tirto.id - Dalam pernyataan penutup Debat Cagub DKI Jakarta 2017 II, Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menekankan meritokrasi dan menekankan bahwa rakyat adalah bos pasangan calon ini.
"Rakyat adalah bos kami," tegas Ahok di debat kedua, Kamis (27/1/2017), Jakarta.
"Kami bukan bicara saja mengenai meritokrasi, ketika oknum-oknum PNS melakukan pungli, ini sudah kita lawan semua, lima tahun ke depan, ketika PNS muda, mereka akan mencapai posisi-posisi yang baik, sehingga empati dan hasrat melayani itu akan terus ada. Kami yang menyusun UU ASN, kami akan mempertahankan meritokrasi," tutur Ahok.
Djarot juga menekankan perjuangan belum selesai dan ia meminta ijin bagi warga Jakarta untuk memilih pasangan ini kembali untuk menyelesaikan program-programnya.
"Sebentar lagi kita akan menikmati siapa yang bisa dibanggakan, bukan oleh warga Jakarta saja, karena Jakarta mampu mewujudkan pelayanan dengan hati. Jakarta mampu mewujudkan pelayanan yang bersih dan transparan, infrastruktur terbangun baik, dan keberpihakan yang jelas pada wong cilik, ijinkan kami untuk memimpin lagi dan jangan takut menentukan pilihan sesuai hati nurani," tambah Djarot.
Tiga pasangan calon mendapat pertanyaan yang sama soal komitmen membangun birokrasi yang profesional. Yang mendapat giliran pertama adalah Anies.
"Reformasi birokrasi akan berkala cepat dengan suasana kerja positif agar mau berkarya dan semua posisi baru dapat diiringi dengan integritas," jelas Anies.
Agus memaparkan bahwa pemimpin harus hadir dan menjadi contoh agar mengembangkan potensi mereka.
"Saya memiliki bekal militer. Kami berdasarkan merit system. Ada reward dan punishment," kata Agus.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri