelas Gus Nukman.

Sementara itu, setiap harinya di Rumah Lembang ada sekitar 1000-1300an warga yang datang bertemu dengan Ahok dan Djarot untuk mengadukan masalah pelayanan publik, menyampaikan dukungan, doa dan berfoto bersama. “Rata-rata kami menyiapkan 600an porsi sarapan bubur ayam dan ketoprak di Rumah Lembang perhari,” ungkap Clara.

Hingga hari ke 15 kegiatan Kampanye Rakyat di Rumah Lembang tim penggalangan dana kampanye patungan mengumpulkan Rp 659.625.888,- sejak tanggal 16 November 2016 dan sudah dihadiri oleh 12.000an warga Jakarta dan sekitarnya.

Baca juga artikel terkait DEMO 2 DESEMBER atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Politik
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora